Mohon tunggu...
Izza Ainul Yaqin
Izza Ainul Yaqin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 23107030066 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Just a Dreamer

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengapa Jumlah Uang Beredar di Indonesia Terus Meningkat Setiap Tahun?

11 Juni 2024   23:17 Diperbarui: 11 Juni 2024   23:47 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3. Rasio Kredit Terhadap DPK: Maksimal 92%, artinya bank dapat memberikan kredit hingga 92% dari total Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mereka terima.


3. Uang Kuasi: 

Ini adalah instrumen keuangan seperti obligasi dan saham yang dapat diperdagangkan. Uang kuasi diciptakan melalui pengelolaan portofolio investasi oleh bank umum. Ini termasuk investasi dalam surat berharga seperti obligasi dan saham, serta produk keuangan lainnya seperti reksa dana. Keuntungan dari investasi ini digunakan untuk menciptakan uang baru. Dana yang disimpan dalam deposito berjangka juga bisa digunakan oleh bank untuk memberikan kredit, menciptakan uang baru dalam prosesnya.

Contohnya, ketika bank berinvestasi dalam obligasi atau saham, keuntungan yang diperoleh dapat digunakan untuk menambah saldo nasabah atau memberikan pinjaman baru, sehingga meningkatkan jumlah uang yang beredar. Hal ini membantu bank untuk tetap produktif dan mendukung perekonomian dengan menyediakan dana untuk berbagai kebutuhan bisnis.

Kebijakan Kuantitatif Easing (QE)

Bank Indonesia juga memiliki kebijakan khusus yang disebut kuantitatif easing (QE). Ini digunakan dalam situasi tertentu untuk meningkatkan jumlah uang beredar. Dalam QE, Bank Sentral membeli aset-aset keuangan seperti obligasi negara dari pasar terbuka. Uang baru diciptakan untuk membeli aset-aset ini, meningkatkan pasokan uang di perekonomian. Program QE pernah dilakukan oleh Bank Indonesia pada tahun 2020 untuk menangani dampak ekonomi dari pandemi COVID-19, dengan anggaran sebesar Rp 166 triliun.

Program QE ini membantu meningkatkan likuiditas di pasar keuangan, memungkinkan bank untuk memiliki lebih banyak dana yang dapat dipinjamkan kepada masyarakat dan bisnis. Dengan demikian, aktivitas ekonomi dapat didorong melalui peningkatan pinjaman dan investasi.

Sumber: Shutterstock
Sumber: Shutterstock
Pengawasan dan Regulasi

Meskipun bank umum memiliki kemampuan untuk menciptakan uang melalui pinjaman, mereka tidak bisa melakukannya tanpa pengawasan. Bank Indonesia memiliki peran penting dalam mengatur dan mengawasi aktivitas bank untuk memastikan stabilitas ekonomi. Beberapa langkah pengawasan meliputi:

1. Penetapan Rasio Kewajiban: Seperti LDR dan rasio cadangan wajib, untuk memastikan bank memiliki cukup modal dan cadangan.
2. Pengawasan Kualitas Kredit: Memastikan bahwa bank memberikan pinjaman kepada peminjam yang memenuhi syarat dan memiliki jaminan yang memadai.
3. Pengaturan Kebijakan Moneter: Bank Indonesia juga menetapkan suku bunga acuan yang mempengaruhi biaya pinjaman dan tabungan, yang secara langsung mempengaruhi jumlah uang yang beredar.


Proses penciptaan uang di Indonesia adalah mekanisme kompleks yang melibatkan berbagai lembaga dan kebijakan untuk menjaga kestabilan ekonomi. Bank Indonesia mengatur dan mengawasi jumlah uang beredar melalui produksi uang kartal, penciptaan uang giral oleh bank umum, dan pengelolaan uang kuasi. Kebijakan kuantitatif easing juga dapat digunakan untuk menambah jumlah uang beredar dalam situasi khusus. 

Dengan memahami proses ini, kita dapat lebih menghargai peran penting Bank Sentral dalam menjaga keseimbangan ekonomi dan memastikan ketersediaan uang untuk berbagai kebutuhan masyarakat. Melalui pemahaman tentang penciptaan uang, kita bisa lebih menghargai peran bank dan otoritas moneter dalam menjaga keseimbangan ekonomi dan memastikan bahwa uang yang beredar dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun