Mohon tunggu...
Izza Aulia
Izza Aulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa prodi Pai

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Personal Branding dan Penyakit Ain

8 Juli 2024   08:23 Diperbarui: 9 Juli 2024   21:49 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

     Banyak orang yang membicarakan tentang personal branding dan ain tapi mereka tidak tau ma'na secara luas dan takutnya meningkatkan personal branding bisa jadi mendatangkan ain. Kita pahami dulu Personal branding adalah strategi untuk membangun brand atau citra diri di mata orang lain.berhubungan dengan image dan reputasi. 

Image dilihat dari apa yang kamu kenakan dan katakan, bahasa tubuh, kepribadian, serta cara orang lain memperlakukan kamu. Sementara itu, reputasi berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman unik yang kamu miliki. Orang-orang yang memiliki pengetahuan luas, keterampilan, serta banyak pengalaman cenderung memiliki reputasi baik di mata orang lain (Mega Fitriyani, 2020).
     Penjelasan pentingnya membangun personal branding di kuatkan dengan adanya dalil di dalam Al Qur'an.Personal branding sangat penting karena Akhlak dan karakter sebagai cerminan dan gambaran dari Islam itu sendiri di mata orang lain Contoh dari sosok berakhlak mulia yang dapat menjadi tauladan bagi seluruh umat manusia bukan sebatas kepada umat muslim saja tetapi tauladan bagi seluruh umat manusia adalah Rasulullah SAW. Hal ini sudah sangat jelas diterangkan dalam QS. Al-Ahzab (33) ayat 21 sebagai berikut:

Artinya : Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah (Wardah, 2021).

     Penyakit ain adalah suatu penyakit yang bukan seperti penyakit fisik maupun rohani yang biasa diketahui oleh masyarakat, tetapi langsung memberi perubahan terhadap fisik seseorang tanpa disadari oleh seseorang yang terkena penyakit tersebut.Penyakit ain ini sangat berbahaya karena kemunculannya tidak disadari, akan tetapi dampak paling buruknya adalah sampai mengakibatkan kematian bagi korbannya.

Pada dasarnya.penyakit ain disebabkan karena kekaguman orang terhadap sesuatu,kemudian diikuti dengan adaptasi jiwanya yang buruk.Penyebab ain semacam ini terkadang bisa juga terjadi karena keinginan dari orang itu sendiri, namun bisa juga terjadi di luar kehendaknya.yang mana (Azqiya 2021). 

Penjelasan adanya ain itu nyata pada QS. Al-Falaq : 1-5. Dalam Surah Al-Falaq, Allah tidak menyebutkan langsung kata ain tapi Allah memberikan pemahaman dan cara menghindari penyakit dengki tersebut(KRI, 2021).
     Dalam hadist Riwayat Imam Muslim No. 4075 Kitab Salam, Artinya: Telah menceritakan kepadaku 'Uqbah bin Mukram al-'Ammi: Telah menceritakan kepada kami Abu 'Ashim dari Juraij dia berkata: Dan telah mengabarkan kepadaku Abu az-Zubair bahwa dia mendengar Jubair bin Abdullah berkata, "Rasulullah SAW membolehkan keluarga Hazm meruqyah bekas gigitan ular." 

Dan beliau bertanya kepada 'Asma binti 'Umais: 'Kelihatannya tubuh anak saudaraku ini kurus kering. Apakah mereka kurang makan?' Jawab Asma': Tidak! Mereka terkena penyakit pengaruh pandangan mata(Ain).' Nabi SAW bersabda,'Ruqyahlah mereka!' Lalu kuminta agar beliau sudi meruqyah mereka. Tetapi beliau tetap mengatakan: 'Ruqyahlah mereka' (HR. Muslim)(Azqia,2021).

Simpulan
membangun personal branding tidak hubungannya dengan datangnya penyakit ain  tetapi masyarakat yang sedang membangun personal branding berhati hati dan harus memahami terlebih dahulu sebelum terkena penyakit ain tersebut dan merencanakan sesuatu untuk mencegah penyakit ain.karna penyakit 'ain datang dari pandangan dengki, rasa kagum terhadap seseorang. dan penyakit ain tidak datang secara langsung saja tapi bisa melalui media sosial seperti melihat foto atau vidio.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun