hop yang berletak di Lereng Gunung Merapi. Hidangan yang kita komersialkan bukan hanya sebatas jual-beli, namun kita harus berusaha untuk memberikan lebih kepada konsumen baik dari pelayanan dan nilai tambah yang lain. Setiap racikan kopi yang diaduk tersimpan doa dan dzikir yang tertuang dalam secangkir minuman.
Pada kunjungan sebelumnya, telah bersama kita belajar mindset dari lintas generasi terkait usaha Coffes
Perjalanan Kunjungan perkuliahan kali ini bukan hanya tentang berpindah dari satu tempat ke tempat lain, tapi juga membuka kesempatan untuk menerapkan teori-teori yang dipelajari di kelas ke dunia nyata. Artikel ini akan membahas tentang kunjungan yang telah dilakukan, disusun secara sistematis, yang melibatkan mahasiswa dalam pengalaman langsung di lapangan dan memperluas wawasan mereka terhadap dunia nyata. Tujuan dari kunjungan pada mata perkuliahan peradaban Islam ini adalah memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk berinteraksi dengan praktisi atau ahli di bidang terkait. Dengan begitu, mahasiswa bisa mendapatkan wawasan langsung dari mereka. Selain itu, kunjungan ini juga diharapkan dapat membuat mahasiswa lebih terlibat dalam proses pembelajaran dengan memberikan pengalaman yang menarik dan relevan secara langsung.
Pengalaman langsung seperti ini sangat penting bagi mahasiswa karena dapat memperkaya pemahaman mereka tentang materi yang dipelajari di kelas. Melalui interaksi dengan ahli dan pengamatan di lapangan, mahasiswa dapat melihat bagaimana teori diterapkan dalam praktik dan mendapatkan perspektif baru yang mungkin tidak mereka dapatkan dari buku teks saja. Ini juga dapat memotivasi mereka untuk lebih aktif dan antusias dalam proses belajar mengajar.
1. Bungker KaliademÂ
Setelah menikmati keindahan pemandangan lereng Gunung Merapi dan belajar sejarah bersama Bapak Heri Jaran, perjalanan kami dilanjutkan bersama Bapak Mahfud menuju Bunker Kaliadem, destinasi bersejarah yang penuh dengan kisah ketegangan dan keberanian. Terletak di perbukitan Gunung Merapi, bunker ini menyimpan banyak cerita tentang letusan-letusan dahsyat yang telah mengguncang tanah tersebut selama berabad-abad.
Bunker Kaliadem, yang berada dekat dengan Desa Kaliadem, memiliki pintu baja tua yang berat yang terbuka perlahan, mengungkapkan lorong gelap di bawah permukaan tanah. Langkah kaki kami menghasilkan gema di sepanjang dinding beton tebal, sementara udara dingin dan lembap menyambut setiap pengunjung. Dinding-dinding bunker dihiasi dengan foto-foto dokumentasi letusan gunung yang memukau, menceritakan keberanian para penyelamat dan korban serta peninggalan-peninggalan sejarah yang tertata rapi di sepanjang koridor.
Di dalam bunker, lampu redup yang menggantung di langit-langit menyoroti artefak-artefak bersejarah, menciptakan suasana misterius. Ruang-ruang terpisah di dalamnya menampilkan peta-peta evakuasi yang dirancang dengan hati-hati, menunjukkan rute-rute aman dan tempat-tempat perlindungan dalam skenario letusan. Ruangan-ruangan ini dirancang untuk memberikan perlindungan dari hujan abu vulkanik, suhu tinggi, dan bahaya lainnya yang mungkin terjadi selama bencana alam. Suara gemuruh samar dari kejauhan mengingatkan kami akan kekuatan alam yang tersembunyi di luar dinding bunker, sementara di dalam, suasana tenang dan terkontrol menciptakan perasaan aman dan terlindungi.
Bunker Kaliadem tidak hanya berfungsi sebagai tempat berlindung, tetapi juga sebagai penanda keberanian dan ketaatan manusia dalam menghadapi kekuatan alam yang menghancurkan. Melangkah keluar dari bunker, kami merasakan kekaguman dan hormat terhadap keteguhan manusia di hadapan ancaman alam yang tak terduga. Pengalaman ini memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang pentingnya kesiapsiagaan dan mitigasi bencana di wilayah yang rawan letusan vulkanik seperti Gunung Merapi.
2. Musium Petilasan Mbah MaridjanÂ