Pasar Barongan memiliki penekanan pada ramah lingkungan, sehingga para penjual makanan di pasar ini rata-rata menggunakan mangkuk dari batok kelapa dan daun pisang untuk membungkus makanannya, dan pedagang juga menggunakan bahan-bahan yang alami, seperti tidak menggunakan bahan pengawet, tidak memakai MSG, tidak menggunakan pewarna makanan sintetis, dan juga menghindari penggunaan plastik.
Pasar ini juga mendesain lapaknya menggunakan bahan yang terbuat dari bambu dengan atap daun tebu. Hal ini menunjukan bahwa mereka komitmen terhadap lingkungan pasar tersebut, sehingga pasar ini mendapatkan apresiasi dari masyarakat dan wisatawan karena komitmennya terhadap lingkungan.
Berbeda dengan pasar pada umumnya, salah satu hal yang paling unik dari Pasar Barongan adalah sistem transaksinya. Untuk menikmati suasana tradisional di Pasar Barongan, para pembeli sebelumnya wajib melakukan penukaran uang dengan kepingan bambu yang telah disediakan oleh pihak pasar. Pada setiap satu keping bambu bernilai Rp 2.000, penukaran tersebut disediakan di area pintu masuk pasar. Penukaran uang dengan kepingan bambu ini dimaksudkan untuk menambah keunikan tersendiri dan agar ada perbedaan transaksional dengan pasar pada umumnya.
Pasar Barongan tidak hanya menjadi tempat berbelanja yang unik dan menarik, tetapi juga menjadi tempat yang menghidupkan kembali nuansa tempo doeloe serta menawarkan sensasi berbagai macam kuliner dan keindahan tempo doeloe. Pasar ini juga menjadi destinasi wisata yang menarik bagi pengunjung dari berbagai daerah, seperti dari Jombang, Surabaya, Sidoarjo, Mojokerto dan berbagai daerah lainnya. Pasar Barongan juga telah mendapatkan respon yang positif dari masyarakat dan wisatawan, terutama mereka yang merindukan suasana pasar tradisional untuk bernostalgia dengan sensasi yang berbeda dari aktifitas sibuknya pekerjaan dan hiruk pikuknya perkotaan.
Pasar Barongan terus berkembang dan menjadi ikon baru Desa Mojotrisno, pasar ini juga tidak hanya meningkatkan ekonomi warga sekitar, tetapi juga berkolaborasi dengan Lembaga Pendidikan sekitar untuk terus berkembang, seperti SDN Mojotrisno, SMPN 1 Mojoagung, SMK Negeri Mojoagung, SMK PGRI Mojoagung dan Universitas Kristen Petra Surabaya. Pasar ini terus berupaya untuk meningkatkan daya tariknya bagi masyarakat dan wisatawan, seperti mempertahankan nuansa tradisional dan ramah lingkungan.
Dibalik keelokan kebudayaan jadoel di Pasar Barongan, perlu disadari tantangan globalisasi dan modernisasi yang akan membawa akibat besar terhadap keberlangsungan kebudayaan tradisional. Salah satunya adalah generasi muda cenderung lebih tertarik pada budaya populer global, sehingga keberlangsungan kebudayaan jadoel di Pasar Barongan menjadi semakin terancam.
Hal ini berarti setiap insan yang peduli harus terus memperjuangkan pelestarian kebudayaan zaman dahulu di Pasar Barongan melalui pendekatan yang inklusif serta pembelajaran yang menyenangkan, sehingga dapat membantu generasi muda untuk lebih mencintai dan melestarikan peninggalan budaya nenek moyang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H