Mohon tunggu...
izzatun khusnaini
izzatun khusnaini Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

man jadda wa jadda

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingkah Menanamkan Moralitas pada Anak Usia Dini

24 November 2022   02:51 Diperbarui: 24 November 2022   03:01 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Teori perkembangan Kohlberg, teori ini muncul setelah teori piaget, teori ini perkembangan dari teori piaget. Kolhberg memodifikasi teori piaget, kolhberg memodifikasinya menjadi 6 tahapan, 3 tahapan diperoleh kolhberg dari teori piaget. 

Pada 3 tahapan itu dibagi setiap tahapannya 2 kelompok. Teori kolhberg ini adalah sebuah ukuran dari tinggi rendahnya sutu moral dari segi proses penalaran yang mendasarinya bukan dari perpuatan moral. 

Teori ini mengatakan bahwa penalaran moral yang menjadi dasar perilaku etis memiliki tahap-tahap perkembangan dengan tingkat-tingkat yang dapat dikenali. Berikut tahapannya, pertama tahap pra-konvensi. 

Anak-anak pra-konvesional sering berperilaku "baik" dan menanggapi label budaya tentang benar dan salah, tetapi semua label itu dilihat dari perspektif fisik (hukuman, penghargaan, kebaikan) atau aturan. itu dan meneriakkan label baik dan buruk. 

Tingkat ini biasanya terlihat pada anak-anak antara usia 4 dan 10 tahun. Level ini memiliki dua tahap tahap I, Hukuman dan Kepatuhan: Hukuman yang tak terbantahkan dan penghormatan terhadap otoritas yang lebih tinggi. 

Konsekuensi fisik dari tindakan menentukan apakah tindakan itu baik atau buruk, terlepas dari pentingnya atau nilai kemanusiaannya. tahapan 2, bias relativistik instrumental: Kegiatan hukum adalah kegiatan yang sebagian memuaskan kebutuhan individu itu sendiri dan kadang-kadang kebutuhan orang lain. Hubungan antar manusia ditunjukkan misalnya dalam interaksi di tempat umum. Ada unsur keadilan, timbal balik dan persamaan distributif, namun semua itu selalu dimaknai secara pragmatis, timbal balik, bukan karena kesetiaan, rasa syukur atau keadilan. Dalam kedua tahap itu disebut hedonisme.

Tahapan kedua yaitu konfesional, pada tahapan ini juga dibagi menjadi 2. Pertama tahapan orientasi atau orientasi kontrak interpersonal: Pada tahap ini, perilaku yang baik adalah perilaku yang menyenangkan atau membantu orang lain dan diterima oleh mereka. 

Ada kesepakatan yang kuat dengan gagasan stereotip tentang apa yang paling dianggap sebagai perilaku yang "pantas". Perilaku sering dinilai dari niat, ungkapan "dia bermaksud baik" hanya menjadi penting dan digunakan secara berlebihan. 

Orang mencari persetujuan dengan bertindak "baik". Tahapan  2: Pada tahap ini, anak menentukan arah hukum dan ketertiban. Orientasi pada otoritas, aturan yang ditentukan dan pemeliharaan tatanan sosial. Perbuatan benar berarti melakukan kewajiban, menghormati otoritas, dan mendukung tatanan sosial tertentu demi ketertiban. Orang mendapatkan rasa hormat dengan bertindak atas tanggung jawab mereka.

Pada tahapan ketiga sama yaitu dibagi menjadi 2, tahapan ketiga disebut tahapan pasca-konfesional, pada tahapan ini dicirikan oleh pengejaran yang menonjol akan prinsip-prinsip moral yang independen dan otonom yang ditetapkan dan diterapkan terlepas dari otoritas kelompok atau individu yang memegangnya, dan terlepas dari apakah individu tersebut mengidentifikasi diri dengan individu atau kelompok tersebut. 

Tahapan pertama, Orientasi kontrak sosial hukum. Orientasi kontrak sosial biasanya legalistik dan utilitarian. Perilaku yang tepat biasanya ditentukan oleh hak dan norma umum yang dipertanyakan secara kritis dan diterima oleh masyarakat secara keseluruhan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun