"Dedikasi bukanlah apa yang orang lain harapkan darimu, itu adalah apa yang dapat kamu berikan kepada orang lain"
Â
Dalam upaya meningkatkan kesadaran dan kesehatan masyarakat, Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Brawijaya mengadakan penyuluhan mengenai penyakit Zoonosis di Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang pada Senin, 29 Juli 2024. Kegiatan yang dihadiri oleh warga desa Ngadas, kader posyandu, serta tim Prolanis (Program Pengelolaan Penyakit Kronis) dari Puskesmas Poncokusumo ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan masyarakat, sehingga menjadikan daerah tersebut lebih teredukasi dan tangguh dalam menghadapi ancaman penyakit zoonosis di masa depan.
Penyakit zoonosis merupakan infeksi yang dapat menular dari hewan ke manusia dan sebaliknya. Kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari hewan, dimana banyak yang hidup berdampingan, mengkonsumsi daging hewan, dan sebagainya. Penyakit ini disebabkan oleh patogen (mikroorganisme) berupa bakteri, jamur, virus, serta parasit dan cacing. Umumnya penularan penyakit ini terjadi akibat kontak langsung, tidak langsung, dan konsumsi daging hewan.
Desa Ngadas, yang mayoritas penduduknya adalah petani dan memiliki hewan peliharaan, menjadikan desa ini sebagai lokasi ideal untuk kegiatan pengabdian masyarakat yang berjudul "Pelatihan Kader Penyakit Zoonosis dalam Pengendalian Penyakit Zoonosis". Kegiatan ini diharapkan dapat membantu masyarakat memahami risiko dan cara melindungi diri dari penyakit zoonosis.
Â
Acara dimulai dengan pemeriksaan kesehatan yang meliputi pengukuran tekanan darah, antropometri berat badan dan tinggi badan, pemeriksaan gula darah, pemeriksaan pap smear, serta screening untuk mendeteksi tanda-tanda awal penyakit zoonosis, dilanjut dengan sesi senam sehat yang dipandu oleh kader kesehatan setempat. dr. Milanitalia Gadys Rosandy, Sp.PD, seorang ahli penyakit dalam dan dosen dari Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, memberikan pemaparan materi mengenai berbagai jenis penyakit zoonosis, seperti rabies, leptospirosis, anthrax, dan brucellosis.
 Â
dr. Adys menjelaskan bahwa penyakit zoonosis seringkali disebabkan oleh kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi atau melalui lingkungan yang terkontaminasi. Gejala umum seperti demam, nyeri otot, dan ruam kulit perlu diwaspadai. Selain itu, dr. Adys juga menekankan untuk selalu mencuci tangan dengan air mengalir, menjaga kebersihan rumah, menjaga kebersihan hewan peliharaan beserta kandangnya, memeriksa kesehatan hewan secara rutin, serta menghindari kontak langsung dengan hewan liar yang mungkin terinfeksi.
Â
Sesi tanya jawab memberikan ruang bagi peserta untuk mengajukan maupun menjawab pertanyaan terkait dengan penyakit zoonosis. Peserta terlihat sangat antusias selama sesi tanya jawab, dan bagi peserta yang aktif akan diberikan reward oleh tim pengabdian masyarakat berupa tumbler.
Â
Kepala Desa Ngadas menyampaikan rasa terimakasih atas terlaksananya kegiatan ini, "Penyuluhan ini sangat bermanfaat bagi masyarakat kami,t erutama dalam meningkatkan pengetahuan tentang risiko penyakit zoonosis dan bagaimana mencegahnya."
dr. Wiwit Wijayati, Kepala Puskesmas Poncokusumo, menambahkan, "Kami sangat berterima kasih atas kolaborasi ini. Kerja sama antara tim Universitas Brawijaya dan tim Prolanis dari Puskesmas Poncokusumo telah membuat kegiatan ini berjalan dengan sukses."
Â
Kegiatan pengabdian masyarakat diakhiri dengan sesi foto bersama dan pembagian sembako kepada warga desa Ngadas. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan masyarakat Desa Ngadas akan lebih memahami pentingnya pencegahan penyakit zoonosis dan dapat menerapkan langkah-langkah preventif yang tepat untuk melindungi kesehatan diri dan keluarga mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H