Mohon tunggu...
Izzatul Millah
Izzatul Millah Mohon Tunggu... -

Perempuan sederhana yang tengah meraih impian. Sedang menempuh S1 di UIN Sunan Ampel Surabaya, jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Menekuni bidang tulis menulis, MC & Presenter, dan fotografi. Blog pribadi dapat dilihat di http://izzatul-millah.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Membongkar “Mantera Sakti” Kepenulisan di Blogshop Kompasiana Bersama iB #BlogShopN5M

19 Maret 2012   13:03 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:47 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Langit kian menghitam, raja malam  siap menuju peraduannya. Kini saatnya menyempatkan diri mengulas pengalaman emas dalam acara “Blogshop dan Roadshow Film Negeri 5 Menara pada 17/03/2012 yang telah diselenggarakan di Gedung Bank Indonesia Surabaya, tepatnya di Jalan Pahlawan No. 105 Surabaya.

PRA-ACARA

Persiapan

Mentari pagi tak kelihatan menampakkan senyumnya. Sepertinya mendung pagi ini sang awan masih berselimut kabut yang berwarna abu-abu. Membuka pintu kamar, melihat kicauan burung, tersenyum riang hati ini. Sabtu, 17 Maret 2012, inilah hari yang benar-benar saya nantikan, mengingat nama saya telah terdaftar di kompasiana nomor 54 pada acara Blogshop dan Roadshow Negeri 5 Menara  yang diselenggarakan Gedung Bank Indonesia Surabaya, Jalan Pahlawan No. 105. Hal yang kuimpikan akan segera terwujud untuk bertemu dan menambah wawasan tentang kepenulisan bersama pemateri yang tentunya sudah berpengalaman, yakni Ahmad Fuadi  (penulis novel best seller Negeri 5 Menara) dan Iskandar Zulkarnaen (pengelola dan editor KOMPAS.com). Alhamdulillah, bersyukur atas nikmat-Nya, hari ini tubuh mulai fit lagi setelah minum obat dan bisa beraktifitas lagi meskipun harus menguatkan diri pasca sakit. Bismillah, Man Jadda Wajada rekkkk !

Sementara jam dinding komplek B pondok putri pesantren mahasiswa An-Nur Surabaya menunjukkan pukul 07.54 WIB. Dan saya masih menyetrika baju dan belum mendapatkan antri mandi. Maklum menjadi SANTRI harus kebal dengan namanya Serba ANTRI. Setelah itu mencari urut mandi terakhir. Tak segan langsung menghampiri kamarnya. Berharap meminta nyelat mandi (tradisi mendahului mandi pada pemilik antrian), dan ternyata si punya antri tidak mau diselat karena juga mempunyai acara. Walah…walah…Maklum weekend, anak muda juga pasti punya segudang acara. Fortunately, everything beyonds my mind, Alhamdulillah, ada seorang santri yang merelakan urutan antriannya untuk saya, dan saya menggantikan antrinya. Saya bergegas ke kamar mandi dan cepat-cepat merapikan diri.

Tepat pukul 09.04 saya dan teman saya, Fitri telah berpakaian rapi dan siap menuruni anak tangga. Jam segini seharusnya kita berada di jalan raya untuk menunggu kedatangan bus jurusan JMP agar bisa sampai di Jalan Pahlawan tepat waktu. Tetapi, kita belum membeli sarapan. Fitri sempat menawarkan untuk menunda makan. Tapi saya tidak mau, mengingat kemarin tubuhku drop hingga tensi turun menjadi 80, serta berat badan pun turun 3 kg usai KKN. Saya memberi tawaran untuk membeli satu bungkus saja dan kita makan di kendaraan. Betapa sebalnya warung nasi di sebelah pondok penuh antrian pembeli. Dan kita memilih untuk membeli di warung yang tidak begitu antri. Menunggu pelayanan dari pemilik warung, sesekali saya melihat jam yang ada di handphone. Sementara ada sms dari kawan di facebook yang memberitahukan bahwa dia sudah di kantor Bank Indonesia dan acara diselenggarakan di lantai 5. Semakin panik saya, dan berjalan cepat menuju jalan raya untuk menunggu kendaraan. Karena waktu yang tak memungkinkan, kita memutuskan untuk naik taxi. Yah, meskipun berat karena lagi kanker (kantong kering) dan biaya taxi beberapa kali lipat dari biaya naik bus yang hanya empat ribu rupiah.

Setapak demi setapak kita langkahkan kaki menuju Giant Margorejo, menyusuri perkampungan warga, dengan keringat yang mulai bercucuran tetap melewati banyak gang dan sungai-sungai keruh di daerah wonocolo. Jujur, tubuh ini mulai lemas lagi karena harus berjalan kaki lumayan jauh sementara perut masih kosong, dan tangan pun mulai berkeringat dingin. Tak apalah semua butuh perjuangan. Apapun kita korbankan demi sampai di iB tepat waktu. Dan akhirnya kita menyebrang untuk booking taxi. Taxi pun meluncur, sementara saya dan Fitri sibuk dengan sebungkus nasi dengan lauk pauk tempe dan mi untuk dimakan berdua sebagai pengganjal perut.

Di Gedung iB …

Dan Alhamdulillah, tanpa diduga pukul 09.49 kita melihat gedung iB yang berdiri kokoh dari seberang jalan dan di bagian atas gedung bertuliskan KANTOR BANK INDONESIA. Disinilah tempat yang benar – benar kita tunggu sebelumnya, khususnya kompasianer.

Tiba di lantai dasar kantor Bank Indonesia Surabaya bersama Fitri (Dok. Izzatul Millah)

Dengan ramahnya Pak satpam menunjukkan arahnya menuju lantai 5 untuk menginjakkan kaki di karpet merah yang telah dinanti para kompasianer. Matur suwun pak ….

Wah, sungguh menakjubkan, sebelum pukul 10.00 para kompasianer sudah berdiri di depan pintu utama dengan tak sabar berdiri bergerombolan di depan pintu utama dan sekitar meja registrasi.

13321592411508071077
13321592411508071077

Penantian acara di depan pintu utama, bahkan ada yang sampai kelosotan (duduk-duduk di lantai dan bersandar) demi menuggu acara dimulai.(Dok. Izzatul Millah)

Sementara para panitia yang cantik berbaju orange sibuk melayani registrasi dan panitia laki-laki sibuk memasukkan suatu bingkisan untuk dimasukkan ke dalam tas berwarna biru bertuliskan kompasiana.

13321580391064390357
13321580391064390357

Para panitia yang disibukkan dengan registrasi (Dok. Izzatul Millah)

13321628541124297756
13321628541124297756

Antri registrasi, meski sudah tertib berbaris namun ada saja anak yang tidak sabar sehingga menyerobot barisan. Hehehe . Peace ! (Dok. Izzatul Millah)

Dan, kini giliran saya untuk registrasi, melihat urutan nama Izzatul Millah, ternyata ada di urutan abjad I yang berada di lemabaran ke 2. Mbak berbaju orange pun memberi name card untuk menuliskan nama lengkap dan dikalungkan di leher. Dan beliau memberikan bingkisan tas kompasiana berwarna biru yang berisikan kaos N5M. Wah, mantabz ! saya tersenyum sendiri melihat isi tas. Beliau juga menyodorkan spidol marker hitam untuk menggoreskan tanda tangan di banner.

1332158851894236124
1332158851894236124

Saya dan goresan tanda tangan para kompasianer sebagaisaksi bisu kehadiran moment yang paling di nanti, blogshow dan roadshow N5M (Dok. Izzatul Millah)

Dengan hati yang berbunga-bunga dan merekah penuh senyuman, Saya dan Fitri menginjakkan kaki di karpet merah, berhubung kursi depan rata-rata sudah penuh, kita bersikeras memilih kursi depan meski ada di pojok kanan. Kami juga sempat berkenalan dengan kompasianer lain, misalnya dari Bojonegoro, Bakalan, Sumenep, Jombang, ada yang ternyata teman sekampus, bahkan ada yang rela datang dari Sumatera demi mengikuti acara di Surabaya.

TIBALAH YANG DINANTI

-MAIN EVENT-

Pembawa acara yang tampan dan gagah mulai melebarkan senyum dan menyapa para kompasianer dengan salam hangat. Beliau mampu membuat kami makin bergairah mengikuti blogshop ini. Ditambah lagi para panitia sie konsumsi membagikan kardus putih yang berisi beberapa snack lezat. Waww… Nyummy !

Sang pembawa acara juga menyambut hangat dan salam untuk spesial para tamu seperti Bapak Johan Wahyudi selaku editor kompas.com, Bapak Nur Hadi selaku pengembang edukasi dari ID, dan specail for Kang A. Fuadi selaku penulis buku dan motivator.

Kenapa iB ?

Host juga menyinggung sedikit mengapa acara Blogshop dan Roadshow N5M didukung oleh iB, tentu selain mensponsori film Negeri 5 Menara juga karena spirit iB yang seperti banyak terkandung nilai inspiratif, persahabatan, kemitraan, juga memaparkan pendidikan alternatif (pesantren) yang saat ini mulai kembang kempis. iB juga menerapkan sistem dengan basis bagi hasil, jual beli, serta fungsi sosial.

Tepuk tangan untuk iB …

SESI PERTAMA

Tepat pukul 10.29 host mempersilahkan Bapak Johan Wahyudi untuk maju ke depan. Sambutan yang hangat dan sorakan tangan kompasianer meramaikan gedung untuk penyambutan Bapak Johan selaku penulis buku, motivator edukasi, dan editor kompas.com. betapa luar biasa kemampuannya. Beliau menjelaskan Menulis untuk Masa Depan. Yang berisi keuntungan-keuntungan menulis seperti menulis untuk berdakwah, bisa menguasai ilmu dengan sangat baik, menambahkan kewibawaan dan kesahajaan, menjadikan kita teladan di lingkungan dan masyarakat, dan pasti pada akhirnya memperoleh kentungan finansial yang lebih dari cukup.

13321594212094373909
13321594212094373909

Bapak Johan Wahyudi dengan penuh semangat sharing ilmu dan pengalamannya (Dok. Izzatul Millah)

Tak pernah disangka, beliau sebenarnya adalah sosok pendidik yang telah melanjutkan pendidikannya hingga Doktoral (S3) dan pernah meraih Juara 1 Nasional Penulisan Naskah Buku. Wah, hal ini benar-benar inspiratif dan memotivasi saya sebagai calon pendidik di bangku sekolah yang ingin juga menerbitkan buku, Insya Allah mengamalkan ilmu lewat menrbitkan buku Bahasa Inggris.

Selanjutnya beliau memaparkan sikap –sikap penulis diantaranya reseptif, ada jiwa good thief, dalam arti menangkap ide-ide orang lain saat obrolan santai, penulis juga pembaca, pendengar dan pembicara yang baik.

Beliau juga menjelaskan panjang lebar mengenai Tips menulis buku dan mengawali menulis buku, menjadi penulis buku ajar, hingga bagaimana cara masuk dan menembus dunia penerbitan.

“Buku setebal apapun berawal dari sebuah kata, dan bermainlah kata demi kata setiap hari untuk menerbitkan buku”

Pernyataan ini menjadi penutup Bapak Johan Wahyudi.

Subhanallah… sungguh luar biasa apa yang telah disampaikan beliau, sungguh inspiratif, dan sangat memotivasi para kompasioner, khususnya saya yang suatu saat ingin menerbitkan buku ajar bahasa inggris. Amin. Man jadda wajada…

SESI KEDUA

Tibalah saatnya ishoma (istirahat, sholat, makan). Sie konsumsi lagi-lagi mnebarkan senyumnya untuk menyodorkan kardus kotak berwarna putih menu makan siang nan lezat. Sementara pembawa acara mengingatkan kembali seperti di awal acara tadi, yakni “Livetweet” #blogshopN5M di twitter yang akan dipilihpemenang diakhir acara nanti. Hal ini membuat kompasianer semakin semngat berkicau di twitter.

SESI KETIGA

Tepat pukul 13.10 Kang Ahmad Fuadi yang memakai baju merah kotak-kotak memasuki singgasana di kursi depan. Sosok yang telah dinanti adalah seorang penulis buku, motivator, dan mantan wartawan TEMPO yang menerapkan ilmu jurnalistik dan tulis menulis. Sorakan tepuk tangan dan senyuman-senyuman bertebaran dari kompasianer untuk penulis Best seller N5M ini. Salam dan senyum hangat beliau berikan kepada kompasianer Surabaya.

133215979099339902
133215979099339902

Salam hangat dari A. Fuadi untuk kompasianer di Surabaya (Dok. Izzatul Millah)

Menulis itu bisa berkeliling dunia, karena juga dengan menulis membukakan pintu-pintu jendela dunia. Menulis adalah hal yang luar biasa, karena dengan menulis menjadikan hal tak mungkin menjadi mungkin.

Itulah motivasi yag beliau sampaikan di awal perjumpaan kita.

Subhanallah, bulu kuduk ini merinding hatipun bergetar ketika kami diperlihatkan video biografi A. Fuadi sejak masa kanank-kanak di tanah Maninjau, kemudian perantauan menyebrang pulau demi menuntut ilmu di tanah Jawa tepatnya di Pondok Gontor Ponorogo, hingga menerima 8 beasiswa belajar di luar negeri dan berkeliling dunia bersama istri beliau. Sungguh luar biasa mantera MAN JADDA WAJADA, mengubah yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin. Dan akhirnya beliau bisa menulis novel best seller trilogi Negeri 5 Menara.

Kata lebih hebat dari pada peluru. Satu peluru hanya mampu menembus satu kepala orang, tetapi kata-kata mampu menembus jutaan orang di seluruh dunia. Itulah kekuatan dari kata. Maka tulislah kata demi kata yang mengandung kebaikan.

Cogito ergo sum, lebih tepatnya dengan tulisan maka aku tetap ada. Meski si penulis telah meninggalkan kita semua, maka tulisannya lah yang akan bertahan hidup sepanjang masa.

Menulis adalah kekuatan. Karena tulisan bisa menjelma menjadi apa saja, dan tulisan bisa mengubah hidup lebih dari yang kita bayangkan.

Itulah kata-kata yang penuh motivasi untuk para kompasianer agar selalu membangkitkan niat menulisnya.

Beliau juga menjelaskan mengapa membaca novel yang dikutip dari seorang penulis terkemuka, Harvey Chapman. Diantaranya to understand,agar kita mengerti dunia baru seperti hidup, orang dan situasi yang ada. Yang kedua to be entertained,yakni mencari hiburan bukan hanya di waktu senggang semata,dan to escape, keluar dari kesibukan, kepenatan dari aktivitas yang padat dan membuat stress.

Selanjutnya beliau berbagi tentang apa yang telah beliau lakukan ketika menulis Negeri 5 Menara.

13321600171039251826
13321600171039251826
Sharing kepenulisan novel berdsarkan pengalaman nyata

Apa yang dilakukan A. Fuadi ketika menulis novel Negeri 5 Menara ?

Proses menulis A. Fuadi :

1)WHY, luruskan niat mengapa anda menulis. Karena niat merupakan suntikan stamina yang tidak akan pernah putus dan membuat stamina menulis tetap kuat. Karena jika sudah alasan, menulis tidak akan merasa mlempem. Mengapa A. Fuadi menulis novel alasannya ialah karena beliau ingin sharing / berbagi kebaikan melalui tulisan. Seperti mengamalkan ilmu hadis yang telah beliau tempuh selama belajar di pondok gontor melalui penulisan novel. Teringat pesan ustadnya ‘KHAIRUNNAASI ANFA’UHUM LINNAASI”, sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Semangat berbagi dan mengamalkan ilmu membuat beliau terus termotivasi menulis. Semakin kuat alasan mengapa kita menulis, maka semakin kuat motivasi kita untuk menulis.

2)WHAT, ketahuilah apa yang akan ditulis. Kuasai tema apa yang akan ditulis dan perdalam hingga menguatkan rangkaian kata. Obat kuat tulisan yakni kenal, peduli, familiar, dan tahu. Dalam proses kepenulisan novel N5M beliau menulis tentang kisah perjalanan hidupnya di pesantren hingga kesuksesan yang membawanya, jadi pengalaman itu membuat tulisannya lebih kuat atas apa yang pernah dialami. Beliau menulis juga berdasarkan kesenangan bukan paksaan. Kesenangan jika ditulis dengan senang maka akan menjadi kekuatan. Maka kita harus bisa mencari kisah kita atau orang lain yang inspiratif.

3)HOW, bagaimana kita bisa menuliskannya dengan baik ? Yakni dengan mendapatkan sumber atau referensi untuk mengembangkan kepenulisan. Seperti buku lain, foto, diari, al-mahfudhoh, buku kamus dll. Jadi selama proses kepenulisan N5M beliau berulangkali pulang kampung ke Maninjau untuk memeperoleh referensi lebih dalam semasa beliau menuntut ilmu di Gontor dulu. Bongkar diari, Sang Ibu juga masih menyimpan surat-surat yang berisikan ekspresi luar biasa semasa di pondok.

4)WHEN, kapan menulisnya ?, itulah pertanyaan yang sering dilontarkan oleh penulis pemula yang seringmengalami up and down motivation. Maka menulislah mulai dari sekarang, mulai hari ini. Jika setiap hari menyempatkan diri menulis meski hanya satu lembar saja, maka dalam setahun bisa membuahkan novel dengan 360 halaman. Jaga konsisten agar stamina menulis tetap terjaga.

Allah Maha Tahu. Kejarlah apa yang perlu dikejar….

Setelah A. Fuadi memaparkan dan sharing kepenulisan novel N5M, kini saaatnya pemutaran trailer film Negeri 5 Menara. Iringan musik dan potongan film N5M mampu membius para kompasianer di ruang yang cukup besar ini. Semua mata tertuju pada 2 layar LCD yang tertancap di sisi kanan dan kiri panggung.

13321602141074445405
13321602141074445405

13321603131613871960
13321603131613871960

Pemutaran trailer film Negeri 5 Menara yang berhasil menyedot setengah juta penonton saat peluncuran film 1 Maret 2012 (Dok. Izzatul Millah)

Selanjutnya dibukalah sesi pertanyaan untuk para kompasianer. Antusias para penanya begitu hebat. Jika diberi kesempatan yang lebih lagi, mungkin setiap kompasianer akan mengacungkan tangannya berulangkali dengan pertanyaan yang lebih dari satu. Apalagi tiket voucher nonton dan buku dari sejak awal dibagikan untuk para pemenag kuis. Semangat dan antiasias kami begitu besar. Sungguh. Dan akhirnya hal yang kami tunggu datang, yaitu minta tanda tangan dan foto bersama A. Fuadi. Serasa dreams come true hari ini…

13321607721544886894
13321607721544886894

A. Fuadi menjadi artis yang dikerubungi para fans untuk dimintai tanda tangan dan foto bersama

(Dok. Izzatul Millah)

SESI KE-EMPAT

Setelah coffee break, kami masih menunggu pembicara terakhir. Siapakah beliau ? Dan akhirnya tepat pukul 15.35 WIB pembawa acara mempersilahkan seorang laki-laki yang sukses naik ke panggung, beliau adalah seorang writer, blogger, reporter, dan kompas editor. Subhanallah.. semua bakat kepenulisan ada padanya, dialah Bapak Iskandar Zulkarnaen. Sepertinya kita harus menyimak lebih dalam dari beliau berdasarkan jutaan pengalaman yang pernah dialami. Dan untuk pertamanya beliau speechless karena beliau berkata bahwa semuanya telah dijelaskan panjang lebar oleh pembicara-pembicara sebelumnya. BUKAN TULISAN APA ADANYA. Itulah tema yang akan dijelaskan. Karena sebagai writer wanna be, tentunya kita harus menggali informasi bertebaran ang datang silih berganti, tema apapun juga menjadi bhan tulisan kita, dan tanpa kita sadar bahwa ide datang dari banyak tempat. Lalu, APAKAH SEMUANYA HARUS KITA TULIS? jawabannya adalah TIDAK. Kita harus PILIH-PILIH. Karena :

a.kita harus menulis apa yang paling kita kuasai karena akan menajdi power tulisan kita,

b.tulislah apa yang pertama tahu,

c.mempunyai kemasan baru dalam menulis. Seperti 7 toilet tertingi di dunia.

13321619742134251190
13321619742134251190
Bpk. Iskandar Zulkarnaen sharing cara jitu menulis kreatif (Dok. Izzatul Millah)

Itulah hal yang patut diketahui sebagai penulis pemula agar tulisannya bisa tertarik dan dibaca banyak orang. Selanjutnya beliau juga menyajikan suatu hal biasa dengan hal yang baru, dengan kemasan KREATIF, yakni :

a.Kreatif, hasil sendiri, bukan hasil plagiat.

b.Menampilkan sesuatu yang baru dan selalu datang dengan hal yang baru.

c.Harus bisa dirasakan dan dilihat

Tentunya konten kreatif juga membutuhkan :

a.Tulisan yang mendalam, seperti kumpulan data dan fakta selengkapnya serta bisa memaparkan informasi seutuhnya.

b.Tulisan yang terinci (pointer)

c.Tulisan dengan ilustrasi atau gambar

d.Adanya konten foto dan video. Karena hal ini paling efektif mempengaruhi audience.

Seiring berputarnya waktu, tak terasa jam menunjukkan sekitar pukul 16. 35 WIB. Maka berakhirlah semua pembicara hari ini untuk membagi ilmunya. Sementara para kompasianer masih kerasan di karpet merah ini. Dan mengapa ? karena hal yang ditunggu untuk pengumuman Livetweet #N5M. dan selamat kepada wanita berkerudung yang mendapat handphone cantik sebagai pemenang Livetweet. Selamat neng ….. !

Dan souvenir terakhir, wanita cantik berbaju orange mempersembahkan souvenir untuk Bapak Wijaya Kusuma sebagai kompasianer yang dibebela-belain datang dari Jakarta demi mengikuti blogshop di Surabaya karena honor dari penerbitan buku cair. Begitu berkobar semangatnya beliau untuk menulis, dan satu pesan dari beliau, MENULISLAH SETIAP HARI DAN RASAKAN APA YANG TERJADI !

“MAN JADDA WAJADA !” pembawa acara memandu kita untuk mengungkapakan mantera itu 3x dengan penuh semangat dan mengakhiri perpisahan yang termanis sore ini.

Terakhir, saatnya narsiz di depan panggung. Saatnya para kompasianer nampang di depan banner kompasiana blogshop. Klik..klik…. berbagai macam suara kamera saat jepretan berlangsung. Kini saatnya mengobarkankembali semangat menulis.

13321614381363558987
13321614381363558987
Mampang di depang panggung (Dok. Mbk Nurul)

Finally, There is nothing more rewarding than today. Special big thanks to :

  1. Pihak kompasiana dan panitia yang menyelenggarakan event ini
  2. Para Narasumber yang rela meluangkan waktunya untuk berbagi ilmu kepenulisan
  3. Tak lupa pihak iB yang menjembatani film N5M dan event Blogshop & Roadshow di 3 kota besar.

Dan kita semua, khususnya saya pribadi telah mendapatkan mantera-mantera sakti kepenulisan dari para pemateri yang sudah berpengalaman yakni tambahan wawasan dalam menulis yang hebat, penuh kreatif dan berbagi pengalaman yang luar biasa bersama para penulis hebat dan tentunya narasumber yang berpengalaman dibidangnya. Terus kobarkan semangat dan stamina menulis. Menulislah setiap hari, dan rasakan hasilnya ! MAN JADDA WAJADA ; bersungguh-sungguh, teliti , sabar, dan juga harus konsisten dalam menulis.  Sungguh luar biasa mantera itu …

“Pada dasarnya kita semua ahli menulis. Dan menulis adalah hal yang luar biasa, karena dengan menulis menjadikan hal tak mungkin menjadi mungkin.”

(Ungkapan A. Fuadi pada acara Blogshop Kompasiana dan Roadshow N5M di Surabaya, 17 Maret 2012)

Salam kompasiana rekkk !

ayo bareng-bareng semangat nulis !

Ojo lali mantera sakti,

MAN JADDA WAJADA – WONG SING TEMEN BAKALE NEMU

PASCA ACARA

13321616532103915252
13321616532103915252
Acara telah usai, saatnya menunggu bus di depan gedung BI (Dok. Izzatul Millah)

Tepat di depan Gedung BI , kami menunggu bus jurusan Bungur Asih, saya benar-benar menguatkan diri karena pusing mulai terasa. Meski penumpang sesak, banyak orang pulang dari kerja, kita semua berdiri, yang kusebut hanyalah asma Allah, semoga aku diberi kekuatan hingga sampai di pondok.

Sampai di pondok 18.23

Tubuh ini benar-benar lemas, padahal tensi darahku drastis menurun 80, aku benar-benar pusing dan bliyur-bliyur. Ingin rasanya mengambrukkan diri di lantai, tapi setapak demi setapak saya harus menaiki anak tangga yang cukup tinggi karena kamarku berada di lantai dua. Aku harus makan dan meminum obat yang diberi dokter pada hari jum’at. Dengan bergetar bibir lidah ini berucap liri, laahaulawalaquwaataillah billah…. Tiada daya dan upaya kecuali milik Allah.

Harus berusaha melawan rasa sakit, saya harus berjuang tetap mengobarkansemangat. Meski sering sakit-sakitan, yang penting, harus tetap ingat manterajitu untuk meraih impian-impianku. Man jadda wajada rekk!! sopo wong temen bakale nemu !

Salam hangat,

Millah

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun