Paes operculari ( posterior ), diperkirakan berfungsi untuk menyokong manajemen satu jenis rangsang saja serta mengkoordinasikan organ wicara dan area motorik dalam berbahasa.
Jika sudah berbicara tentang Area Broca tentu saja kita akan mengetahui juga tentang afasia broca?. Nah, apasih yang dimaksud dengan afasia broca, afasia sendiri bermakna gangguan fungsi bicara yang disebabkan karena adanya kelainan pada otak.
Cidera dan terjadi kerusakan di bagian pemrosesan bahasa pada otak menjadi penyebab utama afasia, namun bisa juga disebabkan karna adanya stroke, adanya sumbatan atau pecahnya pembuluh darah pada otak, tumor, infeksi,atau proses penuaan yang bisa mengakibatkan penderita sering keliru dalam memilih, merangkai, dan mengartikan kata-kata menjadi sebuah kalimat yang dapat dipahami, tak hanya itu afasia juga dapat mempengaruhi kemampuan menulis penderita.
Jadi afasia broca adalah gangguan yang terjadi diarea broca yang disebabkan oleh kerusakan otak dibagian kiri depan, seseorang dengan gangguan afasia broca dapat mencerna perkataan orang lain namun kesulitan dalam berbicara dan memungkinkan penderitanya memiliki kemampuan terbatas dalam memahami perkataan orang lain secara menyeluruh, kelumpuhan, serta terjadinya kelemahan pada tungkai sebelah kanan. Gejala yang biasa dialami oleh penderita afasia broca yaitu:
- Kesulitan untuk membentuk kalimat yang sempurna
- Berbicara dengan ritme yang tidak teratur
- Sering berhenti saat berbicara
- Kesulitan menulis
1. Area wernicke ( Korteks Ujaran Posterior )
Area ini pertama kali ditemukan oleh seorang dokter Jerman yang bernama Carl Wernicke pada tahun 1874 yang menemukan adanya kerusakan pada lobus temporal kiri yang sekarang disebut dengan area wernicke dapat mengakibatkan gangguan dalam memahami ujaran yang disampaikan oleh orang lain.
Seperti yang sudah disebutkan diatas bahwa area wernicke ini berada pada hemisfer kiri dibagian temporal lobe yang bertugas untuk memahami isi percakapan.
Wernicke menemukan bahwa area broca dan area wernicke dihubungkan oleh sebuah lajur syaraf besar yang biasa disebut dengan busur fasikulus. Sama halnya seperti area broca ternyata area wernicke juga berpotensi mengalami gangguan yang disebut dengan afasia wernicke.
Afasia wernicke adalah gangguan yang disebabkan oleh kerusakan otak dibagian kiri tengah normalnya terjadi akibat stroke meskipun tidak menutup kemungkin faktor lain seperti cedera otak traumatis, tumor otak dan gangguan neurodegeneratif, serta infeksi virus.
Afasia ini terutama ditandai oleh datangnya kesulitan seseorang dalam memahami bahasa, yang bisa menyebabkan ketidakmampuan untuk mengulangi kata-kata orang lain. Gejala dan karakteristik utama dalam afasia wernicke yaitu:
- Defisit yang parah dalam memahami, mendengarkan dan membaca bahasa
- Ketidakmampuan untuk mengulangi kata dan frasa secara benar
- Kesulitan mengingat dan mengucapkan nama benda dan makhluk hidup
- Kurangnya kesadaran akan kesalahan linguistik ( anosognosial ).
“Kebaikan adalah bahasa dimana yang tuli bisa menderngar dan yang buta bisa melihat”
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!