Mohon tunggu...
Izzati Dzilli Qurani
Izzati Dzilli Qurani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 23107030100 UIN Sunan Kalijaga

suka tinggal di indo soalnya makanannya enak

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar Artikel Utama

Ramai Pendatang Selama Lebaran, Bagaimana Nasib Sampah Overload di Alkid Jogja?

17 April 2024   16:08 Diperbarui: 19 April 2024   01:25 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kak Farida, Penjual Baby Crab. (Dokumentasi Pribadi)

Selama periode lebaran 2024, banyak orang berwisata ke kota Yogyakarta. Hal ini disebabkan oleh banyaknya tempat wisata yang dapat mereka kunjungi dengan harga yang cenderung murah. Tak hanya tempat wisatanya, harga makanan dan kebutuhan lainnya pun terhitung murah dibanding harga luar kota. 

Alun-alun kidul menjadi salah satu sasaran tempat wisata yang banyak diminati. Di sana, pengunjung dapat melihat 2 pohon beringin legendaris yang konon katanya dapat mengabulkan keinginan jika anda berhasil melewati tengahnya dengan mata tertutup. Dan juga pasar jananan yang ada banyak sekali pilihan. Tentu dengan harga terjangkau. Tempat parkir yang memadai dan tarif parkirnya yang diberi harga Rp3.000 saja.

Tak hanya pasar jajanan, Alun-alun Kidul Jogja ini juga menyediakan mobil-mobilan yang dikayuh seperti sepeda, dapat Anda naiki bersama keluarga. Ada pula tempat mewarnai berbagai karakter yang dapat anda pilih. Lalu jasa sewa penutup mata jika Anda ingin mencoba berjalan ke tengah sepasang pohon beringin dengan mata tertutup.

Peningkatan jumlah pengunjung yang signifikan menyebabkan meningkatnya produksi sampah, yang apabila tidak dikelola dengan benar dapat mengganggu kebersihan dan kerapian daerah sekitar Alun-alun Kidul Jogja. 

Hal ini menuai keresahan beberapa kelompok pecinta lingkungan. Namun tentu saja pemerintah tidak tinggal diam, mereka juga sudah melaksanakan rencana pengolahan sampah yang benar.

(Dokumentasi Pribadi)
(Dokumentasi Pribadi)

Setelah berkeliling, saya sempat melihat beberapa sampah yang tidak dibuang di tempat sampah, tergeletak di tanah begitu saja. 

Kesadaran masyarakat pengunjung Alun-alun Kidul Jogja yang merupakan warga asli Jogja dan luar Jogja ini memang sangat mengkhawatirkan. Meskipun sampah tersebut hanya plastik sendok alau apapun sampah kecil, itu tetap harus dibuang di tempat sampah. 

Tidak sedikit juga saya melihat sampah berserakan di sekitar tempat sampah. Mungkin karena tempat sampah terlalu penuh, atau karena membuang sampah dari lokasi yang agak jauh sehingga sampah tidak tepat masuk ke dalam tempat sampah.

"Jumlah sampahnya lebih banyak pas lebaran kak, soalnya ada tambahan pengunjung yang dari luar juga," ucap Kak Farida, penjual baby crab di Alun-alun Kidul Jogja. 

Ia juga sempat kaget karena tahun ini wisatawan yang berkunjung ke Jogja sangat banyak. Memang akan memberi keuntungan ke pedagang kaki lima, namun kita juga harus memikirkan ke mana perginya plastik ataupun kertas yang sudah tidak terpakai lagi (sampah).

Kak Farida, Penjual Baby Crab. (Dokumentasi Pribadi)
Kak Farida, Penjual Baby Crab. (Dokumentasi Pribadi)
Terdapat beberapa faktor meningkatnya jumlah sampah yang ada di arena Alun-alun Kidul Jogja.
  • Kurangnya fasilitas tempat sampah yang memadai

Jumlah tempat sampah yang ada sangat menentukan kebersihan sekitarnya. Mungkin ada beberapa orang yang ingin membuang sampah, namun tidak menemukannya lalu ia membuangnya secara sembarangan. Walau memang ada beberapa orang lainnya memilih untuk menyimpannya hingga ia melihat tempat sampah. 

Ditambah Alun-alun Kidul Jogja ini sangat banyak pengunjung yang datang untuk menikmati makanan, sudah pasti akan memproduksi banyak sampah. Sudah seharusnya fasilitas tempat sampah itu ditambah.

  • Minimnya edukasi tentang sampah

Masyarakat Indonesia masih banyak sekali yang kurang peduli terhadap kebersihan lingkungan. Simpelnya saja, mereka masih suka malas untuk mencari tempat sampah sebelum membuang sampah, alhasil mereka hanya membuangnya begitu saja tanpa rasa bersalah. 

Giliran terjadi musibah banjir, mereka protes pada pemerintah. Diperlukan edukasi lebih lanjut agar sampah di Indonesia dapat dikelola dengan baik berkat kerjasama pihak berwenang dan masyarakat. Edukasi dapat diberikan sejak anak yang duduk di bangku TK.

  • Keterbatasan infrastruktur pengelolaan sampah

Meskipun telah ada upaya untuk menyikapi lonjakan pengunjung di Alun-alun Kidul Jogja periode lebaran, infrastruktur pengelolaan sampah yang tersedia kurang mampu menanganinya.

  • Aturan yang dibuat kurang tegas

Setiap wilayah pasti memiliki peraturan dan konsekuensi yang berbeda-beda. Diperlukan hukuman yang tegas untuk mendapati masyarakat yang patuh. Peraturan di sekitar Alun-alun Kidul Jogja ini masih terlalu longgar sehingga banyak masyarakat yang menganggapnya sepele.

Contohnya dapat diambil dari Singapura, mereka memiliki peraturan tentang sampan yang tegas. Apabila tertangkap membuang sampah sembarangan akan diberi hukuman denda 300-1000 dollar Singapore atau jika dirupiahkan sekitar Rp3.569.000,- sampai Rp11.898.000,-. Maka dari itu orang-orang memilih untuk menyimpan sampahnya daripada harus membayar denda sebesar itu.

  • Kurangnya pemahaman masyarakat tentang daur ulang dan pemilahan sampah

Pemilahan sampah juga perlu dilakukan untuk membedakan mana sampah organik dan anorganik. Setelah dibedakan, dapat dilanjuti dengan kegiatan daur ulang ataupun membuat pupuk dari limbah sampah. 

Melakukan daur ulang pada sampah sekali pakai sangat menekan angka produksi sampah yang ada di wilayah Jogja.

(Dokumentasi Pribadi)
(Dokumentasi Pribadi)

Per periode lebaran ini, pemerintah sudah menambah jumlah tempat sampah di sekitar Alun-alun Kidul Jogja. Pengunjung tak harus susah-susah mencari tempat di mana ia haruis membuang sampahnya, karena tempat sampah yang disediakan sudah cukup banyak. 

"Kebetulan pemerintah udah nambah tempat sampah yang disebar di Alun-alun ini kak, lalu nantinya akan diangkut oleh petugas kebersihan dengan truk, bebarengan dengan sampah para penjual," jelas Kak Farida.

Selain petugas kebersihan, perlu juga kesadaran dari pengunjung Alun-alun Kidul Jogja ini untuk tidak membuang sampah sembarangan. Edukasi diperlukan agar meminimalisasi sampah berserakan karena pembuangan di luar tempat sampah. 

Pemerintah juga memasang beberapa spanduk baik besar dan kecil yang berisikan himbauan untuk membuang sampah pada tempatnya.

Diperlukan kampanye kesadaran lingkungan yang diperuntukkan pengunjung dan pedagang di sekitar Alun-alun Jogja agar mereka paham pentingnya menjaga kebersihan dan kerapian dengan cara membuang dan mengelola sambar yang benar. 

Hal ini pasti akan berguna jika petugas dan masyakarat saling bekerja sama dalam penanganan sambah yang membludak di area Alun-alun Jogja.

Partisipasi masyarakat sangat diharapkan para petugas kebersihan agar kegiatan pengangkutan sampah dapat dilaksanakan secara efektif dan tepat waktu. 

Kesadaran masyarakat juga akan berguna bagi dirinya sendiri, bagaimana mereka bisa meng-handle masalah sampah dan lingkungan sekitar akan terasa lebih bersih dan rapi. Tidak perlu juga sering-sering mencium bau tidak enak dari sampah.

(Dokumentasi Pribadi)
(Dokumentasi Pribadi)

Selain membuang sampah pada tempatnya, meminimalisasi sampah plastik sekali pakai juga dapat dijadikan solusi dalam fenomena menumpukan sampah yang ada di Alun-alun Kidul Jogja ini. 

Penggunaan alat makan cuci dan botol minum sangat menekan angka produksi sampah di Yogyakarta setiap harinya. Hal ini diharapkan dapat diterapkan masyarakat luar daerah maupun penduduk lokal.

Untuk kedepannya, sangat diharapkan pengunjung Alun-alun Kidul Jogja agar dapat mempertimbangkan hal-hal di atas, baik pengunjung yang berasal dari luar Jogja ataupun warga lokal. Karena menjaga kebersihan dan ketertiban, kita sudah ikut serta berperan penting dalam menjaga keutuhan NKRI tercinta.

Sobat Kompasianer, apakah kalian pernah datang dan mencoba jajanan yang ada di Alun-alun Kidul Yogyakarta? 

Kalau belum, kalian bisa coba datang dan jajan ya, karena di sini harganya sangat terjangkau semua. Namun juga jangan lupa untuk turut menjaga kebersihan sekitar Alun-alun dengan tidak membuang sampah sembarangan. See you di Jogja!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun