para ilmuwan kognitif khusunya tertarik pada inteligensi manusia, karena inteligensi mewakili pada logika tertentu, perlambangan keberfungsian manusia yang membuat kita menjadi manusia sebenarnya -Robbert J. Stenberg
Dalam rana pendidikan istilah inteligensi digunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar yang dapat dicapai oleh anak, sebagian sekolah juga menggunakan tes intelegensi untuk beberapa hal seperti tes masuk atau melanjutkan pendidikan, untuk mengetahui bakat dan minat tersembunyi yang dimiliki oleh anak namun perlu diingat perspektif bakat dan minat itu tergantung dari bagaimana cara seseorang mendefinisikannya. Selain itu tes intelegensi juga bisa digunakan untuk mengetahui jurusan pendidikan apa yang sesuai dengan kemampuan yang kita miliki, seperti halnya yang pernah  saya lakukan dulu sewaktu sekolah menengah atas saya mengikuti tes IQ untuk mengetahui rekomendasi jurusan yang bisa  diambil saat kuliah, dulu awalnya saya mengira bahwa kata Inteligensi hanya berhubungan dengan kecerdasan akdemik namun ternyata dugaan saya kurang tepat karena pada faktanya intelegensi memiliki cakupan kegunaan yang luas.
Berdasarkan dengan luasnya penggunaan kata Intelegensi, para psikolog tidak setuju dengan satu definisi saja. Namun fokus dari inti topik ini tetaplah pada bentuk kognisi yang lebih tinggi (higher-order form of cognition), pembentukan konsep, berpikir dengan nalar, pemecahan masalah, kreativitas, memori dan persepsi yang berkaitan dengan intelegensi manusia. Sternberg (1982) meminta beberapa orang untuk menelaah ciri-ciri orang intelek, mayoritas mereka menjawab "dapat berpikir bagus dan logis", "banyak membaca", "berpikiran terbuka", dan "mampu membaca dengan pemahaman yang tinggi". Selanjutnya Geary (2005) memperluas definisi intelegensi dalam hal perbedaan individu yang tergantung pada waktu, waktu "inspeksi" dan memori kerja yang secara efektif dapat diukur dengan tes intelegensi standar. Melihat dari beberapa definisi inteligensi menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa inteligensi manusia merupakan kemampuan untuk memperoleh, memanggil kembali, memahami hubungan antara konsep-konsep abstrak dan konkret, memahami hubungan antara objek dan ide, dan menerapkan pengetahuan dengan tepat.
Problematika  definisi inteligensi
Topik terbaru tentang inteligensi tiruan (artificial intelligence) memantik pertanyaan bagi para psikologi tentang keunikan bagaimana keunikan manusia yang berhubungan dengan inteligensi manusia, tidak cukup sampai disitu para psikolog juga memunculkan pertanyaan menarik mengenai kemampuan komputer apa yang berbuat seperti inteligensi manusia. Nickerson, Perkins, dan Smith (1985)Â meyakini ada beberapa kemampuan yang bias menunjukkan inteligensi manusia
- Kemampuan untuk mengklasifikasikan pola
Semua orang dengan kecerdasan yang normal dapat mengelompokkan rangsangan yang tidak identik ke dalam kelompok. Kemampuan ini merupakan kemampuan dasar untuk berpikir dan berbahasa, karena pada umumnya kata-kata yang mewakili klasifikasi informasi
Â
- Kemampuan untuk mengubah perilaku secara adaptif
Secara umum para teoritikus berpendapat bahwa beradaptasi dengan lingkungan adalah karakteristik primer dari inteligensi manusia
- Kemampuan untuk berpikir secara deduktif
Berpikir deduktif diartikan sebagai pembuatan kesimpulan yang logis dari sesuatu yang premis
- Kemampuan berpikir secara induktif (generalisasi)