Faktor internal dapat dianalisis contohnya perkembangan kognitif, emosi peserta didik yang labil, aspek psikomotorik dan fisik peserta didik. Sementara faktor eksternal berasal dari lingkungan sekitar peserta didik: lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.Â
Semua pihak sekolah berperan penting dalam menangani kesulitan belajar. Khususnya kolaborasi semua pihak sangat diperlukan demi meningkatkan kualitas pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan.Â
Hal tersebut juga berkaitan erat dengan adanya peran Bimbingan dan Konseling (BK) komprehensif yang mana melibatkan seluruh komponen sekolah. Kesulitan belajar peserta didik seharusnya menjadi urgensi dalam proses pembelajaran.Â
Peserta didik yang mengalami hal ini harus mendapat pertolongan demi kelancaran proses pembelajaran dan perkembangan peserta didik. Hal tersebut mengingat pentingnya perkembangan peserta didik dan keterjaminan proses pembelajaran yang efektif.Â
Abbas, A., & Hidayat, M. Y. (2018). Faktor-faktor kesulitan belajar fisika pada peserta didik kelas IPA sekolah menengah atas. JPF (Jurnal Pendidikan Fisika) Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 6(1), 45-50.
Darimi, I. (2016). Diagnosis kesulitan belajar siswa dalam pembelajaran aktif di sekolah. JURNAL EDUKASI: Jurnal Bimbingan Konseling, 2(1), 30-43.
Kusuma, Mohtar. (2002). Evaluasi Pendidikan. Jakarta Barat: PT Multi Kreasi Satudelapan.
Subini, Nini. (2011). Mengatasi Kesulitan Belajar pada Anak. Yogyakarta: Javalitera.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H