“Masa depan suatu negara ditentukan oleh kondisi pemudanya pada hari ini” -anonim
Frasa tersebut sering kita dengar dalam kehidupan sehari hari kita, dimana pemuda menjadi sentral utama dalam indikator keberhasilan sebuah bangsa. Hal ini begitu menarik apabila dikaitkan dengan prediksi yang akan terjadi pada Indonesia di masa mendatang.
Berdasarkan data BPS, Indonesia akan menghadapi sebuah gelombang besar dalam aspek kependudukan. Indonesia diramalkan akan menerima bonus demograf. Berdasarkan paparan Surya Chandra, anggota DPR Komisi IX, dalam Seminar masalah kependudukan di Indonesia di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia bahwa jumlah usia angkatan kerja (15-64 tahun) pada 2020-2030 akan mencapai 70 persen, sedangkan sisanya, 30 persen, adalah penduduk yang tidak produktif (di bawah 15 tahun dan diatas 65 tahun ).
Dilihat dari jumlahnya, penduduk usia produktif mencapai sekitar 180 juta, sementara nonproduktif hanya 60 juta. Hal ini menyebabkan angka ketergantungan penduduk menurun, hal ini berarti beban ketergantungan penduduk usia produktif kepada penduduk produktif semakin rendah. Data Badan Pusat Statistik (BPS) indonesia tahun 2010 menunjukkan Dependency ratioIndonesia sebesar 50,5. Sementara pada tahun 2015 dependency ratio memiliki angka lebih kecil yaitu 48,6. Angka ini diperkirakan akan terus menurun sampai pada tahun 2028 yang akan menjadi puncak bonus demografi.
Fenomena unik ini hanya terjadi dalam satu kali dalam sejarah republik kita. Namun, hingga hari ini isu mengenai bonus demografi ini seolah tidak mendapat perhatian serius bagi pemerintah.
Dalam fenomena ini, apabila pemerintah tidak serta merta serius dalam mempersiapkan diri untuk menyambut serbuan gelombang pemudanya maka bonus ini akan membawa ancaman serius bagi kemajuan bangsa. Usia kerja yang tidak ditopang dengan penyediaan lapangan pekerjaan tentu akan menyebabkan meningkatnya pengganguran di Indonesia. Oleh karena itu, Pemerintah dengan segala media elitnya diharapkan mampu memanfaatkan penduduk usia produktif dalam meningkatkan produktivitas bangsa, sosialisasi kepada masyarakat luas akan fenomena ini juga merupakan salah satu cara untuk menekan angka keberhasilan dalam pemanfaatan bonus tersebut. Selain itu memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia merupakan sebuah investasi yang akan mendukung tumbuhnya sumber daya yang berkualitas yang akan memberikan sumbangsih besar bagi peradaban Indonesia di masa mendatang.
(Sumber 1)
diakses pada 30 september 2016 pukul 10.59
(Sumber 2)
diakses pada 30 September 2016 pukul 10.32
(Sumber 3)