Ilmu-ilmu dasar bidang kesehatan yang dilakukan dan dikembangkan secara sederhana sebelum tokoh-tokoh islam datang, merupakan hasil warisan dari era-era sebelumnya seperti Yunani, Mesir dan Cina. Pada era Yunani kuna, tokoh yang berpengaruh dalam bidang kesehatan adalah Hippocrates (450-370 SM), seorang dokter dari Yunani yang memperkenalkan ilmu kesehatan secara ilmiah. Kemudian pada abad ke-1 Masehi seorang dokter dan ahli botani dari Yunani bernama Dioscorides merupakan orang yang menggunakan ilmu botani sebagai ilmu farmasi terapan untuk pertama kali. Pada tahun 120-130 Masehi, seorang dokter yang bernama Galen berhasil menciptakan suatu sistem pengobatan.Â
Pada abad pertengahan, peradaban Yunani mengalami masa kegelapan, namun pada era ini justru menjadi abad yang gemilang bagi Agama Islam. Islam mengalami beberapa periode dalam perkembangan ilmu dalam bidang Kesehatan. Dimulai dari periode pertama, pada periode ini dilakukan penerjemahan literatur dari Bahasa Yunani ke Bahasa Arab yang dilakukan untuk pertama kalinya. Proses penerjemahan dilakukan selama dua abad dengan melibatkan banyak cendekiawan Muslim yaitu Jurjis Ibn Bakhtisliu, Yuhanna Ibn Masawaya, dan Hunain Ibn Ishak. Masa kejayaan ini ditandai dengan berdirinya beberapa rumah sakit besar yang digunakann untuk melakukan pengobatan pasien serta tempat pendidikan bagi dokter-dokter baru.Â
Sekolah kedokteran pertama kali dibangun oleh umat Islam berdiri di kota Baghdad yang diberi nama Jindi Shapur. Karena pendidikan yang dilakukan di Jindi Shapur sangat serius dan disiplin, sehingga berbagai penelitian yang menghasilkan ilmu kesehatan dapat berkembang pesat. Jindi Shapur juga melahirkan dokter-dokter yang berpengaruh dan terkemuka seperti Ibnu Sina, Ibnu Rushd, Al-Razi, Al-Zahrawi, Ibn Al-Nafis dan Ibn Maimon.Â
Faktor pengembangan yang dilakukan oleh kalangan islam ini didasari oleh faktor agama. Dalam Alquran surat Al Mujadalah ayat ke 11 menyatakan bahwa "Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu,"Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis," maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, "Berdirilah kamu," maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang memberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al Mujadalah: 11)Â
Adapun hadits nabi yang menjadi konsep dalam ilmu kesehatan Islam seperti dalam hadits Riwayat Bukhari yang menyatakan "Tidak ada penyakit yang Allah ciptakan, kecuali Dia juga menciptakan cara penyembuhannya." Pada hadits lainnya "Sesungguhnya Allah tidak menjadikan kesembuhan dengan sesuatu yang dia haramkan atasmu." (HR Al Bukhari). Dengan adanya hadis-hadis ini, para ilmuan Islam mendapatkan motivasi untuk melakukan penelitian-penelitian tentang kesehatan dan kedokteran.Â
Tokoh-tokoh penemu dibidang ilmu kesehatan dan kedokteran:Â
1. Ibnu Sina (980-1037 M)Â
Ibnu Sina atau yang dikenal dengan nama Avicenna di Barat merupakan tokoh Islam yang paling terkemuka atas karyanya berupa ensiklopedia pengobatan yang berisikan satu juta kata dengan judul 'Qanum fit Al-Thib' atau The Canon of Medicine. Ibnu Sina mempelajari ilmu Bakteriologi atau ilmu yang mempelajari kehidupan dan klasifikasi bakteri. Ibnu Sina mendapatkan gelar Bapak Kedokteran Modern karena telah memberikan rekomendasi aturan dasar pada uji klinis atas suatu obat. Beberapa bidang yang ditekuni oleh Ibnu Sina antara lain bidang fitoterapi yang memperkenalkan penggunaan Taxus baccata L sebagai pengobatan sakit jantung untuk pertama kali, bidang Psikoterapi dengan menerapkan ilmu kejiwaan pada dunia Islam, bidang terapi kanker dengan melakukan terapi bedah yang disertai pemotongan dan pembersihan pembuluh darah.Â
2. Abu Al-Qasim Al-Zahrawi (930-1013 M)Â
Abu Al-Qasim Al-Zahrawi atau yang dikenal dengan nama Abulcasis di Barat merupakan dokter yang mendedikasikan dirinya untuk menulis buku-buku kedokteran terutama dalam bidang ilmu bedah. Pada abad 11, Al-Zahrawi memperlihatkan penemuannya dalam bidang ilmu bedah. dia juga menghasilkan buku-buku yang salah satu bukunya berjudul 'Al-Tastif Liman Ajiz'an Al-Ta'lif.'Â
Al-Zahrawi menerapkan metode cautery untuk mengendalikan pendarahan, menggunakan alkohol dan lilin untuk menghentikan pendarahan yang terjadi di tengkorak. Penemuan 26 alat-alat bedah yang belum ditemukan oleh kedokteran kuna seperti catgut yang digunakan untuk menjahit bagian dalam dan forceps digunakan untuk mengangkat janin yang telah meninggal.
Al-Zahrawi juga ikut serta dalam perkembangan ilmu kosmetika seperti deodoran, lotion dan pewarna rambut bahkan lipstick yang merupakan salah satu temuannya bertahan hingga masa kini tanpa adanya perubahan bentuk. Dengan adanya penemuan-penemuan yang dihasilkan oleh Al-Zahrawi, sehingga diberi gelar Bapak Ilmu Bedah Modern. Â
3. Ibnu Rusdy (112-1198 M)Â
Ibnu Rusdy atau yang dikenal dengan nama Averroes merupakan seorang dokter yang lahir di Granada. Dia berkontribusi dengan memberikan karyanya dalam bidang kesehatan yang diberi judul 'Al-Kulliyat fi Al-Tibb' berisikan tentang rangkuman ilmu kedokteran adapun buku yang berjudul 'Al-Taisir' yang membahas praktik-praktik kedokteran.Â
4. Abu Bakr Muhammad Zakariya Ar-Razi (864-930 M)Â
Zakariya Ar-Razi atau yang dikenal dengan nama Razes di Barat merupakan dokter muslim di bidang ilmu kedokteran, filsuf dan ahli kimia. Zakariya Ar-Razi berhasil melakukan penelitian dari analisis penyakit urine berupa obat untuk perawatan macam-macam penyakit saluran kencing dan menemukan kemoterapi dengan observasi klinis.Â
Karya-karya yang dihasilkan oleh Zakariya Ar-Razi antara lain, Kitab Al-Hawi merupakan buku kedokteran yang mencakup semua ilmu pengetahuan kedokteran Arab, Yunani, dan India. Kitab Ath-Thib Al-Manshuri adalah buku yang menjabarkan mengenai anatomi manusia. Kitab Al-Judari wa Al-Hasbah yaitu buku yang menjelaskan secara rinci dan detail tentang penyakit cacar dan campak, tentang cara mendiagnosa, dan cara membedakan macam-macam penyakit cacar air.Â
Pada ilmu farmasi, Zakariya A-Razi berkontribusi dalam pembuatan peralatan kefarmasian seperti tabung, spatula dan mortar, pengembangan obat-obatan yang berbahan dasar merkuri juga dilakukan oleh Ar-Razi. Selain itu ada beberapa eksperimen-eksperimen yang berhasil dilakukan oleh Zakariya Ar-Razi yang digunakan hingga saat ini seperti penyulingan minyak mentah, pembuatan ekstrak minyak wangi, ekstrak tanaman untuk pembuatan obat, dia juga mengembangkan penelitian penyakit wanita dan ilmu kebidanan serta penyakit yang diakibatkan karena keturunan.Â
5. Ibnu an-Nafis (1208-1288 M)Â
Pada abad 13, seorang dokter yang diberi gelar Bapak Fisiologi peredaran darah mengembang bedah pada manusia. Ibnu an-Nafis menghasilkan beberapa karyanya dalam bentuk buku bidang kedokteran, salah satu judul dari karyanya adalah 'Mujaz Al-Qanum' yang memuat penambahan-penambahan atas kitab yang ditulis oleh Ibnu Sina. Ibnu an-Nafis juga pernah diangkat menjadi kepala rumah sakit bernama Al-Mansuri yang berada di Kairo.Â
Ibnu an-Nafis merupakan orang pertama yang berhasil menjabarkan secara tepat mengenai paru-paru dan saluran pernafasan. Ibnu an-Nafis melakukan metode-metode yakni pengamatan, peninjauan dan percobaan. Keberhasilan penelitiannya yang berupa penemuan sistem peredaran darah di paru-paru ini sangat menarik, sehingga para ilmuan menganggap Ibnu An-Nafis sebagai tokoh yang memperkenalkan sistem sirkulasi darah untuk yang pertama.Â
Berbagai macam penelitian serta penemuan-penemuan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh islam pada masa kekhalifahan dalam bidang ilmu kesehatan ini menjadi bukti adanya ilmuan-ilmuan Muslim yang berperan besar dalam perkembangan ilmu kesehatan di dunia.Â
Nama : Izzul Fitriyatul MasyhudahÂ
NIM : 202210410311033Â
Jurusan : Farmasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H