Mohon tunggu...
Izzata Alifa
Izzata Alifa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Undergraduate Student of International Relation

suka mengeksplor kebudayaan negara luar

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kebebasan Perdagangan di Indonesia Dalam Perspektif Kapitalisme

14 Maret 2023   10:08 Diperbarui: 14 Maret 2023   10:10 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Sistem kapitalisme adalah suatu sistem ekonomi yang sudah tabu terdengar di telinga kita. Namun, apakah kalian sudah paham dengan apa itu sistem kapitalisme? Jika belum mari kita pahami bersama-sama. Sistem kapitalisme pertamakali diperkenalkan oleh Adam Smith, menurut Adam Smith selama pemerintah tidak bercampur tangan khususnya investasi dalam kebijakan pasar maka  keberadaan sistem kapitalisme akan memberikan manfaat yang melimpah pagi para pemilik pasar.

Pengertian dari sistem kapitalisme itu sendiri yaitu sistem yang dalam penerapanya dilakukan secara bebas oleh setiap individu sehingga menjadi lebih mudah dan cepat berkembang. Pada sistem kapitalisme, pemerintah tidak boleh ikut campur dalam menentukan harga dan lain sebagainya karena pasar yang dibuat murni modal pribadi. Jadi pemerintah hanya bisa mengawasi berjalanya pasar yang menggunakan sistem kapitalisme. Perlu diingat bahwa pasar yang dimaksud dalam sistem kapitalisme bukan hanya pasar tradisional, melainkan juga seperti mini market, mall dan juga franchise.

Tokoh yang berpengaruh dalam penyebaran sistem kapitalisme selain Adam Smith adalah Karl Marx. Pengertian sistem kapitalisme menurut Karl Marx yaitu suatu sistem kekuasaan yang diatur oleh pemilik pasar tersebut, karena orang yang memiliki kuasa paling besar pada pasar yang menggunakan sistem kapitalisme adalah penyumbang modal terbesar atau pemilik pasar.

Namun Karl Marx lebih mengidentifikasikan pasar sebagai suatu tempat yang menggunakan sumber daya manusia untuk menghasilkan barang yang kemudian dijual dan menghasilkan uang yang akan diputar kembali untuk memperbesar produksi dan pengasilan. Oleh karena itu, Karl Marx berpemikiran bahwa di dalam sistem kapitalisme dibedakan menjadi 2 kelas yaitu kaum borjuis atau kaum kapitalisme sebagai pemilik dari alat serta pasar tersebut dan kaum buruh atau sumber daya manusia yang dipekerjakan untuk menghasilkan barang menggunakan alat produksi yang dimiliki oleh kaum borjuis.

Perlu diketahui juga bahwa Karl Marx adalah salah satu ahli yang kontra dengan adanya sistem kapitalisme. Menurutnya kehadiran sistem kapitalisme hanya akan membuat kaum borjuis mengeksploitasi buruh. Karl Marx beranggapan bahwa nilai suatu barang dapat dilihat dari proses pengerjaan yang dilakukan oleh buruh, pada kenyataanya kapitalisme menyebabkan hilangnya nilai produksi tersebut. Menurut saya hal ini ada benarnya, namun apabila diteliti lebih lanjut sistem kapitalisme menurut Karl Marx juga memiliki beberapa kelemahan diantaranya yaitu :

1. Karl Marx selalu menekankan untuk revolusi dengan fokus utama yaitu emansipasi tanpa memikirkan akibat

2. Revolui yang dimaksud oleh Karl Marx adalah mengubah keadaan yang miskin menjadi kaya dan yang kaya menjadi miskin

3. Revolusi tersebut akan menyebabkan domino effect, yaitu fenomena yang akan terus berulang

4. Berkaitan dengan pendapat Karl Marx tentang kelas pada kehidupan manusia. Dalam suatu kehidupan, manusia tidak mungkin hidup tanpa adanya perbedaan kelas karena pada kenyataannya manusia pasti hidup berkelompok dan membutuhkan sosok pemimpin

Dari kedua pengertian sistem kapitalisme menurut para ahli, dapat diperoleh persamaan bahwa sistem kapitalisme mendorong seseorang untuk lebih kreatif dan inovatif dalam pengembangannya karena kapitalisme adalah hak milik individu yang diatur penuh oleh pemilik pasar dan setiap pelaku ekonominya dapat dibebaskan untuk bersaing. Seiring berjalannya waktu, tanpa kita sadari sistem kapitalisme juga ikut berkembang dan bahkan hidup disekitar kita. Tentang bagaimana pandangan sistem kapitalisme bukan lagi menjadi masalah yang harus diperdebatkan lagi. Ditambah dengan fakta bahwa saat ini setiap negara telah mengikuti globalisasi dan perdagangan bisa keluar dan masuk secara bebas.

Amerika Serikat adalah salah satu negara besar yang banyak menggunakan sistem kapitalisme dalam menjalankan pasarnya. Seperti yang kita ketahui bahwa banyak waralaba dengan nama yang sudah cukup besar berasal dari Amerika Serikat. Mc Donald's (MCD), Kentucky Fried Chicken (KFC), Burger King, Domino's Pizza, Pizza Hut, Ace Hardware adalah beberapa contoh waralaba yang berasal dari Amerika Serikat dan telah memiliki nama yang sangat besar. Waralaba tersebut bahkan telah membuka banyak cabang disetiap kota di seluruh dunia termasuk di Negara Indonesia.

Sebenarnya Negara Indonesia masih dijajah oleh negara luar. Dapat dilihat dari banyaknya waralaba milik negara luar yang masuk ke Negara Indonesia dan selalu ramai pengunjung. Bagi banyak orang di Negara Indonesia bahkan menganggap sebuah kota disebut kota besar apabila telah berhasil dijajah oleh banyak waralaba dari negara luar. Ada juga dari mereka hanya membeli gengsi, padahal yang dibutuhkan dari suatu barang adalah fungsi dari barang tersebut. Seperti apabila kalian membutuhkan segelas kopi untuk memulai hari atau mengerjakan tugas, sebenarnya kalian dapat dengan mudah membelinya di mini market karena saat ini beberapa mini market telah menyediakan cafe mini didalamnya atau pada toko kopi lokal yaitu kopi kenangan yang memiliki cita rasa tidak kalah enak dengan brand luar. Pada kenyataannya, beberapa orang memilih untuk mengunjungi starbucks dan rela merogok kantong yang cukup besar untuk segelas kopi.

Jika dipikir secara teoritis, Hal ini termasuk kedalam sistem kapitalisme, mengapa? mungkin bagi beberapa orang, berkunjung ke suatu tempat yang berasal dari negara luar seperti Mc Donald's (MCD), Pizza Hut, Starbucks adalah suatu kesenangan dan kebanggaan tersendiri, terbukti dengan selalu ramainya outlet tersebut. Namun tanpa kalian sadari, setiap rupiah yang kalian keluarkan untuk dibelanjakan pada waralaba tersebut membuat banyak orang kaya yang semakin tertarik membuka waralaba. Hal ini tentu saja menguntungkan negara besar pemilik waralaba tersebut seperti Amerika Serikat karena mereka berhasil membuat lebih banyak keuntungan dan juga memperbesar nama dari waralaba tersebut. Padahal dapat terlihat dengan jelas bahwa Amerika Serikat lebih kaya daripada Negara Indonesia.

Sistem kapitalisme yang dimaksud pada kasus ini adalah kita sebagai masyarakat Indonesia rela mengeluarkan uang demi produk dari negara luar yang sudah jelas lebih maju dan kaya dari pada Negara Indonesia atau kalimat kasarnya yaitu membuat yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin.

Tetapi tidak dapat kita pungkiri bahwa setiap hal yang dilakukan pasti memiliki dampak positif dan negatif, pada kasus ini mungkin memang kita memperkaya negara besar seperti Amerika Serikat dengan selalu membeli produk mereka. Namun, di sisi lain mereka juga memberikan dampak positif bagi Negara Indonesia yang tidak lain adalah memberi banyak lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia. Selain itu, mereka tetap mengikuti Sandart Operating Procedur Negara Inonesia seperti membayar pajak dan lain sebagainya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun