Mohon tunggu...
Izzatunnisa
Izzatunnisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi program studi Ilmu Al - Qur'an, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

"Yakin Mau Sampai Sini Aja?", Meneladani Kisah Nabi Yusuf dan Menggali Kearifan Al - Quran sebagai Pedoman Hidup

20 Juli 2024   23:10 Diperbarui: 20 Juli 2024   23:19 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa di sini yang pernah merasa ingin menyerah? Rasanya ingin berhenti, tidak mau menyelesaikan masalah-masalah atau kejadian buruk yang datang bertubi-tubi. Hal-hal yang tidak pernah diharapkan hadir dalam hidup. Mungkin banyak dari kita yang apabila memiliki masalah berat akan berpikir, "Kenapa harus aku? Kenapa harus sekarang? Kenapa, kenapa, dan kenapa?". Nah, dari situlah kamu mulai tidak percaya diri dan berakhir dengan pikiran bahwa kamu nggak sanggup mengatasi, menyalahkan diri sendiri, orang lain, atau sesuatu di sekitar kamu. Lalu, kamu juga mulai membandingkan hidupmu dengan hidup orang lain. "Enak ya jadi dia, bisa ke mana-mana. Coba aja kalau aku jadi dia, pasti hidupku gak akan begini."

Kawan, ingatkah kalian dengan kisah Nabi Yusuf AS? Ya, beliau adalah seorang nabi dan merupakan putra dari Nabi Ya'qub AS. Mari kita ingat kembali dan ambil hikmah dari kisah beliau ya.

Suatu Ketika, Nabi Yusuf AS bermimpi melihat 11 bintang, serta matahari dan bulan yang bersujud kepadanya. Saat terbangun, beliau menceritakan mimpi tersebut kepada ayahnya yakni Nabi Ya'qub AS. Mendengar cerita tersebut, Nabi Ya'qub AS memahami bahwa mimpi tersebut merupakan tanda dari Allah SWT, bahwa kelak putranya akan menjadi seorang nabi dan mendapatkan kemuliaan. Nabi Ya'qub AS berpesan agar Nabi Yusuf AS tidak menceritakan mimpinya kepada saudaranya. Pesan tersebut bermaksud agar tidak menimbulkan rasa iri pada saudara-saudara Nabi Yusuf AS.

Nabi Yusuf AS memiliki seorang adik kandung dari satu ibu (Rahel) yang bernama Benyamin dan 10 kakak yang berbeda ibu. Nabi Yusuf AS dan Benyamin tumbuh menjadi dua anak yang berbakti pada orang tua dan memiliki kepribadian yang lebih baik dibandingkan dengan 10 orang kakaknya. Tidak heran bila Nabi Ya'qub AS lebih memperhatikan dan menyayangi mereka sehingga menyebabkan munculnya rasa iri pada kakak-kakaknya. Rasa iri tersebut kemudian membuat mereka berencana menyingkirkan Nabi Yusuf kecil.

Suatu hari, 10 kakaknya meminta izin kepada Nabi Ya'qub AS untuk mengajak Nabi Yusuf kecil bermain jauh dari rumah. Pada saat bermain, mereka memasukkan Nabi Yusuf kecil ke dalam sumur. Sebelum itu, mereka dengan sengaja merobek baju Nabi Yusuf dan melumurinya dengan darah domba supaya saat mereka kembali dan ayahnya bertanya, ayahnya akan percaya bahwa Nabi Yusuf kecil telah wafat dimakan kawanan serigala. Mendengar cerita kakak-kakak Nabi Yusuf, sang ayah yaitu Nabi Ya'qub AS yang sangat sedih dan terpukul. Nabi Ya'qub AS memilih untuk berserah diri kepada Allah SWT meskipun sesungguhnya dia ragu tentang kebenaran berita ini. Nabi Ya'qub AS terus berdoa agar apabila anaknya, Nabi Yusuf AS masih hidup, ia selalu berada di dalam lindungan Allah SWT.

Setelah beberapa saat berada di dalam sumur, datanglah para musafir yang merupakan rombongan pedagang dari Syam hendak menuju Mesir. Saat mereka mengambil air dari sumur, Allah SWT memerintahkan Nabi Yusuf kecil untuk memegang talinya. Para musafir terkejut karena timba tali sumur menjadi sangat berat dan setelah ditarik ke atas, terdapat seorang anak yang juga terangkat. Melihat anak kecil tersebut, para musafir merasa senang dan membawanya ke Mesir karena ketampanannya. Mereka berencana untuk menjual Nabi Yusuf kecil ke pasar budak apabila mereka tiba di Mesir.

Pada pasar budak di Mesir, seorang Al Aziz atau pejabat tinggi Mesir bernama Qithfir melihat dan menemukan tanda baik pada Nabi Yusuf kecil. Ia kemudian membelinya dan membawa pulang ke rumah. Saat di perjalanan, ia melihat Nabi Yusuf kecil membantu seorang kakek yang sedang kesusahan. Peristiwa tersebut merubah niatnya sehingga ia mengangkat nabi yusuf kecil sebagai anak daripada menjadi budak. Nabi Yusuf kecil tumbuh menjadi pemuda yang tampan dan menarik saat dewasa.

Pada suatu waktu, Zulaikha istri Al Aziz Qithfir yang merasa tertarik dengan Nabi Yusuf AS mengunci ruangan yang hanya terdapat mereka berdua dan menggoda Nabi Yusuf AS untuk melakukan hal yang tidak pantas. Namun, Nabi Yusuf AS menolak dan segera berlari menuju pintu keluar. Melihat Nabi Yusuf AS berlari, Zulaikha menarik baju Nabi Yusuf AS sehingga baju tersebut robek.

Disaat yang bersamaan, Qithfir datang dan memergoki keduanya berada dalam ruangan. Untuk menghindari kemarahan Qithfir, Zulaikha memfitnah Nabi Yusuf AS dengan mengatakan bahwa dia telah digoda oleh Nabi Yusuf AS. Sedangkan Nabi Yusuf AS berkata sebaliknya. Karena merasa bingung dengan kebenarannya, Qithfir mendatangkan saksi untuk memutuskan. Saksi tersebut berkata, "Jika baju Yusuf robek pada bagian depan, maka Yusuf telah berbohong. Namun, jika baju Yusuf robek pada bagian belakang, maka Zulaikha yang berbohong." Dengan begitu, maka sudah jelas bahwa Zulaikha berbohong dan Nabi Yusuf berkata jujur.

Kabar mengenai fitnah Zulaikha akhirnya tersebar luas dan menjadi ramai pada pembicaraan masyarakat Mesir. Akibatnya, nama baik dan kehormatan keluarga Qithfir menjadi tercemar. Untuk membersihkan nama baik ini, Zulaikha mengadakan jamuan di rumahnya dengan mengundang istri-istri para pembesar kerajaan Mesir dan membuktikan bahwa pemuda tersebut bukanlah pemuda sembarangan.

Dalam jamuan tersebut, Zulaikha dengan sengaja meminta Nabi Yusuf AS untuk muncul di hadapan mereka. Kehadiran Nabi Yusuf AS ini menyebabkan seluruh tamu heboh dan terpesona. Tanpa sadar, pisau yang mereka gunakan untuk memotong makanan mengenai tangan mereka. Mereka baru merasa sakit saat Nabi Yusuf AS telah berlalu. Pada saat itulah, Zulaikha menegur mereka yang telah menghina dirinya, di saat mereka sendiri juga terpesona dan tak berdaya berhadapan dengan Nabi Yusuf AS. Setelah itu, untuk mengembalikan kehormatan keluarga Qithfir, Nabi Yusuf AS ditangkap dan dimasukkan ke penjara,

Singkat cerita, saat Nabi Yusuf AS dipenjara, beliau berdakwah kepada teman sepenjaranya untuk meninggalkan berhala dan menyembah hanya kepada Allah SWT. Beliau juga menafsirkan mimpi teman-temannya di penjara. Lalu kemampuan tersebut terdengar oleh sang raja. Sang raja kemudian meminta Nabi Yusuf AS untuk menafsirkan mimpinya dikarenakan penasehat maupun penafsir mimpi raja tidak ada yang bisa menafsirkan mimpi raja. Setelah mimpinya ditafsirkan oleh Nabi Yusuf AS, raja mengeluarkan Nabi Yusuf AS dari penjara dan mengangkatnya sebagai menteri. Setelah Nabi Yusuf AS keluar dari penjara, beliau menikah dengan Zulaikha karena suami sebelumnya yaitu Qithfir telah wafat dan Zulaikha telah Kembali menjadi wanita yang bermartabat. Zulaikha yang masih merupakan saudara dari raja menyebabkan raja mempercayakan kerajaannya pada Nabi Yusuf AS.  

Beberapa tahun kemudian, saat Mesir dilanda paceklik, saudara Nabi Yusuf AS yang dahulu membuangnya ke sumur datang ke istana untuk menukar bahan makanan. Mereka tidak mengenali Nabi Yusuf AS karena tidak bertemu selama bertahun-tahun. Namun, Nabi Yusuf AS tidak lupa dan menyadari bahwa saudaranya, Benyamin tidak termasuk dalam rombongan tersebut. Beliau kemudian meminta saudaranya untuk membawa Benyamin pada kedatangan selanjutnya.

Sesampainya di rumah, saudara-saudara Nabi Yusuf menyadari bahwa mereka diberi bahan makanan tanpa menukar barang yang telah mereka bawa. Lalu mereka meminta izin pada ayahnya yaitu Nabi Ya'kub AS untuk membawa Benyamin ke istana. Setelah berjanji dan mendapatkan izin, saudara-saudara Nabi Yusuf AS datang Kembali ke istana bersama Benyamin. Pada saat itulah Nabi Yusuf AS mengakui identitasnya bahwa beliau adalah Yusuf, saudara yang mereka buang beberapa tahun silam. Saudara-saudara Nabi Yusuf AS merasa heran, namun Nabi Yusuf AS menegaskan, "Akulah Yusuf.", "Dan ini saudaraku (Bunyamin)."

Setelah saudaranya mengetahui bahwa penguasa Mesir adalah Nabi Yusuf AS, kemudian Nabi Yusuf AS memerintahkan kepada saudara-saudaranya untuk membawa baju yang kala itu beliau pakai kepada ayahnya, Nabi Ya'qub AS. Nabi Yusuf AS pun juga meminta agar sang ayah, Nabi Ya'qub AS beserta keluarganya yang lain untuk dibawa ke Mesir supaya bisa bertemu dengannya. Demikian Nabi Yaqub bersama keluarganya datang ke Mesir untuk menemui dan berkumpul kembali dengan Yusuf AS setelah puluhan tahun terpisah.

Inilah arti mimpi kecil Nabi Yusuf AS: matahari melambangkan Nabi Yaqub AS, bulan melambangkan ibunya, dan sebelas bintang melambangkan sebelas saudaranya. Dan maksud dari 11 bintang serta matahari dan bulan yang bersujud kepadanya adalah karena di masa mendatang (masa saat ia menjadi penguasa Mesir) saudara-saudaranya serta ayah dan ibunya tunduk kepada Nabi Yusuf sebagai penguasa Mesir.

Waah, keren banget ya kisahnya! Kira-kira, pelajaran apa aja yang bisa kita ambil dari kisah Nabi Yusuf tersebut? Sebenarnya, ada banyak sekali hikmah yang dapat kita pelajari. Namun, berikut adalah beberapa hikmah yang dapat diambil apabila kamu sedang merasakan perasaan ingin menyerah dan marah akan takdir seperti yang telah kita bahas di awal tadi:

  • Allah memberikan ujian sesuai dengan kemampuan hamba-Nya.
  • Dalam QS. Al-baqarah ayat 286 yang potongan ayatnya berbunyi,
  • Artinya: "Allah tidak membebani seseorang, kecuali menurut kesanggupannya."
  • Disini Allah telah menjelaskan bahwa setiap manusia dimanapun diberikan ujian sesuai dengan kemampuan orang tersebut tidak lebih dan tidak kurang. Seperti dalam kisah Nabi Yusuf AS, mungkin jika hal-hal yang dialami beliau ditimpakan kepada saudara-saudaranya pasti tidak sekuat beliau.
  • Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sebelum kaum itu merubah keaadannya sendiri 
  • Telah dijelaskan dalam QS. Ar-Ra'd : 11 yang berbunyi:

          .. ...

  • Artinya : "Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka."
  • Walaupun dipenjara, Nabi Yusuf AS tidak diam saja. Disitu beliau tetap berdakwah dengan orang - orang sekitarnya. Keadaan bukan menjadi penghalang untuk berdakwah.
  • Ketahuilah bahwa bersama kesulitan pasti ada kemudahan
  • Tidak mungkin Allah membiarkan hamba-Nya kesulitan, Dia sangat sayang akan hamban-Nya walaupun belum tentu kita mengingat-Nya dikala suka atau duka. Tapi, Dia selalu memberikan jalan, memberikan kesulitan bersama adanya kemudahan. Hal itu terdapat dalam QS. Al - Insyiroh yang di ulang dua kali terdapat pada ayat 5-6 yang berbunyi :
  • Artinya : "Maka, sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan (5). Sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan (6)."
  • Setelah di masukkan kedalam sumur, dijual sebagai budak, difitnah, dipenjara pada akhirnya Allah selalu memberikan kemudahan kepada setiap hamba, yang kemudian Nabi Yusuf AS diangkat menjadi seorang menteri dan menikah dengan Zulaikha juga bisa bertemu kembali dengan keluarganya. Berakhir indah bukan?

Jadi, ketika kamu sedang menghadapi suatu hal yang berat, sulit, buruk, jangan menyerah. Sebelumnya aku ingin berterima kasih kepada kalian karena sudah sampai dititik ini walaupun dengan tertatih - tatih. Ingatlah bahwa Allah SWT memberikan ujian sesuai dengan kemampuan hamba-Nya. Allah memberikan ujian itu padamu, artinya Allah percaya kamu itu kuat dan mampu menghadapinya. Apalagi jika kamu  tidak menyerah, mau berusaha, mau berubah lebih baik dari yang sebelumnya, Allah SWT pasti akan membantu. Percayalah jika Allah SWT memberikan kesulitan, pasti akan dibersamai dengan kemudahan. Kalau kemarin bisa kenapa sekarang ga?. Eitss satu lagi, jangan lupa untuk selalu melihat ke atas untuk menjadi orang yang rendah hati dan melihat kebawah untuk selalu bersyukur atas nikmat yang telah Allah SWT berikan kepada kita. Ingatlah kepada Allah disetiap keadaan baik suka ataupun duka. Kamu bisa, kamu kuat, kamu hebat, semangat!! .


Sumber :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun