PT. XYZ Merupakan salah satu perusahaan yang bergerak yang bergerak di industri pakan dengan produk pakan ikan komersil. Â PT. XYZ memiliki gudang induk permanen yang berfungsi untuk menyimpan bahan baku yang selanjutnya akan digunakan dalam proses produksi. Dalam penyusunan bahan baku, PT. XYZ menggunakan dua istilah, yaitu stafel dan pallet. Saat ini tata letak gudang menggunakan metode Dedicated storage, yaitu bahan baku ditempatkan pada tempat yang telah ditentukan sebelumnya.Â
Akan tetapi pada gudang bahan baku yang sangat memadai ternyata perusahaan belum mampu mengatasi ketidakteraturan penumpukan bahan baku yang ada, dimana peletakkan bahan baku saat ini didasarkan pada posisi gudang yang kosong saja. Selain itu, saat kondisi gudang penuh bahan baku ditempatkan disembarang tempat seperti di jalur material handling, serta kapasitas yang dimiliki gudang belum dimanfaatkan secara optimal sehingga terjadi penurunan kapasitas gudang sebenarnya. Hal ini menyebabkan proses pencarian bahan baku menjadi sulit dan memperlambat operasional material handling ditambah lagi dengan bayaknya jenis bahan baku yang berbeda.Â
Berdasarkan fakta tersebut perlu dilakukan perancangan kebijakan penyimpanan dan perancangan tata letak gudang agar menjadi efektif. Dari hasil observasi di lapangan, ditemukan permasalahan berupa keterlambatan dalam penanganan barang di gudang, serta menurunkan produktivitas seperti proses penempatan barang dan pengambilan barang.Â
Untuk meningkatkan efisiensi tata letak penyimpanan gudang bahan baku, perlu dilakukan peninjauan ulang terhadap proses dan penempatan barang dengan mempertimbangkan klasifikasi item produk dan tingkat perputarannya. Dengan demikian, diharapkan dapat mengurangi waktu dan jarak yang ditempuh dalam aktivitas penyimpanan. Â Berikut metode yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan ;
Metode  Class Based Storage
Class based storage merupakan kebijakan penyimpanan yang banyak digunakan berdasarkan klasifikasi jenis produk dan  menetapkan penyimpanan produk yang acak. Model ini membagi item yang disimpan kedalam kelas yang berbeda berdasarkan kurva permintaan ABC.Â
Dalam kasus penyimpanan berbasis ABC, sejumlah kecil produk dengan permintaan tertinggi dikelompokkan sebagai produk kelas A dan kemudian disimpan di wilayah Gudang yang paling dekat dengan depot atau posisi keluar masuk barang. Item permintaan rendah, dikelompokkan sebagai item kelas C, disimpan diwilayah jauh dari depot.Â
Dalam setiap kelas, item disimpan secara acak. Penggunaan metode class based storage mampu mempercepat proses perpindahan jarak 10% hingga 25% dibandingkan metode yang diterapkan perusahaan. Penerapan metode class based storage mampu mengurangi waktu pengambilan lebih besar dibandingkan dengan metode dedicated storage dan random storage.Â
Metode ini lebih mudah diimplementasikan daripada metode volume based storage karena tidak memerlukan daftar lengkap unit penyimpanan stok yang diperingkat berdasarkan volume dan membutuhkan lebih sedikit waktu untuk mengelola daripada menggunakan metode volume based storage. Efektivitas class based storage dapat dicapai dengan mengintegrasikan traversal routing karena tingkat kemudahan penggunaanya dan memberikan kinerja yang mendekati optimal.
Gudang bahan baku milik PT. XYZ memiliki dimensi, panjang 132 meter dan lebar 138 meter, yang terbagi menjadi beberapa zona yaitu area unloading, intake (untuk tempat masuknya bahan baku), silo, dan gudang bahan baku. Di sisi lain, gudang bahan baku PT. XYZ terdiri dari 10 gudang utama yang dilengkapi dengan 524 line dan mampu menampung 7.860 palet.
Â
Terdapat dua jenis bahan baku utama yang dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuknya, yaitu bubuk (powder) dan cair (liquid). Proses penyimpanan bahan baku menggunakan palet sebelum ditempatkan di gudang. Untuk bahan baku dalam satu palet yang diamati dan analisis untuk observasi adalah bahan baku yang berbentuk powder.Â