ini dia salah satu contoh pengusaha hidroponik yang berasal dari Sumatra Barat yaitu Bapak Ferry.
Cerita Bapak Ferry, berawal dari hobi dimulai dari hal-hal kecil seperti menanam hidroponik memakai botol bekas, ember bekas yang bisa menampung air yang tumbuh dan bisa menghasilkan.
berawal mengikuti  pelatihan di Sumatra Barat yang di sediakan oleh bank Bndonesia yang mendatangkan dari pakar hidroponik dari Malaysia, " dan dari situ kita mendapatkan ilmu yang cukup lumayan, yang kita tau persis dan itu bisa dijadikan suatu industri, tapi begitu kita berangkat ke industri ternyata tidak gampang " ujar Bapak Ferry
ia juga mengatakan bahwa menanam hidroponik juga ada suka dan dukanya. contoh dukanya yaitu pemasaran hidroponik sebenarnya menyita waktu dan duit karena apa? karena panenya cepat tapi menjualnya lambat.Â
untuk bisa dikenal oleh masyarakat ia mengatakan " saya membuka restoran ayam penyet yang sayuranya menggunakan hidroponik dan dari sanalah akhirnya bisa berkembang dan dibantu oleh dinas pangan kota Padang waktu itu, untuk mengembangkan hidroponik " Â berjalanya waktu hidroponik sudah banyak dikenal dan sudah banyak pesanan mulai dari puskesmas, hotel dan restoran-restoran. Lalu untuk sukanya Pak Ferry mengatakan " jika ia bisa melewati masa dukanya itu menjadi suka"
saya punya mimpi bahwa payakumbuh menjadikan central sayuran hidraponik dari Sumatra Barat karena untuk cuaca sendiri dan iklim sangat mendukung. Dan untuk daerah letak geografis sangat strategis sangat dekat dengan pekanbaru dan dekat dengan padang.Â
" dengan harapan dan mimpi keberadaan kita disinilah yang ingin menjadikan kita menjadi tolak ukur  ingin menedukasi. bagaimana pun perkotaan tidak bisa dianggap sebelah mata, kedepanya akan dijadikan keharusan dan kebutuhan. kita bisa mendapatkan sayuran sayuran sehat. dan saya minta doa nya kita akan mempunyai restoran dengan sayuran hidroponik" ujar Pak Ferry.
jadi bagaimana teman-teman sudah siapkan menjadi petani hidroponik?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H