Bahasa merupakan suatu yang penting bagi kehidupan manusia, dengan berbahasa yang baik kita dapat bersosial yang baik pula. Bahasa untuk kita bisa berinteraksi sesama manusia, dengan bahasa pula kita bisa mendapatkan informasi yang lengkap. Berbicara mengenai bahasa, membuat saya bertanya-tanya dari mana asal bahasa dari manusia tersebut ?
Dahulu penenliti membuat sebuah penelitian tentang dari mana asal bahasa tersebut, dan peneliti membuat peneletian yang dimulainya dari daerah otak. Pada daerah otak terdapat dua wilayah utama pada otak, yaitu daerah otak broca dan juga daerah otak wernicke. Disini terdapat penemu yang berbeda, dimana daerah otak broca ditemukan oleh seorang dokter prancis yang bernama paul broca, dan kenapa dinamakan area broca, karena penemu area ini memiliki nama sandang broca. Dalam penelitiannya ini paul broca meneliti pada pasien yang memiliki cidera pada otak yang ada pada area broca, yang dimana pasien tersebut tahu apa yang ingin dia sampaikan atau mereka katakan, akan tetapi mereka tidak tahu bagaimana menemukan kata-kata atau tata bahasanya agar tercipta ekspresi yang tepat. Dan yang kedua yaitu daerah otak wernicke.
Daerah otak wernicke ini ditemukan oleh orang yang berbeda dari penemu daerah otak broca, daerah wernicke ini ditemukan oleh seorang ahli saraf dari jerman yang bernama carl wernicke. Pada penelitian ini, carl wenicke memperhatikan sebuah hubungan kerusakan antara bagian belakang girus temporal superior dan juga kerusakan pada kesulitan-kesuliatan tertentu pada orang berbicara. Pada masalah ini membuat orang sulit dalam memahami bahasa yang benar, akan tetapi disini orang tersebut tidak memiliki permasalahan dalam produksi bahasanya. Pada pasien ini  menggunakan kalimat gramatikal atau kalimat yang diubah-ubah maka maknanya bisa tidak masuk akal.  Dan disinilah mengapa  orang yang terkena kerusakan pada wenicke bisa saja disebut dengan kerusakan otak yang lancar (afasia lancar). pada sebuah pengujian otak yang dimana otak mereka yang setengah tidak berfungsi maka kesulitan dalam berbicara dan memahami bahasa.
Apakah berbahasa juga berhubungan dengan pendengaran ?
Apakah ada hubungan orang yang pendengarannya kurang baik atau memiliki kelainan pada pendengaran berpengaruh pada pendengarannya? Biasanya orang yang tuli akan sulit mengerti bahasa dan juga akan tidak bisa berbicara, maka banyak orang yang bisu dia paham akan percakapan orang akan tetapi orang yang tuli tidak bisa mengerti bahsa ataupun percakapan seseorang. Karena bahasa juga berasal dari pendengaran seseorang. Dimana seseorang mendengarkan kata-kata dari orang lain, dengan mencatat kata-kata yang didengar dalam otak dengan sadar dan juga memprosesnya. Sehingga sebagian besar berbahasa merupakan sebuah kemampuan dari pendengaran.
Bagaimana otak kita memproses bahasa tersebut ?
Pada teori leterasi menyatakan bahwasanya bagian otak kiri kita ini yang mengontrol gerakan halus, seperti halnya berbicara. Dan manusia adalah makhluk yang sangat sempurna dari pada makhluk yang lainnya, dimana manusia memiliki suatu program bisa memahami bahasa dari suara-suara, dan juga pula manusia juga bisa memahami bahasa dari orang tua dari masih bayi dan itu di pahami dengan cepat. Disini juga peran penting dari daerah otak  broca dan juga daerah otak wernicke. Pada daerah otak yang bertangung jawab akan fungsi motorik yang bisa membuat kita merumuskan suku kata dengan mulut kita, tanpa adanya pengaruh pada kemampuan memahami bahasa yaitu daerah broca. Dan pada daerah otak yang memiliki fungsi untuk memahami bahasa, akan tetapi jika ada kerusakan pada daerah ini tidak akan menganggu kemampuan dalam kita bersuara, akan tetapi akan menimbulkan omong kosong yang akan diucapkan.
Pada kedua daerah ini sangatlah penting karena kedua daerah ini dengan inti basal akan membentuk sistem implementasi bahasa dengan menganalisis suatu kata yang didengar dan akan mengahasilkan suatu ucapan dari diri sendiri untuk membuat tanggapan. Dan muculnya sebuah konseptualisasi ide itu berasal dari seperangkat daerah yang ada di kortikal dan juga sekitarnya yang menghubungakn sistem ini dengan area konteks yang lainnya. Ini juga meyortir firut bahasa yang di laterasi, akan tepi ada belahan otak yang bertentangan akan tetapi relevan yang memiliki kemungkinan untuk kita bisa menafsirkan komponen yang ada pada bahasa nonverbal seperti halnya, gerak pada tubuh, bahasa tubuh dan juga pula jenis nada yang memiliki tanda akan isi emosional dari yang didengar dari telinga. pada saat kita bercakapan otak juga beraktivitas, nah bagaimana aktivitas otak tersebut, pada saat kita berbicara dengan lawan jenis, kita akan mendengarkan suara dari lawan kita bicara, menurut model ini, saat kita mendengarkan itu, suara yang di dengar akan diubah menjadi sebuah singal yang akan dikirimkan pada korteks pendengaran utama, dan diteruskan pada daerah wernicke, dan saat itu kita dapat membayangkan kata-kata dari lawan jenis kita dan juga kita bisa memahaminya, karena dari sini representasi saraf dari pemikiran yang bisa menimbulkan sebuah hasil dari jawaban, dan setelah itu akan dikirim lagi, kepada daerah broca melalui fasikulus arkuata, dan dari sini informasi yang dipahami oleh broca dikirim pada korteks motorik utama yang mengontrol otot yang ada di mulut sehingga kita dapat meresponnya. Dan jika kita membaca sesuatu dengan nada yang keras maka informasi-informasi yang visual dari kata yang ada ditulisan akan dikirim pada korteks visual primer dan informasi tersebut kan ditransmisikan pada gyrus sudut, yang memiliki tugas menerjemahkan kata-kata tulisan kedalam singal pendengaran, kemudian setelahnya akan dikirim ke daerah wernicke. Pada penjelasan diatas tersebut hanyalah sebuah model, yang kemungkinan merupakan sebuah penyerdehanaan fungsi ada otak yang memiliki kelebihan. Pada model ini juga ada sebuah bukti empiris yang mendukungnya, yang berkaitan dengan pasien yang memiliki cidera pada otaknya didaerah-daerah tertentu, dan juga pada pengamat jenis dan pada tingkat kehilangan keparahan fungsi.
Dalam sebuah percakapan pasti banyak kata yang muncul, dan otak akan meresponya dengan cepat, dan hampir dari keseluruhan waktu, otak akan memilih kata-kata yang tepat dan benar. Pada pemahaman bahasa berbeda dengan pemahaman bacaan, akan tetapi masih mirip dengan bahasa isyarat. Kunci dari kita memahami bahasa adalah peran otak yang berperan sebagai proses yang paralel. Dari kebanyakann teori mengatakan bahwa setiap kata yang tidak asing bagi kita akan diwakilkan oleh unit pemprosesan yang terpisah, dan hany memiliki satu perkerjaan. Otak bisa saja mengakses banyak makna dalam waktu yang bersamaan sebelu kata tersebut teridentifikasi sepenuhnya.
Pada sebuah penelitian, menunjukkan bahwa saat anak berusia lima tahun, otak anak sudah membentuk hampir sempurna. Pada sebelas bulan pertama otak akan membangun dengan kadar sipnas, dan kemudian pada lima belas tahun kemudian kita akan merasa betapa pentingnya pertumbuhan otak pada usia lima tahun pertama kehidupan. Pad saat itu pertumbuhan otak sangatlah penting, karena pada pertumbuhan dilima tahun pertama otak memiliki tangung jawab untuk bahasa. Dalam bahasa ini memiliki berbagai ragam bahasa yaitu dari enam ribu sampai tujuh ribu bahasa. Akan tetapi bahasa ini tergantung pada suatu perubahan yang mungkin kana terjadi pada bahasa dan juga dilek atau ragam bahasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H