Bismillahirrohmanirrohiim..
Master Plan
Aku tak tahu mengapa belakangan aku tak lagi bisa menulis cerita yang mendayu-sendu. Biasanya, seperti yang aku tahu, aku akan menulis cerita romantis. Cerita romantis yang perjalanannya penuh tangis.
Aku bahkan masih mempunyai hutang dengan satu orang teman dan seorang seniorku terkait cerita romantis. Aku.. belakangan belum mampu meneruskannya.
Ah, mengapa begini?
Mbak Rini, bisakah kau membantuku bercerita? Kau tahu, terkait perasaan satu itu, aku tak pandai bicara.
Mungkin selama ini aku terlalu banyak bicara dan menilai perjalanan cinta orang lain. Sehingga, ketika lambat laun kenyataan itu harus kujalani sendiri, aku tersadar bahwa sensasinya begitu luar biasa! Aku menjadi sangat sibuk karena cinta. Ah, bukan. Karena perjalanan cintaku sendiri.
Subhanallah...
Beginikah rasanya cinta? Duhai Allah, bisakah aku mengendalikannya?
Sebatas pengetahuanku, aku harus bisa mengendalikan perasaan satu ini, karena salah langkah bisa saja membawa penyesalan, bisa saja menambah beban, bisa saja mengundang kekecewaan. Akan tetapi, jika langkah yang kuambil adalah benar, tentu saja menambah kebahagiaan, bukan?
Beranikah aku mengambil risikonya, atau aku akan diam saja seperti diriku biasanya dan menunda kedatangannya? Dia dengan huruf d kecil.