Emosi shame, jarang sekali kita dengar dari orang-orang awam sekitar kita. Emosi shame ini biasanya disebut dengan emosi malu, jika kata malu seringkita dengar, tapi tidak tau bahwa malu itu adalah sebuah emosi. Emosi malu dalam bahasa Yunani, "malu (shame)" merupakan suatu emosi, sementara "rasa malu (sense of shame)" merupakan ciri etika/sopan santun.Â
Nemesius mengungkapkan dua konsep makna malu (shame) yakni satu bersifat retrospektif dan berorientasi ke masa lalu, satu bersifat prospektif dan berorientasi ke masa depan yang berpengaruh pada pikiran. Kurt Riezler menyatakan bahwa jerman, Francis dan Yunani memiliki dua kata untuk "malu" dan menjelaskan :Â
"Pudeur" merupakan jenis rasa malu yang cenderung menjaga dari suatu tindakan, yang mana kita merasa "honte" (malu) setelah melakukan tindakan itu (Konstan, 2003:2) dalam artikel (Nurhayani, S. Ag., SS., 2016). Shame adalah perasaan yang lebih intens (Ho, Fu, & Ng, 2004) dan menyayat hati (BABCOCK, 1988).Â
Selain itu, intensitas dari perasaan shame mampu merusak kepercayaan diri dan identitas sosial seseorang (Zahavi, 2010). Jadi perasaan ini cukup intens dan mampu menimbulkan dampak-dampak negatif di konsep diri pada seseorang yang tidak mampu menanganinya.Â
Shame menjadi sosok emosi yang muncul karena melibatkan sebuah kegagalan seseorang dalam mencapai tingkat yang ideal (Miller, 1996), dalam artikel yang ditulis oleh (mahadewa lintang 2021). Ketika anak mendapatkan bintang satu sedangkan teman dia mendapatkan bintang dua, dia akan merasa minder dan malu, ini contoh peristiwa ketika anak usia dini malu. Ekspresi anak ketika malu menutup muka dengan tangan, dan kadang juga itu muka bersemu merah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H