Mohon tunggu...
Izzati Dzilli Qurani
Izzati Dzilli Qurani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 23107030100 UIN Sunan Kalijaga

suka tinggal di indo soalnya makanannya enak

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Hati-hati Kasus Pembunuhan Wanita di Indonesia, Disebabkan Pernikahan dan Pacaran Tidak Aman

15 Juni 2024   23:22 Diperbarui: 15 Juni 2024   23:25 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: mediaindonesia.com

Tahun 2023 menjadi saksi bisu dari lonjakan yang cukup signifikan terhadap kasus pembunuhan terhadap perempuan di Indonesia. Berdasarkan Insagram @Indozone.id, Data dari Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) menunjukkan fakta bahwa 67% dari seluruh kasus pembunuhan perempuan dilakukan oleh suami, mantan suami, pacar, atau mantan pacar korban. Menurut laporan, pembunuhan ini bukan hanya hasil dari konflik rumah tangga sehari-hari, tetapi juga dipicu oleh berbagai faktor seperti kecemburuan, masalah ekonomi, dan perselingkuhan. Angka ini bagaikan tamparan keras yang mencerminkan realitas suram bahwa relasi pernikahan dan pacaran di Indonesia masih jauh dari kata aman bagi perempuan.

Lonjakan Kasus Pembunuhan Terhadap Perempuan

Pada tahun 2023, kasus pembunuhan terhadap perempuan mengalami peningkatan yang mengkhawatirkan. Data yang diungkap oleh Komnas Perempuan menunjukkan bahwa mayoritas kasus tersebut dilakukan oleh orang-orang terdekat korban. Fakta ini menunjukkan bahwa banyak perempuan yang berada dalam hubungan yang berbahaya, bahkan ketika mereka berada di lingkungan yang seharusnya menjadi tempat paling aman bagi mereka, yaitu rumah mereka sendiri.

Peningkatan ini mencerminkan ketidakmampuan masyarakat dan pemerintah dalam melindungi perempuan dari kekerasan domestik. Kasus-kasus ini menunjukkan bahwa sistem perlindungan yang ada masih lemah dan perlu segera diperbaiki. Dengan meningkatnya kasus kekerasan ini, perempuan menjadi semakin rentan, dan perlindungan hukum yang ada tidak cukup untuk menjamin keselamatan mereka.

Faktor Penyebab Kekerasan

Terdapat beberapa faktor utama yang menyebabkan kekerasan dalam hubungan pernikahan dan pacaran. Pertama, kecemburuan seringkali menjadi pemicu utama konflik yang berujung pada kekerasan fisik dan bahkan pembunuhan. Perasaan tidak aman dan posesif terhadap pasangan sering kali membuat pelaku melakukan tindakan di luar batas kewajaran. Kecemburuan ini bisa dipicu oleh berbagai hal, mulai dari komunikasi dengan lawan jenis hingga rasa tidak percaya yang sudah ada sejak awal hubungan.

Masalah ekonomi juga menjadi salah satu penyebab utama. Ketidakstabilan finansial sering kali menyebabkan stres yang tinggi dalam rumah tangga, yang kemudian dapat memicu konflik berkepanjangan. Tekanan ekonomi sering kali membuat individu merasa tertekan dan mencari pelampiasan pada orang terdekat, yang dalam banyak kasus adalah pasangan mereka. Ketika kebutuhan dasar tidak dapat terpenuhi, frustrasi dan kemarahan dapat dengan mudah meledak menjadi kekerasan.

Selain itu, perselingkuhan atau ketidaksetiaan dalam hubungan juga menjadi faktor yang memicu tindakan kekerasan. Ketika kepercayaan dalam hubungan terkhianati, reaksi yang muncul sering kali adalah kekerasan yang berujung pada pembunuhan. Rasa sakit hati dan pengkhianatan dapat memicu emosi yang sangat kuat, yang dalam beberapa kasus dapat menyebabkan pelaku kehilangan kendali dan melakukan kekerasan fisik terhadap pasangan mereka.

Dampak Psikologis dan Sosial

Kasus pembunuhan ini tidak hanya menimbulkan dampak fisik, tetapi juga psikologis bagi korban yang selamat serta keluarga korban yang ditinggalkan. Rasa trauma, ketakutan, dan kehilangan kepercayaan terhadap orang lain adalah beberapa dampak psikologis yang dirasakan oleh para korban. Trauma ini bisa berdampak jangka panjang, mempengaruhi kesejahteraan mental dan emosional korban sepanjang hidup mereka.

Secara sosial, kasus-kasus ini juga mencoreng citra masyarakat yang aman dan harmonis. Masyarakat mulai kehilangan kepercayaan terhadap institusi pernikahan dan hubungan, melihatnya sebagai sumber potensi bahaya bagi perempuan. Keamanan dan kesejahteraan sosial terganggu, menciptakan lingkungan yang penuh dengan ketakutan dan ketidakpercayaan. Kasus-kasus ini juga menciptakan stigma bagi korban dan keluarganya, yang sering kali merasa malu dan terisolasi dari komunitas mereka.

Upaya Pencegahan

Untuk mencegah terjadinya kekerasan dalam hubungan pernikahan dan pacaran, dibutuhkan upaya dari berbagai pihak. Edukasi mengenai hubungan yang sehat dan komunikasi yang baik sangat penting untuk mengurangi kasus kekerasan. Masyarakat harus dididik tentang pentingnya menghargai satu sama lain dan menyelesaikan konflik dengan cara yang damai. Program edukasi ini bisa dimulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi, dengan tujuan membentuk generasi yang lebih sadar akan pentingnya hubungan yang sehat dan saling menghormati.

Pemerintah dan lembaga terkait perlu lebih aktif dalam menyosialisasikan pentingnya kesetaraan gender dan menghargai hak-hak perempuan. Kebijakan yang mendukung perempuan dan melindungi mereka dari kekerasan harus diperkuat dan diimplementasikan secara efektif. Selain itu, penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku kekerasan juga menjadi faktor penting dalam pencegahan. Pelaku kekerasan harus mendapatkan hukuman yang setimpal untuk memberikan efek jera dan mengurangi angka kekerasan di masa mendatang.

Organisasi non-pemerintah dan komunitas lokal juga memiliki peran penting dalam pencegahan kekerasan. Mereka dapat memberikan dukungan dan layanan bagi korban kekerasan, termasuk konseling, bantuan hukum, dan tempat penampungan. Dengan adanya dukungan yang kuat dari berbagai pihak, korban kekerasan dapat merasa lebih aman dan mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan untuk keluar dari situasi yang berbahaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun