Mohon tunggu...
Izzati Dzilli Qurani
Izzati Dzilli Qurani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 23107030100 UIN Sunan Kalijaga

suka tinggal di indo soalnya makanannya enak

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar Artikel Utama

Ramai Pendatang Selama Lebaran, Bagaimana Nasib Sampah Overload di Alkid Jogja?

17 April 2024   16:08 Diperbarui: 19 April 2024   01:25 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Alkid Jogja. (Dokumentasi Pribadi)

Ia juga sempat kaget karena tahun ini wisatawan yang berkunjung ke Jogja sangat banyak. Memang akan memberi keuntungan ke pedagang kaki lima, namun kita juga harus memikirkan ke mana perginya plastik ataupun kertas yang sudah tidak terpakai lagi (sampah).

Kak Farida, Penjual Baby Crab. (Dokumentasi Pribadi)
Kak Farida, Penjual Baby Crab. (Dokumentasi Pribadi)
Terdapat beberapa faktor meningkatnya jumlah sampah yang ada di arena Alun-alun Kidul Jogja.
  • Kurangnya fasilitas tempat sampah yang memadai

Jumlah tempat sampah yang ada sangat menentukan kebersihan sekitarnya. Mungkin ada beberapa orang yang ingin membuang sampah, namun tidak menemukannya lalu ia membuangnya secara sembarangan. Walau memang ada beberapa orang lainnya memilih untuk menyimpannya hingga ia melihat tempat sampah. 

Ditambah Alun-alun Kidul Jogja ini sangat banyak pengunjung yang datang untuk menikmati makanan, sudah pasti akan memproduksi banyak sampah. Sudah seharusnya fasilitas tempat sampah itu ditambah.

  • Minimnya edukasi tentang sampah

Masyarakat Indonesia masih banyak sekali yang kurang peduli terhadap kebersihan lingkungan. Simpelnya saja, mereka masih suka malas untuk mencari tempat sampah sebelum membuang sampah, alhasil mereka hanya membuangnya begitu saja tanpa rasa bersalah. 

Giliran terjadi musibah banjir, mereka protes pada pemerintah. Diperlukan edukasi lebih lanjut agar sampah di Indonesia dapat dikelola dengan baik berkat kerjasama pihak berwenang dan masyarakat. Edukasi dapat diberikan sejak anak yang duduk di bangku TK.

  • Keterbatasan infrastruktur pengelolaan sampah

Meskipun telah ada upaya untuk menyikapi lonjakan pengunjung di Alun-alun Kidul Jogja periode lebaran, infrastruktur pengelolaan sampah yang tersedia kurang mampu menanganinya.

  • Aturan yang dibuat kurang tegas

Setiap wilayah pasti memiliki peraturan dan konsekuensi yang berbeda-beda. Diperlukan hukuman yang tegas untuk mendapati masyarakat yang patuh. Peraturan di sekitar Alun-alun Kidul Jogja ini masih terlalu longgar sehingga banyak masyarakat yang menganggapnya sepele.

Contohnya dapat diambil dari Singapura, mereka memiliki peraturan tentang sampan yang tegas. Apabila tertangkap membuang sampah sembarangan akan diberi hukuman denda 300-1000 dollar Singapore atau jika dirupiahkan sekitar Rp3.569.000,- sampai Rp11.898.000,-. Maka dari itu orang-orang memilih untuk menyimpan sampahnya daripada harus membayar denda sebesar itu.

  • Kurangnya pemahaman masyarakat tentang daur ulang dan pemilahan sampah

Pemilahan sampah juga perlu dilakukan untuk membedakan mana sampah organik dan anorganik. Setelah dibedakan, dapat dilanjuti dengan kegiatan daur ulang ataupun membuat pupuk dari limbah sampah. 

Melakukan daur ulang pada sampah sekali pakai sangat menekan angka produksi sampah yang ada di wilayah Jogja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun