Mohon tunggu...
Izza Ainul Yaqin
Izza Ainul Yaqin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 23107030066 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Just a Dreamer

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengapa Jumlah Uang Beredar di Indonesia Terus Meningkat Setiap Tahun?

11 Juni 2024   23:17 Diperbarui: 11 Juni 2024   23:47 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rupiah adalah mata uang yang berlaku di Indonesia | Sumber: Femina.co.id

Uang merupakan komponen fundamental dalam kehidupan sehari-hari kita, memungkinkan transaksi pembelian barang dan jasa, pembayaran tagihan, dan tabungan untuk masa depan. Namun, apakah Anda pernah bertanya-tanya bagaimana uang itu sebenarnya diciptakan dan didistribusikan? Artikel ini akan menjelaskan secara sederhana dan lengkap proses penciptaan uang di Indonesia, mulai dari awal hingga uang tersebut beredar di masyarakat.

Bank Indonesia (BI) adalah lembaga yang bertanggung jawab atas kebijakan moneter di Indonesia. Ini berarti mereka mengatur jumlah uang yang beredar untuk menjaga kestabilan ekonomi. Jumlah uang yang beredar di Indonesia terus meningkat setiap tahun. Misalnya, pada tahun 2010, jumlah uang yang beredar sekitar Rp 2.300 triliun, dan pada tahun 2020 jumlahnya meningkat hingga sekitar Rp 7.000 triliun. Bagaimana Bank Indonesia melakukan ini?

Tiga Bentuk Uang: Kartal, Giral, dan Kuasi

Sebelum memahami proses penciptaan uang, penting untuk mengenal tiga jenis uang yang ada:

1. Uang Kartal:

Ini adalah uang fisik berupa kertas dan koin yang kita gunakan sehari-hari. Uang kartal diproduksi oleh Perum Peruri dan didistribusikan oleh Bank Indonesia ke bank-bank umum. Bank umum kemudian menyalurkan uang kartal ini ke masyarakat melalui ATM dan cabang-cabang bank. Namun, uang ini tidak dibagi-bagikan secara cuma-cuma. Biasanya, uang kartal disalurkan dalam bentuk pinjaman modal usaha melalui koperasi dan lembaga keuangan lainnya. Ini membantu memastikan uang digunakan untuk kegiatan produktif yang dapat menggerakkan perekonomian.

Distribusi uang kartal melibatkan proses yang terstruktur. Setelah dicetak oleh Perum Peruri, uang disimpan di Bank Indonesia. Kemudian, bank-bank umum dapat menarik uang ini dari Bank Indonesia untuk memenuhi kebutuhan transaksi masyarakat. Proses ini diawasi ketat untuk memastikan kestabilan jumlah uang yang beredar.

2. Uang Giral: 

Uang ini tidak memiliki bentuk fisik dan tersimpan sebagai saldo digital di rekening bank. Uang giral adalah saldo digital di rekening bank kita. Uang ini diciptakan oleh bank umum ketika mereka memberikan pinjaman kepada nasabah. Prosesnya dimulai ketika seseorang atau perusahaan mengajukan pinjaman dan bank menyetujuinya. Bank kemudian menambah jumlah uang ke rekening nasabah tersebut. Uang ini akan beredar lebih luas saat digunakan untuk berbagai keperluan bisnis seperti membayar gaji karyawan dan membeli bahan baku.

Yang menarik adalah bahwa uang giral ini sebenarnya adalah uang baru yang belum ada sebelumnya. Namun, bank umum harus memenuhi berbagai persyaratan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia untuk memastikan mereka tidak menciptakan uang secara sembarangan.

  • Persyaratan Penciptaan Uang Giral

Bank Indonesia mengatur penciptaan uang giral dengan beberapa rasio penting:

1. Rasio Kewajiban Terhadap Modal (LDR): Maksimal 92%, artinya bank harus memiliki minimal 8% modal untuk menanggung risiko.

2. Rasio Cadangan Wajib: Bank harus menyimpan 3% dari total deposito nasabah sebagai cadangan di Bank Indonesia.

3. Rasio Kredit Terhadap DPK: Maksimal 92%, artinya bank dapat memberikan kredit hingga 92% dari total Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mereka terima.


3. Uang Kuasi: 

Ini adalah instrumen keuangan seperti obligasi dan saham yang dapat diperdagangkan. Uang kuasi diciptakan melalui pengelolaan portofolio investasi oleh bank umum. Ini termasuk investasi dalam surat berharga seperti obligasi dan saham, serta produk keuangan lainnya seperti reksa dana. Keuntungan dari investasi ini digunakan untuk menciptakan uang baru. Dana yang disimpan dalam deposito berjangka juga bisa digunakan oleh bank untuk memberikan kredit, menciptakan uang baru dalam prosesnya.

Contohnya, ketika bank berinvestasi dalam obligasi atau saham, keuntungan yang diperoleh dapat digunakan untuk menambah saldo nasabah atau memberikan pinjaman baru, sehingga meningkatkan jumlah uang yang beredar. Hal ini membantu bank untuk tetap produktif dan mendukung perekonomian dengan menyediakan dana untuk berbagai kebutuhan bisnis.

Kebijakan Kuantitatif Easing (QE)

Bank Indonesia juga memiliki kebijakan khusus yang disebut kuantitatif easing (QE). Ini digunakan dalam situasi tertentu untuk meningkatkan jumlah uang beredar. Dalam QE, Bank Sentral membeli aset-aset keuangan seperti obligasi negara dari pasar terbuka. Uang baru diciptakan untuk membeli aset-aset ini, meningkatkan pasokan uang di perekonomian. Program QE pernah dilakukan oleh Bank Indonesia pada tahun 2020 untuk menangani dampak ekonomi dari pandemi COVID-19, dengan anggaran sebesar Rp 166 triliun.

Program QE ini membantu meningkatkan likuiditas di pasar keuangan, memungkinkan bank untuk memiliki lebih banyak dana yang dapat dipinjamkan kepada masyarakat dan bisnis. Dengan demikian, aktivitas ekonomi dapat didorong melalui peningkatan pinjaman dan investasi.

Sumber: Shutterstock
Sumber: Shutterstock
Pengawasan dan Regulasi

Meskipun bank umum memiliki kemampuan untuk menciptakan uang melalui pinjaman, mereka tidak bisa melakukannya tanpa pengawasan. Bank Indonesia memiliki peran penting dalam mengatur dan mengawasi aktivitas bank untuk memastikan stabilitas ekonomi. Beberapa langkah pengawasan meliputi:

1. Penetapan Rasio Kewajiban: Seperti LDR dan rasio cadangan wajib, untuk memastikan bank memiliki cukup modal dan cadangan.
2. Pengawasan Kualitas Kredit: Memastikan bahwa bank memberikan pinjaman kepada peminjam yang memenuhi syarat dan memiliki jaminan yang memadai.
3. Pengaturan Kebijakan Moneter: Bank Indonesia juga menetapkan suku bunga acuan yang mempengaruhi biaya pinjaman dan tabungan, yang secara langsung mempengaruhi jumlah uang yang beredar.


Proses penciptaan uang di Indonesia adalah mekanisme kompleks yang melibatkan berbagai lembaga dan kebijakan untuk menjaga kestabilan ekonomi. Bank Indonesia mengatur dan mengawasi jumlah uang beredar melalui produksi uang kartal, penciptaan uang giral oleh bank umum, dan pengelolaan uang kuasi. Kebijakan kuantitatif easing juga dapat digunakan untuk menambah jumlah uang beredar dalam situasi khusus. 

Dengan memahami proses ini, kita dapat lebih menghargai peran penting Bank Sentral dalam menjaga keseimbangan ekonomi dan memastikan ketersediaan uang untuk berbagai kebutuhan masyarakat. Melalui pemahaman tentang penciptaan uang, kita bisa lebih menghargai peran bank dan otoritas moneter dalam menjaga keseimbangan ekonomi dan memastikan bahwa uang yang beredar dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun