Mohon tunggu...
Izzatunnisa
Izzatunnisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi program studi Ilmu Al - Qur'an, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

"Yakin Mau Sampai Sini Aja?", Meneladani Kisah Nabi Yusuf dan Menggali Kearifan Al - Quran sebagai Pedoman Hidup

20 Juli 2024   23:10 Diperbarui: 20 Juli 2024   23:19 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Singkat cerita, saat Nabi Yusuf AS dipenjara, beliau berdakwah kepada teman sepenjaranya untuk meninggalkan berhala dan menyembah hanya kepada Allah SWT. Beliau juga menafsirkan mimpi teman-temannya di penjara. Lalu kemampuan tersebut terdengar oleh sang raja. Sang raja kemudian meminta Nabi Yusuf AS untuk menafsirkan mimpinya dikarenakan penasehat maupun penafsir mimpi raja tidak ada yang bisa menafsirkan mimpi raja. Setelah mimpinya ditafsirkan oleh Nabi Yusuf AS, raja mengeluarkan Nabi Yusuf AS dari penjara dan mengangkatnya sebagai menteri. Setelah Nabi Yusuf AS keluar dari penjara, beliau menikah dengan Zulaikha karena suami sebelumnya yaitu Qithfir telah wafat dan Zulaikha telah Kembali menjadi wanita yang bermartabat. Zulaikha yang masih merupakan saudara dari raja menyebabkan raja mempercayakan kerajaannya pada Nabi Yusuf AS.  

Beberapa tahun kemudian, saat Mesir dilanda paceklik, saudara Nabi Yusuf AS yang dahulu membuangnya ke sumur datang ke istana untuk menukar bahan makanan. Mereka tidak mengenali Nabi Yusuf AS karena tidak bertemu selama bertahun-tahun. Namun, Nabi Yusuf AS tidak lupa dan menyadari bahwa saudaranya, Benyamin tidak termasuk dalam rombongan tersebut. Beliau kemudian meminta saudaranya untuk membawa Benyamin pada kedatangan selanjutnya.

Sesampainya di rumah, saudara-saudara Nabi Yusuf menyadari bahwa mereka diberi bahan makanan tanpa menukar barang yang telah mereka bawa. Lalu mereka meminta izin pada ayahnya yaitu Nabi Ya'kub AS untuk membawa Benyamin ke istana. Setelah berjanji dan mendapatkan izin, saudara-saudara Nabi Yusuf AS datang Kembali ke istana bersama Benyamin. Pada saat itulah Nabi Yusuf AS mengakui identitasnya bahwa beliau adalah Yusuf, saudara yang mereka buang beberapa tahun silam. Saudara-saudara Nabi Yusuf AS merasa heran, namun Nabi Yusuf AS menegaskan, "Akulah Yusuf.", "Dan ini saudaraku (Bunyamin)."

Setelah saudaranya mengetahui bahwa penguasa Mesir adalah Nabi Yusuf AS, kemudian Nabi Yusuf AS memerintahkan kepada saudara-saudaranya untuk membawa baju yang kala itu beliau pakai kepada ayahnya, Nabi Ya'qub AS. Nabi Yusuf AS pun juga meminta agar sang ayah, Nabi Ya'qub AS beserta keluarganya yang lain untuk dibawa ke Mesir supaya bisa bertemu dengannya. Demikian Nabi Yaqub bersama keluarganya datang ke Mesir untuk menemui dan berkumpul kembali dengan Yusuf AS setelah puluhan tahun terpisah.

Inilah arti mimpi kecil Nabi Yusuf AS: matahari melambangkan Nabi Yaqub AS, bulan melambangkan ibunya, dan sebelas bintang melambangkan sebelas saudaranya. Dan maksud dari 11 bintang serta matahari dan bulan yang bersujud kepadanya adalah karena di masa mendatang (masa saat ia menjadi penguasa Mesir) saudara-saudaranya serta ayah dan ibunya tunduk kepada Nabi Yusuf sebagai penguasa Mesir.

Waah, keren banget ya kisahnya! Kira-kira, pelajaran apa aja yang bisa kita ambil dari kisah Nabi Yusuf tersebut? Sebenarnya, ada banyak sekali hikmah yang dapat kita pelajari. Namun, berikut adalah beberapa hikmah yang dapat diambil apabila kamu sedang merasakan perasaan ingin menyerah dan marah akan takdir seperti yang telah kita bahas di awal tadi:

  • Allah memberikan ujian sesuai dengan kemampuan hamba-Nya.
  • Dalam QS. Al-baqarah ayat 286 yang potongan ayatnya berbunyi,
  • Artinya: "Allah tidak membebani seseorang, kecuali menurut kesanggupannya."
  • Disini Allah telah menjelaskan bahwa setiap manusia dimanapun diberikan ujian sesuai dengan kemampuan orang tersebut tidak lebih dan tidak kurang. Seperti dalam kisah Nabi Yusuf AS, mungkin jika hal-hal yang dialami beliau ditimpakan kepada saudara-saudaranya pasti tidak sekuat beliau.
  • Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sebelum kaum itu merubah keaadannya sendiri 
  • Telah dijelaskan dalam QS. Ar-Ra'd : 11 yang berbunyi:

          .. ...

  • Artinya : "Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka."
  • Walaupun dipenjara, Nabi Yusuf AS tidak diam saja. Disitu beliau tetap berdakwah dengan orang - orang sekitarnya. Keadaan bukan menjadi penghalang untuk berdakwah.
  • Ketahuilah bahwa bersama kesulitan pasti ada kemudahan
  • Tidak mungkin Allah membiarkan hamba-Nya kesulitan, Dia sangat sayang akan hamban-Nya walaupun belum tentu kita mengingat-Nya dikala suka atau duka. Tapi, Dia selalu memberikan jalan, memberikan kesulitan bersama adanya kemudahan. Hal itu terdapat dalam QS. Al - Insyiroh yang di ulang dua kali terdapat pada ayat 5-6 yang berbunyi :
  • Artinya : "Maka, sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan (5). Sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan (6)."
  • Setelah di masukkan kedalam sumur, dijual sebagai budak, difitnah, dipenjara pada akhirnya Allah selalu memberikan kemudahan kepada setiap hamba, yang kemudian Nabi Yusuf AS diangkat menjadi seorang menteri dan menikah dengan Zulaikha juga bisa bertemu kembali dengan keluarganya. Berakhir indah bukan?

Jadi, ketika kamu sedang menghadapi suatu hal yang berat, sulit, buruk, jangan menyerah. Sebelumnya aku ingin berterima kasih kepada kalian karena sudah sampai dititik ini walaupun dengan tertatih - tatih. Ingatlah bahwa Allah SWT memberikan ujian sesuai dengan kemampuan hamba-Nya. Allah memberikan ujian itu padamu, artinya Allah percaya kamu itu kuat dan mampu menghadapinya. Apalagi jika kamu  tidak menyerah, mau berusaha, mau berubah lebih baik dari yang sebelumnya, Allah SWT pasti akan membantu. Percayalah jika Allah SWT memberikan kesulitan, pasti akan dibersamai dengan kemudahan. Kalau kemarin bisa kenapa sekarang ga?. Eitss satu lagi, jangan lupa untuk selalu melihat ke atas untuk menjadi orang yang rendah hati dan melihat kebawah untuk selalu bersyukur atas nikmat yang telah Allah SWT berikan kepada kita. Ingatlah kepada Allah disetiap keadaan baik suka ataupun duka. Kamu bisa, kamu kuat, kamu hebat, semangat!! .


Sumber :

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun