Mohon tunggu...
Izwan Sholimin
Izwan Sholimin Mohon Tunggu... -

Anak ganteng yang lahir dari rahim seorang Ibu bernama Rasidah pada 1 Oktober 1984. Kata ibu sih lahirnya di Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Haruskah Kusesali Profesi Ini…?

16 Desember 2010   18:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:40 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

SEBENARNYA masih membingungkanku, apakah profesi ini (jurnalis/wartawan) layak atau tidak bagi diriku. Jujur, sejak duduk di bangku SMA ketertarikan terhadap dunia jurnalis sudah muncul. Tapi minat itu tidak bisa kutuangkan. Aku hanya bisa menyaksikan berita di televisi tanpa dapat membayangkan bagaimana seorang jurnalis bekerja di lapangan.

Karena ingin meluapkan semua hasrat terpendamku itu, sewaktu di SMA bersama Eko Rahdianto dan Pujiono, teman yang mempunyai minat sama denganku berusaha membuat proposal ke kepala sekolah untuk menerbitkan media sekolah seperti bulletin atau sejenisnya. Tapi gagal. Alasan sekolah karena kurang dana.

Tamat dari bangku SMA, aku ingin masuk jurusan jurnalis, ternyata di Jambi belum ada jurusan khusus tentang itu. Adanya di luar Jambi. Persoalannya sekarang adalah biaya (maklum Bapakku hanya pegawai negeri golongan rendah). Maka diputuskan agar aku kuliah di Fakultas Peternakan Universita Jambi mengambil jurusan nutrisi makanan ternak. Padahal jika kuliah di Jambi kepinginnya masuk jurusan Fisika. Emang dasar orang tua taktiknya lebih jitu dari anaknya, aku pun tergelincir ke dunia peternakan.

Meskipun sudah bergaul dengan dunia peternakan, ternyata minatku masih kuat ke dunia jurnalistik. Aku sangat senang ketika mengetahui di kampusku ada media bagi mahasiswa, Taji namanya. Tapi sayang, aku tidak bisa berkecimpung di dalamnya. Kroni yang berkuasa saat itu meminta dana setiap kali penerbitan (yang biasanya pada saat penerimaan siswa baru). Setelah itu keberadaan media itu lenyap tiada kabar berita.

Ternyata aku menemukan rekan kuliah yang senasib. Namanya Ronaldo. Kami berusaha membuat tabloid kampus yang terbit setiap bulan. Rencana saat itu namanya “NUANSA”. Tapi gagal lagi. Alasan kampus, sudah ada media sebelumnya meskipun terbit setahun sekali.

Kembali aku harus memendam minat jurnalis itu hingga tamat kuliah. Tepat 5 September 2006, kalau tidak salah hari Rabu (karena aku sedikit lupa hari pastinya) aku resmi lulus menjadi sarjana peternakan. Kini fokusku tidak lagi membuat media kampus, tapi bagaimana mendapatkan pekerjaan yang layak.

Melamar ke sana sini kulakukan. Suatu hari aku dipanggil bekerja di perusahaan peternakan di Palembang. Mungkin bukan rezeki atau Tuhan berkehendak lain, aku jatuh sakit menjelang berangkat ke Palembang.

Capek mondar-mandir mencari kerja, kuputuskan untuk mengirimkan lamaran ke Media Online www. infojambi.com. Akhirnya aku diterima kerja di InfoJambi.com sebagai reporter. Sebuah media berita online pertama di Provinsi Jambi. Cocok sekali dengan hobbiku yang sejak SMA sudah “berselancar” di dunia maya.

Mengawali karir di dunia jurnalis tantangan demi tantangan mulai menghadang. Berita pertama yang ku tulis adalah tentang “Maling Telanjang”. Semua serba pertama, termasuk mewawancarai orang pertama kalinya.

Tantangan berikutnya adalah ketika harus menjelaskan kepada narasumber apa itu media online. Sangat susah en super sulit. Entah kerena narasumber yang gaptek -gagap teknologi-, atau penjelasanku yang kurang dipahami mereka. Berulangkali dijelaskan tetap tidak mengerti.

Pernah saat meliput persiapan salah satu klub sepakbola Jambi, aku dikira reporter televisi. Saat itu aku memang membawa handycam. Sudah dijelaskan berulang kali mereka masih tidak mengerti. Yang lucunya sampai menelpon untuk dimasukkan ke televisi. Apa lagi yang harus kuperbuat agar mereka mengerti?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun