Ia juga sempat kaget karena tahun ini wisatawan yang berkunjung ke Jogja sangat banyak. Memang akan memberi keuntungan ke pedagang kaki lima, namun kita juga harus memikirkan ke mana perginya plastik ataupun kertas yang sudah tidak terpakai lagi (sampah).
Terdapat beberapa faktor meningkatnya jumlah sampah yang ada di arena Alun-alun Kidul Jogja.
- Kurangnya fasilitas tempat sampah yang memadai
Jumlah tempat sampah yang ada sangat menentukan kebersihan sekitarnya. Mungkin ada beberapa orang yang ingin membuang sampah, namun tidak menemukannya lalu ia membuangnya secara sembarangan. Walau memang ada beberapa orang lainnya memilih untuk menyimpannya hingga ia melihat tempat sampah.Â
Ditambah Alun-alun Kidul Jogja ini sangat banyak pengunjung yang datang untuk menikmati makanan, sudah pasti akan memproduksi banyak sampah. Sudah seharusnya fasilitas tempat sampah itu ditambah.
- Minimnya edukasi tentang sampah
Masyarakat Indonesia masih banyak sekali yang kurang peduli terhadap kebersihan lingkungan. Simpelnya saja, mereka masih suka malas untuk mencari tempat sampah sebelum membuang sampah, alhasil mereka hanya membuangnya begitu saja tanpa rasa bersalah.Â
Giliran terjadi musibah banjir, mereka protes pada pemerintah. Diperlukan edukasi lebih lanjut agar sampah di Indonesia dapat dikelola dengan baik berkat kerjasama pihak berwenang dan masyarakat. Edukasi dapat diberikan sejak anak yang duduk di bangku TK.
- Keterbatasan infrastruktur pengelolaan sampah
Meskipun telah ada upaya untuk menyikapi lonjakan pengunjung di Alun-alun Kidul Jogja periode lebaran, infrastruktur pengelolaan sampah yang tersedia kurang mampu menanganinya.
- Aturan yang dibuat kurang tegas
Setiap wilayah pasti memiliki peraturan dan konsekuensi yang berbeda-beda. Diperlukan hukuman yang tegas untuk mendapati masyarakat yang patuh. Peraturan di sekitar Alun-alun Kidul Jogja ini masih terlalu longgar sehingga banyak masyarakat yang menganggapnya sepele.
Contohnya dapat diambil dari Singapura, mereka memiliki peraturan tentang sampan yang tegas. Apabila tertangkap membuang sampah sembarangan akan diberi hukuman denda 300-1000 dollar Singapore atau jika dirupiahkan sekitar Rp3.569.000,- sampai Rp11.898.000,-. Maka dari itu orang-orang memilih untuk menyimpan sampahnya daripada harus membayar denda sebesar itu.
- Kurangnya pemahaman masyarakat tentang daur ulang dan pemilahan sampah
Pemilahan sampah juga perlu dilakukan untuk membedakan mana sampah organik dan anorganik. Setelah dibedakan, dapat dilanjuti dengan kegiatan daur ulang ataupun membuat pupuk dari limbah sampah.Â
Melakukan daur ulang pada sampah sekali pakai sangat menekan angka produksi sampah yang ada di wilayah Jogja.