Mohon tunggu...
Abdur Rahim
Abdur Rahim Mohon Tunggu... -

Tumbuh diperbukitan, di pedalaman desa Kota Tuban, 28 tahun silam. Sebagai anak gembala, aku tak pernah mencicipi bangku kuliah dan sekolahku hanya Aliyah. Pendidikan terakhirku adalah mondok di Ma’had TeeBee Surabaya dengan program HBQC (Human Boarding Quantum and Competency), menekuni bidang jurnalistik dan tulis-menulis dengan berhidmad menjadi kru Majalah. Tahun 2008 menerbitkan buku filologi (Mbah Djabbar), Februari 2012 menulis Antologi Puisi “Senandung Alam” bersama Lembah Penyair, juga Antologi puisi “Aku dan Pelacur” bersama sanggar Gladakan. Selain itu saya juga menulis biografi (Kiai Abil Fadhol) dengan judul Buku “Syaikh Abil Fadhol: Sang Mutiara langit”. Satu-satunya prestasi yang paling kubanggakan sampai saat ini hanyalah, aku menjadi pemenang diantara jutaan sperma, maka lahirlah aku, Izzuddin Abdurrahim

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Indonesia Sakti

15 April 2012   15:35 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:34 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik



Apa yang bisa kita banggakan dari negeri yang bernama Indonesia? Tentulah banyak dan bahkan tidak terhitung jumlahnya. Maka tidak ada alasan secuilpun untuk tidak membanggakan Indonesia sebagai tanah air yang melahirkan, menghidupi dan Insya Allah yang akan memeluk kita saat kita mati.

Dari segi apapun Indonesia juara. Dari segi budaya, sudah jelas nomor satu, bahkan pulau Atlantis acuan budaya tertinggi yang telah hilang akibat terjadinya perubahan bentuk bumi tersebut ternyata Indonesia. Plato pun mengakui bahwa kebudayaan di Atlantis lebih tinggi dari pada kebudayaan di Mesir atau negeri manapun di belahan bumi.

Dari segi keindahan dan kekayaan, Indonesia surga. Cak Nun menggambarkan dengan sungguh indah nan cantik dalam sebuah monolognya, “Sungguh Negeri ini adalah penggalan Sorga. Sorga seakan-akan pernah bocor dan mencipratkan kekayaan dan keindahannya. Dan cipratan keindahannya itu bernama Indonesia Raya”. Apa yang dikata Cak Nun benar adanya dan mafhum kiranya jika Budayawan yang menempuh jalan sunyi itu menggambarkan demikian exotic dan apik. Sebab itulah wujud asli nusantara; gunung berjajar, laut membentang, ijo royo-royo, hutan berbaris, paru-paru dunia, manusianya ramah-ramah, baik hati dan tidak sombong, pemaaf, dan bahkan penelitian mutakhir mengatakan, orang yang paling ramah dan mudah tersenyum itu orang Indonesia.

Dari sisi teknologi Indonesia tak bodoh-bodoh amat, bahkan bisa dibilang prestisius dibanding negeri tetangga. Prof. DR (HC). Ing. Dr. Sc. Mult. Bacharuddin Jusuf Habibie atau yang lebih dikenal Bj. Habiebie adalah ahli kedirgantaraan yang mendunia. Johny Setiawan Ahli astronomi yang menemukan 15 planet ekstrasurya di luar tata surya. Planet terakhir yang ditemukannya adalah HIP 13044b yang membuat dia dinobatkan sebagai 10 penemuan sains terbaik 2010 menurut Majalah Times. Prof. Dr. Khoirul Anwar penemu Sistem Telekomunikasi 4G, lebih tinggi dibanding 3G. Penemuannya telah dipakai oleh Jepang di tehnologi antariksanya. Dan lebih dari 155 lagi ilmuan yang luar biasa dari Indonesia yang terlalu panjang untuk dikatakan di lapak ini.

Satu lagi tehnologi nenek moyang yang masih dianggap klenik dan irasional yang bernama santet, ternyata masih belum terjangkau sepenuhnya oleh teknologi masa kini. Padahal menurut sejarahnya, santet sudah ada sejak zaman Gajah Mada, yang pada saat itu digunakan untuk mengirim perbekalan perang jarak jauh. Teknologi saat ini baru bisa mengaplikasikan dalam bentuk mesin yang notabenenya masih jauh di bawah teknologi santet, seperti contoh mesin Fax, dimana terjadi proses dematerialisasi sebuah objek dan di rubah lagi menjadi objek di tempat yang lain.  Jika demikian adanya maka kita akan ingat rumusnya Einstin e=mc2 yang pada dasarnya mengatakan bahwa suatu benda bisa ditiadakan dan sebagai hasilnya jadilah energi, maka jika ada proses peniadaan berarti proses kebalikannya seharusnya ada, yaitu proses pembentukan benda kembali. Itulah dasar cara kerja santet secara fisika.

Ilmu penangkal santet yang diterapkan orang jawa ternyata juga sejalan dengan ilmu fisika masa kini. Orang jawa menggunakan media tanah atau bumi untuk menangkal santet, ilmu fisika mengatakan santet adalah makhluk yang berwujud energy negative (-), bumi pun ternyata mempunyai muatan yang sama (-). Dalam hukum C Coulomb dikatakan bahwa muatan yang senama akan saling tolak menolak dan muatan yang tidak senama justru akan tarik menarik. Orang jawa juga mengaplikasikannya dengan media pohon-pohonan yang bermuatan negative untuk menangkal santet, seperti bambu kuning, kelor, dadap dan lain sebagainya. Ini baru soal santet, belum teknologi Rogo sukmo, telepati dan semacamnya. Indonesia memang luar biasa, tanpa tandingnya.

Dari segi keulamaan, maka ulama-ulama kaliber dunia juga muncul dari Indonesia. Syekh Muhammad bin Umar Nawawi Al-Bantani Al-Jawi ulama produktif,  kitab-kitab beliau itu menjadi bagian dari kurikulum pendidikan agama di seluruh pesantren di Indonesia, bahkan Malaysia, Filipina, Thailand, dan juga negara-negara di Timur Tengah.Syeikh Daud bin Abdullah al-Fathani menjai guru dan imam Masjidil haram pada tahun 1800-san. Di susul Syaikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi Guru dan Imam masjidil Haram pada tahun 1900. KH. Hasyim Asy’ari, Lalu yang terkini adalah Gus Durtokoh pluralis yang paling disegani seluruh dunia.Dr. KH. Said Aqil Siradj, Kiai Maimun Zubair, dan Quraish Sihab juga ternama di Mesir, Arab Saudi dan Negara-Negara Timur Tengah. Sampai-sampai soal menghafal Al-qur’an Indonesia tertinggi di dunia, yakni mencapai 30 ribu orang. Arab Saudi bahkan hanya memiliki 6.000 orang penghafal Alquran.

Ada hal yang unik lagi dari Indonesia. Artikulasi bahasa, pengucapan mulut-mulut orang Indonesia itu luar biasa. Orang Indonesia terutama jawa sangatlah fasih berbicara Inggris, Arab, atau bahasa mana pun di dunia, tanpa cela, logat dan mimiknya sama. Ketika berbahasa Inggris seakan-akan orang Inggris demikian halnya Bahasa arab dan lainnya. Sekarang coba bandingkan dengan orang luar negeri, Amerika misalanya, suruh dia berbahasa jawa, bahasa Indonesia, maka dia akan kesulitan, walaupun bisa, pengucapannya itu masih ketara.

Dari segi bahasa dan penulisan Jawa pegon adalah bahasa yang paling pas dan paling dalam jika dikawinkan dengan bahasa Arab untuk menterjemah dan cocok sekali dengan tata bahasa Arab.  Belum ada bahasa manapun yang sanggup menyaingi metode pegon. Maka tidak heran jika metode ini masih bertahan sampai sekarang di pesantren-pesantren di seluruh Indonesia, sebagian Malaysia, Brunai dan beberapa Negara lainnya. Sekolah Fullday school yang digembar-gemborkan sekarang juga telah digunakan sejak dulu di dunia pesantren.

Semua yang saya uraikan di atas sungguh prestasi luar biasa dan patut dibanggakan. Akan tetapi ada hal yang menurut saya lebih lagi, --extradionary exelent istilahnya tukul-- yang tidak dimiliki manusia-manusia di negeri lain. Yakni  survivalisme, ketangguhan mental dan kenekatan.

Ketangguhan mental yang dimiliki rakyat Indonesia jauh di atas Negara-negara maju. Amerika, Inggris, Jerman, Korea jauh di bawahnya. Orang-orang di Negara ini tingkat stressnya lebih tinggi, apalagi Jepang yang tingkat frustasinya menjadikan Negara ini menduduki peringkat tertinggi dalam urusan bunuh diri. Ini menunjukkan bahwa hanya yang bermental kerdillah yang mampu dihancurkan oleh hal-hal sepele. Hanya sebab karir, ekonomi, cinta, mampu menghancurkan kehidupan mereka selamanya, stress, lalu bunuh diri.

Tapi kita bisa lihat ketangguhan manusia Indonesia luar biasa. Seorang yang berpenghasilan hanya beberapa ribu rupiah, katakanlah tukang becak,  mampu menghidupi 2 istri dan banyak anak. Orang Indonesia putus cinta biasa. Bahkan fenomena yang sangat menarik, pengangguran berani menikah dan berumah tangga. Anda tidak akan menemukan hal semacam ini di negeri lain selain Indonesia. Boleh anda mengatakan ini kelemahan dan negative. Tapi saya menilai ini prestasi yang hebat, sebab saya menilai dari bilik yang positif. Ini artinya mereka memiliki mental yang kuat, daya survive dan daya kenekatannya tinggi serta optimisme yang handal untuk terus hidup dan hidup. Berani hidup itu jauh lebih hebat daripada berani mati. Itulah Indonesia.

Tingkat kedamaian jiwa dan religiusitas juga demikian, di atas manusia-manusia di planet lain. Di jepang tidak ada isilah “leyeh-leyeh” santai, tenang dan semacamnya. Tapi lihatlah orang Indonesia, walaupun istilahnya besok belum ada yang dimakan, akan tetapi mereka tetap santai di warung kopi. Jadi tidak punya uang dan harta itu biasa bagi rakyat Indonesia. Anda boleh mengira itu ciri orang malas, akan tetapi jika dibina maka itu adalah keikhlasan dan kepasrahan tingkat tinggi. Tingkat spiritualitas orang Indonesia jauh di atas rata-rata manusia. Anda jangan tertawa ini serius.

Dihitung dari kaca mata dunia, seharusnya Indonesia ini telah hancur lebur berkeping-keping lembut seperti debu dan hilang terbawa angin. Bagaimana tidak, dijajah ratusan tahun diangkut rempah-rempahnya, segala isinya, dihantam bencana bertubi-tubi, di suguhi korupsi, kekayaan bumi di kuras Freeport tanpa henti, kayu diambil Malaysia, tanah dan gunung di caplok tetangga bahkan otak dan harga diri hendak di curi.  Tapi mungkin sebab daya survivalisme, ketangguhan mental orang Indonesia yang begitu tinggi, malah menjadikannya bertenaga, kuat, handal, mampu mengubah energy negative menjadi positif, tahan segede apapun krisis hingga menjadikannya sorotan dunia. Bahkan diramalkan banyak pihak bahwa Indonesia akan menjadi pucuk peradaban dunia.

Maka cita-cita dan harapan terselubung Sukarno yang menjadikan bendera merah dan putih berlandaskan semangat hadis Nabi semoga menjadi nyata. Dari Tsauban radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah menggulung bumi untukku sehingga aku bisa melihat timur dan baratnya. Dan sesungguhnya kekuasaan ummatku akan mencapai apa yang telah dinampakkan untukku. Aku diberi dua harta simpanan: Merah dan putih. Dan sesungguhnya aku meminta Rabbku untuk ummatku agar Dia tidak membinasakan mereka dengan kekeringan menyeluruh, agar Dia tidak memberi kuasa musuh untuk menguasai mereka selain diri mereka sendiri sehingga menyerang perkumpulan mereka. Dan sesungguhnya Rabbku berfirman, “Hai Muhammad, sesungguhnya Aku bila menentukan takdir tidak bisa dirubah, sesungguhnya Aku memberikan untuk umatmu agar mereka tidak dibinasakan oleh kekeringan menyeluruh dan Aku tidak akan memberi kuasa musuh untuk menyerang mereka selain diri mereka sendiri lalu mereka menyerang perkumpulan mereka, walaupun musuh mengeepung mereka dari segala penjurunya, hingga akhirnya sebagian dari mereka (umatmu) membinasakan sebagaian lainnya dan saling menawan satu sama lain.” (HR. Muslim no. 2889)

Jayalah Indonesia, negeriku tercinta. Merdeka !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun