Mohon tunggu...
Izzatul Firdaus
Izzatul Firdaus Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa-Mahasiwa

Early Childhood Education.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Feminim dan Maskulin

9 Oktober 2021   18:45 Diperbarui: 9 Oktober 2021   19:18 878
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 " Harta yang paling berharga adalah keluarga, istana yang paling indah adalah keluarga, Puisi yang paling bermakna adalah keluarga, mutiara tiada tara adalah keluarg"       -Keluarga cemara, Bunga Citra Lestari-

Keluarga merupakan lingkungan budaya pertama yang mengajarkan berbagai nilai agama dan norma, mengembangkan 5 aspek perkembangan anak dan pemberi stimulus terbaik ketika anak mulai bereksplorasi terhadap lingkungannya. 

Hal yang tak kalah penting  yang berpengaruh pada perkembangan kepribadian anak terutama dalam identitas gender adalah hubungan yang terjalin antara ayah dan bunda. 

Beberapa orang berpendapat bahwa gender merupakan jenis kelamin namun pada faktanya gender berbeda dengan jenis kelamin istilah gender lebih mengacu pada perbedaan peran dan sosial yang terjadi antara laki-laki dan perempuan  yang bisa terbentuk dari lingkungan sekitar. 

Pentingnya pengenalan identitas gender sejak dini pada anak agar anak memiliki identitas gender yang sehat, iya identitas gender merupakan  sebuah proses menyakinkan diri baik secara fisik, sosial maupun kebudayaan dirinya sebagai laki-laki atau perempuan, pengenalan gender pada anak harus dilakukan secara tepat dan baik karena akan tersimpan dalam memori jangka panjang anak yang bisa berpengaruh dalam pembentukan kepribadiannya ketika dewasa.  

Ada 3 teori yang mengungkapkan pembentukan identitas gender anak:

  • Teori psikoanalitik. Sigmund Freud menyatakan bahwa peran jenis kelamin anak ditentukan pada fase falik, fase falik terjadi pada anak usia 3-5 tahun pada fase ini anak mulai mengenal adanya perbedaan antara alat kelamin laki-laki dan perempuan selain itu freud juga mengungkapkan bahwa anak akan mengikuti peran orang tua sesuai dengan jenis kelaminnya hal ini terjadi bukan hanya serta merta Freud menunuturkan bahwa ada 2 alasan yang melatarbelakanginya yang pertama adalah karena Freud percaya bahwa anak-anak takut pada orang tua dan yang kedua karena anak ingin menarik perhatian orang tua dengan jenis kelamin yang lain
  • Teori environmental. Teori ini mejelaskan bahwa perkembangan jeni kelamin tergantung pada teori pembelajaran, 3 elemen penting yang dibutuhkan dalam pembelajaran yaitu stimulus, respons terhadap stimulus dan perilaku terhadap stimulus tersebut. Menurut teori ini anak akan mengidentifikasi jenis kelamin mereka berdasarkan respons masyarakat sekitar terhadap perilakunya
  • Teori Kognitif. Menurut teori ini perkembangan jenis kelamin anak dibentuk melalui kemampuan kognitif, ketertarikan dn karakteristik personal lainnya.

Orang tua sangat berperan ketika anak berada pada masa pengenalan identitas gender tugas utama orang tua adalah memperkenalkan anak terhadap hal-hal yang dapat menstimulasi pembentukan identitas gender anak sesuai dengan jenis kelaminnya, memperlakukan anak dengan sikap maskulin atau feminim tentunya disesuaikan dengan jenis kelamin anak yang bisa diawali dengan mengenalkan nama. 

Mainan misalnya orang tua memberikan mainan pistol, robot-robot an, tembak, lego kepada anak laki-lakinya sedangkan boneka, peralatan masak-masakan untuk anak perempuannya, mengenalkan warna yang umum bagi maskulin dan feminim, gaya rambut, gaya berpakaian dan lain-lain.  

Maccoby dan Jacklin mengungkapkan ada 3 teori perbedaan perlakuan orang tua terhadap anak laki-laki dan perempuan:

  • Teori Imitiasi. Teori yang menjelaskan bahwa identifikasi awal anak pada anggota keluarganya yang mempunyai jenis kelamin sama dengannya anak akan meniru tingkah laku orang dewasa yang menurutnya sama dengan jenis kelaminnya
  • Teori Self Socialization. Dalam teori ini disebutkan bahwa anak akan mengembangkan konsep  dan pengertian yang bersangkutan dengan apa yang harus dilakukan sesuai dengan jenis kelaminnya.
  • Teori Reinfocement. Teori ini lebih menekankan pada penggunaan sanksi berupa hukuman atau pujian, jika ingin memberi sanksi kepada anak orang tua harus menyesuaikan dengan jenis kelamin anak misalnya hukuman membantu ayah untuk anak laki-laki dan hukuman membantu ibu untuk perempuan.

"Kesetaraan berarti setiap orang akan diperlakukan secara adil berdasarkan apa yang mereka lakukan dan seberapa baik mereka melakukannya." - Joshua Turner

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun