Bukan hanya tempat tinggal yang hancur, keluarga dari para warga Gaza juga hancur. Banyak anak-anak dan orang tua yang menjadi korban, para orang tua harus rela kehilangan anak-anaknya yang lucu dan selalu menghiasi hari-hari mereka. Para suami harus rela kehilangan istrinya yang mendampinginnya setiap hari. Para istri harus rela kehilangan suami yang menafkahinya setiap hari. Dan para anak harus rela kehilangan ibu dan ayah mereka yang mendekapnya setiap hari.
Bencana kelaparan dan ekonomi menjadi masalah utama di Palestina hari ini karena penyerangan yang dilakukan tentara zionis. Anak-anak yang telah kehilangan tempat tinggal dan orang tua, harus mengais-ngais tanah demi remah-remah roti untuk mengisi perut mereka. Sampah-pun ikut menjadi sasaran para anak-anak tersebut demi mencukupi kebutuhannya.Â
Menurut Netanyahu, masalah ekonomi dan kelaparan yang terjadi di Palestina tidak ada sangkut pautnya dengan Israel. Masalah tersebut adalah urusan dari pemerintah Palestina bukan Israel.Â
Menurut Netanyahu, ia hanya harus fokus memajukan ekonomi Israel. Netanyahu selalu menganggap apa yang terjadi pada warga Muslim Palestina terjadi akibat dari kesalahan mereka sendiri, dan tentara zionis sudah melakukan tindakan yang bijaksana untuk meredam pemberontakan tersebut. Muslim, seharusnya pergi dari wilayah tersebut karena Palestina adalah tanah yang dijanjikan untuk bangsa Yahudi, bukan untuk bangsa Muslim atau warga Palestina.
Pasca pemilihan umum 9 April 2019, Benjamin Netanyahu mengeluarkan pernyataan kontroversial. Ia akan memperluas wilayah kedutaan Israel hingga wilayah Tepi Barat dan tidak akan pernah membiarkan negara Palestina terbentuk. Selain itu, Benjamin Netanyahu juga mengatakan bahwa ia akan melakukan pengambilan paksa terhadap tanah warga Muslim Palestina di wilayah Tepi Barat hingga Jalur Gaza.Â
Netanyahu tetap akan mempertahankan wilayah Yerussalem Timur sebagai bagian dari Israel karena wilayah tersebut dianggap penting oleh kaum Muslimin Palestina. Hal tersebut dilakukan Netanyahu karena takut kehilangan suara warga Israel pada pemilihan umum 9 April 2019. Netanyahu mengeluarkan pernyataan tersebut dikarenakan pernyataan Menteri Pendidikan Israel, Naftali Bennet.Â
Naftali Bennet menuduh Netanyahu dan Trump akan mendirikan negara Palestina di Tepi Barat dan membagi wilayah Yerussalem untuk Palestina dan Israel. Hal tersebut membuat Netanyahu geram dan mengeluarkan pernyataan tersebut agar suara rakyat Israel tidak berkurang untuk dirinya.
Palestina selalu meminta dukungan Internasional untuk menyelesaikan konflik dua negara ini, tetapi Israel selalu menolak dan menganggap hal tersebut bukan konflik Internasional, tetapi konflik antar dua negara tersebut.Â
Korban yang paling banyak berjatuhan dari konflik ini ialah warga Palestina. Israel, selalu dikecam oleh negara-negara Muslim di seluruh dunia dan dikeluarkan dari Olimpiade-Olimpiade Internasional yang diselenggarakan oleh negara Muslim tersebut. Tapi, hal tersebut tidak membuat Israel jera.Â
Mereka terus melakukan pengambilan paksa dan penggusuran tanah warga Palestina, menangkap warga Palestina karena hal sepele dan memenjarakannya. Selain itu, para tentara zionis melakukan penembakan secara brutal kepada warga Palestina karena dianggap sebagai hama dan pengganggu. Pengeboman di Jalur Gaza dan  Tepi Barat kerap dilakukan agar warga Palestina meninggalkan tempat tersebut.Â
Dan sekarang, Benjamin Netanyahu memenangkan kembali pemilu di Israel, dimana kita tahu ia mempunyai kebijakan Aperthaid yang selalu merugikan warga Palestina. Dalam kepemimpinannya yang kelima ini saja, ia sudah mengeluarkan beberapa pernyataan kontroversial yang akan membuat Palestina masuk ke dalam mimpi buruk yang lebih buruk lagi.