Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) memberikan peringatan terkait potensi cuaca ekstrem yang dapat mengakibatkan Bencana Hidrometeorologi pada periode 12-18 Maret 2024. Fenomena gelombang atmosfer MJO (Madden-Julian Oscillation) dan Rossby yang melintasi Jawa Timur, bersamaan dengan dampak tidak langsung dari Sirkulasi Siklonik di Utara Australia, diidentifikasi sebagai faktor penyebab potensial dari cuaca ekstrem yang dapat terjadi.
Masyarakat diminta untuk meningkatkan kewaspadaan dan selalu memantau kondisi cuaca terkini melalui berbagai saluran informasi yang tersedia, termasuk situs web resmi dan media sosial. Langkah-langkah pencegahan dan kewaspadaan diharapkan dapat membantu mengurangi risiko dampak yang ditimbulkan oleh potensi cuaca ekstrem tersebut. Selain itu dalam unggahan di Instagram beberapa hari lalu, Â BMKGmenjelaskan tentang adanya dua bibit Siklon Tropis yang masih terpantau di wilayah Samudra Hindia dan Teluk Carpentaria.
1. Bibit Siklon Tropis 91S terletak di Samudra Hindia bagian Tenggara, barat daya Banten. Bibit ini memiliki kecepatan angin maksimum sekitar 25-35 knot dan tekanan udara minimum sekitar 996 hPa. Pergerakannya menuju ke arah Tenggara.
2. Bibit Siklon Tropis 93P terletak di Teluk Carpentaria, selatan Papua. Bibit ini memiliki kecepatan angin maksimum sekitar 15 knot dan tekanan udara minimum sekitar 1005 hPa. Pergerakannya menuju ke arah Timur - Tenggara.
Kedua bibit Siklon Tropis ini merupakan potensi pembentukan siklon tropis yang dapat berkembang menjadi badai tropis atau siklon tropis yang lebih besar. Oleh karena itu, pengawasan terus menerus diperlukan untuk memantau perkembangan kedua bibit ini dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan untuk mengurangi risiko dampaknya.
Cuaca ekstrim menimbulkan ancaman terhadap kehidupan dan keamanan penduduk disetiap Wilayah Indonesia, kondisi ini memaksa pemerintah setempat untuk menetapkan status tindakan darurat sebagai respons terhadap situasi yang memprihatinkan tersebut. Faktor-faktor seperti perubahan iklim global, pola angin yang tidak stabil, dan aktivitas geologis di sekitar wilayah tersebut menjadi penyebab utama cuaca ekstrim. Peningkatan suhu permukaan laut menghasilkan penguapan yang lebih tinggi, menghasilkan awan tebal dan hujan lebat, sementara topografi seperti pegunungan dan lembah memperparah situasi dengan mempercepat aliran udara dan meningkatkan risiko badai dan banjir.
Berdasarkan analisis cuaca terkini serta dengan mengamati perkembangan kondisi cuaca dalam sepekan kedepan, BMKG mengidentifikasi masih adanya potensi peningkatan curah hujan di beberapa wilayah dalam sepekan kedepan secara signifikan.
Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi hujan yang memicu potensi dampak (gangguan aktivitas, banjir, dan tanah longsor) dengan kategori SIAGA untuk tgl 7-8 Maret 2024 di sebagian wilayah:
* Banten
* Jawa Tengah
Perlu diwaspadai potensi hujan sedang-lebat yang dapat disertai kilat/angin kencang di wilayah Jabodetabek pada tanggal 8-14 Maret 2024.