Mohon tunggu...
R Izzadth
R Izzadth Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Prioritas dalam hidup sangat penting, harus ada yang selalu dikorbankan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Islam dalam Perspektif Barat

31 Januari 2014   23:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:16 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam perjalanan sejarah dunia modern, Islam banyak mewarnai adanya perubahan baik di bidang, sosial, politik, dan budaya. tak ayal lagi, Barat merupakan sebuah peradaban yang paling populer di masa modern ini, hal ini terjadi melalui berbagai macam faktor. para pakar di bidang sejarah menjelaskan bahwa Barat mulai mewarnai perjalanan peradabannya melalui Renaissans "kebangkitan kembali" dan Aufklarung "pencerahan". dua priode ini paling tidak yang lebih banyak menjadi sorotan dalam kebangkitan barat di zaman modern.

Dua model kebangkitan itu memang mengalami proses yang sangat panjang. betapapun kompleksnya sejarah peradaban Barat, ada satu hal yang dapat kita jadikan titik tolak untuk memahami sejarah peradaban mereka, khususnya pada masa skolastik atau zaman pertengahan dimana Barat mengalami kemunduran di bidang Siains, hal ini terjadi lantaran peradaban Barat di kendalikan oleh otoritas Gereja yang paling menguasi dalam setiap aspek kehidupan masyarakat barat, atas dilema ini kemudian, perkembangan Ilmu pengetahuan harus tunduk dan patuh dengan Gereja, lebih-lebih dengan Kitab suci mereka, jika ada satu penemuan baru di bidang pengetahuan yang ternyata kebenarannya tidak sesuatu dengan kitab suci, maka terpaksa kebenaran itu harus di tolak dan kembali kepada otoritas kitab suci.

dari gambaran singkat di atas, keberadaan kebangkitan peradaban barat telah mengalami kemajuan yang cukup menakjubkan dan tak ada satu bentuk peradaban yang mampu menandinginya. Zaman modern mengambarkan sebuah kekuatan raksasa di mana barat menguasai dunia dalam segala kebijakan politik dan Ilmu pengetahuannya. tidak ada tolak ukur yang paling menentukan dalam memahami peradaban dunia modern kecuali harus melihat kemajuan Barat. dalam hal inilah, Islam menjadi salah satu agenda menguasaan yang di lakukan Barat, baik itu dibidang sosial, politik, sumber daya alam, dan kebudayaan.

Dalam batas-batas tertentu, keberadaan islam telah mengalami dilema yang sangat pelik, bahkan sangat membingungkan. hal ini terjadi semata-mata keberasaaan Islam menjadi Obyek agama yang citranya telah banyak di ciptakan oleh Barat. sebut saja dalam hal ini adalah Institusi atau faham yang di sebut Orientalisme. Edwerd Said, dalam salah satu bukunya berjudul "Orientalisme" ia membuat sebuah hipotesis bahwa keberadaan Orientalisme merupakan sebuah agenda Akademis sekaligus Politis, sehingga dua hal inilah yang kemudian memudahkan Barat untuk menguasai Timur islam dalam segala aspeknya, hingga Said berpendapat bahwa "Islam saat ini seakan menjadi obyek tontonan dalam suatu panggung dengan Barat sebagai subyeknya", dalam pemahaman yang cukup sederhana ini, kebedaan islam telah banyak di kekang dan dikendalikan hingga ada sebagain negara yang terpaksa menjadi sekutu atau paling tidak bisa dikatakan pura-pura bersahabat dengan Barat.

Secara Ideologis maupun Politis, Barat mengklasifikasikan Islam menjadi empat kelompok. Fundamentalisme, Tradisionalisme, Modernisme, dan sekulerisme. secara definitif, fundamentalisme merupakan sebuah paham yang merumuskan dasar-dasar keislaman dan kehidupannya dengan berdasarkan al-Qur'an dan Hadist, orang-orang barat menilai kaum Fundamentalisme ini merupakan kelompok yang paling ekstrim dalam sepak terjangnya, fundamentalisme hanya memahami Islam secara harfiah, tekstual, dan tidak memahaminya dalam batas-batas yang di sebut kontekstual, dengan asumsi ini maka kaum fundamentalisme kerap dijadikan obyek sasaran sebagai kelompok yang paling tidak toleran, keras, dan cukup dicurigai sebagai Terorisme. keduai Tradisionalisme, kelompok ini memahami islam berdasarkan landasan al-Qur'an, hadist, dan mengikuti tradisi-tradisi klasik yang paling populer dan Islamis, sebut saja disini beberapa tokoh yang menjadi mazhab dalam memahami islam, Imam Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan hanbali. dan banyak sekali umat muslim yang di klaim tradisionalisme ini menjadi mengukut empat imam ini secara membabi buta lantaran tidak mampu memahami islam secara baik dan benar tanpa bersandar pada para Imam ini, dalam hal ini orang-orang demikian di sebut "awam". ketiga Modernisme, kelompok yang ketiga ini mencoba memahami islam sesuai dengan konteks zaman dan mencoba membuat sebuah interpretasi baru di bidang keagamaan hingga ia mampu di kontekstualisasikan dengan semangat dan mampu menghadapi tantangan zaman,beberapa Cendikiawan menganggap bahwa penganut Islam Modern lebih bersifat Progres, maju, dan Liberal. kemudian yang keempat Sekulerisme, dalam batas perspektif Barat, sekularisme merupakan sebuah paham yang mencoba memisahkan antara urusan agama dan politik, di beberapa negara Barat telah banyak memakai sistem ini dalam berideologi, seperti Amerika, dan beberapa negara Eropa, di negara muslim sendiri ada juga negara yang menggunakan ideologi ini dalam bernegara, sebut saja di sini Turki, sistem ini di nilai baik dalam menciptakan sebuah kemasyarakatan yang demokratis dan adil, biasanya sistem sekularisme ini jika diterapkan di sebuah negara yakni lantaran mengalami sejarah yang cukup pahit dengan menerapkan beberapa sistem politik yang telah usang.

Di atas merupakan sedikit dari satu persoalan dalam wacana Barat dalam memahami Islam, betapapun demikian perlu di pahami bahwa Umat Muslim di seluruh dunia tidak pernah menggunakan istilah itu dalam mengklasifikasikan keberadaan Islam, ini merupakan sebuah perspektif atau sudut padang Barat dalam memahami islam dan tak jarang Islam menjadi obyek sasaran dalam beberapa fenomena-fenomena yang tidak sehat seperti masalah kekerasan atas nama agama, isu-isu terosisme, dan persoalan lainnya.

Namun, yang harus menjadi titik tekan dalam memahami islam adalah bahwa Islam merupakan sebuah wacana sekaligus fakta atau paling tidak bisa di pahami bahwa islam merupakan sebuah agama yang memiliki nilai-nilai normativitas-dogmatis sekaligus sosio-historikal politis, meski pada umumnya Islam cenderung tidak mengakui perspektif Barat, namun pada batas-batas tertentu Islam sudah banyak menjadi perhatian dunia internasional sebagai agama yang sangat kompleks. khususnya isu-isu sosial politik di timur tengah yang sementara ini banyak menuai kontroversi dan tak jarang menjadikan sebuah pertentangan yang tak dapat di bendung antara Umat Islam secara intenal dan bagaimana barat melihat Islam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun