Melanjutkan perjalanan, kami mengunjungi Museum Petilasan Mbah Maridjan, sebuah tempat yang penuh makna di kaki Gunung Merapi. Museum ini didedikasikan untuk menghormati Mbah Maridjan, seorang juru kunci spiritual yang penuh dedikasi dan pengabdian. Mbah Maridjan dikenal sebagai sosok yang memiliki kemampuan spiritual dan dipercaya mampu meredam kemarahan Gunung Merapi. Petilasan ini mencakup rumah sederhana yang menjadi tempat tinggal beliau serta area sekitarnya yang dianggap suci.
Mbah Maridjan menjadi legenda dengan upaya dan pengorbanannya selama letusan Gunung Merapi pada tahun 2010. Meski telah memperingatkan masyarakat, ia tetap bertahan di tempat yang dianggap sakral dan akhirnya menjadi salah satu korban letusan tersebut. Petilasan Mbah Maridjan kini menjadi tempat ziarah dan penghormatan bagi banyak orang, di mana peninggalan-peninggalan seperti tongkat dan pakaian kebesarannya dijaga dengan cermat sebagai bagian dari warisan budaya.
Museum Petilasan Mbah Maridjan diresmikan untuk memperingati warisan dan pengabdian beliau. Museum ini menampilkan berbagai peninggalan, seperti pakaian, perabotan, dan barang-barang pribadi Mbah Maridjan, serta dokumentasi visual berupa foto-foto dan rekaman video yang menggambarkan perjalanan spiritual beliau. Replika rumah sederhana Mbah Maridjan juga disertakan untuk menciptakan suasana yang mirip dengan tempat aslinya di lereng Gunung Merapi.
Kunjungan ini tidak hanya memberikan pengalaman yang mendalam mengenai aktivitas vulkanik Gunung Merapi dan dampaknya terhadap masyarakat sekitarnya, tetapi juga mengajarkan pentingnya pemahaman tentang bencana alam dan kesiapsiagaan. Bunker Kaliadem, dengan fasilitas dan program edukasinya, serta Museum Petilasan Mbah Maridjan, dengan peninggalan-peninggalan sejarahnya, menjadi sarana penting untuk edukasi dan refleksi. Kunjungan ini memberikan wawasan tentang bagaimana manusia beradaptasi dan bertahan di tengah ancaman alam yang serius, serta menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan teknologi dalam upaya mitigasi bencana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H