Mohon tunggu...
Izzatul Firdaus
Izzatul Firdaus Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa-Mahasiwa

Early Childhood Education.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Maafkan Bunda Membuatmu Terluka (Teknologi Peminda Otak)

28 Maret 2021   10:16 Diperbarui: 28 Maret 2021   10:27 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Electroencephalography (EEG) Scan

EEG merupakan pengukuran aktivitas listrik otak dengan cara merekam dari elektroda yang ditempatkan di kulit kepala.  EEG  merupakan salah satu teknologi pemindai otak yang efektif untuk mendiagnosis gangguan kejang yang merupakan tanda penyakit Epilepsi, mendeteksi Alzheimer, mendeteksi adanya kelainan pada otak misalnya Tumor, Abses, jaringan parut otak, atau darah yang membeku, selain itu EEG juga bisa mendeteksi perubahan aktivitas listrik di otak pada tingkat milidetik, dan menunjukkan aktivitas otak dalam keadaan psikologi tertenyu, seperti perasaan waspada dan rasa kantuk.

Positron Emission Tomography (PET) Scan

Adalah sebuah alat pencitraan yang digunakan untuk memeriksa penyakit yang terdapat pada organ tubuh seseorang. PET menggunakan zat pelacak yang disuntikkan ke dalam darah, darah yang sudah di isi pelacak dikirim untuk memberikan oksigen ketika bagian otak menjadi aktif. 

Hal ini menimbulkan titik-titik yang dapat dilihat yang selanjutnya diambil oleh detektor yang digunakan untuk membuat gambar vidio yang berisi rekaman otak saat melakukan tugas tertentu. 

PET bisa di gunakan untuk mendiagnosa fungsi vital tubuh seperti aliran darah, penggunaan oksigen, dan metabolisme gula darah (Glukosa) serta untuk Alzheimer

Computed Tomography (CT) Scan

Teknologi pemindai otak yang pertama kali keluar pada tahun 1972 dengan nama CAT Scan. CT Scan menggunakan energi sinar-X yang merupakan dari tabung sinar-X, namun menghilangkan banyak superimposisi radiograf dengan mendemonstrasikan tubuh dalam serangkaian bagian. CT Scan dilakukan dengan tujuan diantaranya:

  • Mendiagnosis kelainan pada tulang misalnya tumor tulang dan faktur
  • Menjadi bagian dari prosedur seperti biopsi,terapi radiasi serta operasi
  • Mendektesi cedera internal maupun internal
  • Mendeteksi dan memantau kondisi penyakit seperti kanker, nodal paru, massa hati ataupun yang lainnya
  • Melacak lokasi tumor, infeksi, atau darah yang mengumpal.

Lanjutt nih ceritanya, setelah menjalani CT Scan dan di ketahui cedera apa yang terjadi di kepala Helen dokter pun memberikan obat dan perawatan yang sesuai dengan cedera yang dialami, setelah beberapa hari menjalani perawatan akhirnya Helen kembali tersenyum dan menjalani aktivitasnya dengan baik, dari cerita Helen dan beberapa penjelasan tentang teknologi  peminda otak di atas semoga kita bisa mengambil hikmah dan menjaga organ tubuh kita dengan sebaik-baiknya agar tetap bisa berkerja sesuai dengan perannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun