Mohon tunggu...
Christian Adinugroho
Christian Adinugroho Mohon Tunggu... wiraswasta -

Hidup hanya satu kali, kalau dua kali - itu hidup-hidup. Hehehe\r\n\r\nSaat ini tinggal di Semarang, Jawa Tengah. Bekerja sebagai marketing property di sebuah perusahaan broker property. Hobby membaca, nonton film dan fotografi. Belajar menulis nampaknya jadi hobby baru yang mengasyikan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

DPR: Dewan Penjual Rakyat?

17 November 2011   01:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:34 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melihat gedung DPR saat ini seolah melihat pasar. Hilang kewibawaan tempat dimana banyak hal penting dinegeri ini dibahas dan diputuskan. Sekarang gedung DPR beraroma uang. Hampir semua hal diperdagangkan. Setelah Banggar sekarang Baleg ikut disorot. Kasusnya sama, jualan produk masing-masing. Banggar jualan proyek dan anggaran - Baleg jualan pasal undang-undang. Entah dimana para anggota DPR yang pro rakyat - sudah punah kah ?

Jika memperhatikan tanggapan anggota DPR di media massa - semua senada membantah. Marzukie Ali, sang ketua, bahkan dengan pede menyatakan tidak ada jual beli pasal undang-undang semasa DPR dibawah kepemimpinannya. Bantahan yang terdengar lucu dan memprihatinkan. Melihat rekam jejak DPR yang anggotanya banyak terlibat beragam kasus korupsi, siapa yang percaya jika soal pasal undang-undang tidak ada anggota dewan yang memperdagangkan. Siapa juga yang percaya jika menyaksikan perilaku anggota dewan yang hedonis itu. Ah Marzukie Ali memang sering mengeluarkan pernyataan lucu - mungkin ini untuk yang keseribu kalinya.

Disisi lain - pihak yang meluncurkan isu jual beli pasal undang-undang tersebut harus menjelaskan lebih lanjut dan terang benderang. Mahfud MD menjadi sorotan utama. Bisakah Beliau memaparkan siapa yang jualan pasal dan siapa pembelinya ? Ataukah ini akan berakhir jadi isu kentut - tercium aromanya, tapi siapa yang kentut tidak diketahui.

Masalah-masalah terkait DPR menjadi potret buram lembaga legislatif di Indonesia. Miskin prestasi kaya masalah. Rakyat semakin apatis terhadap politik - bukan tak peduli tapi karena kehilangan harapan. Banyak tokoh yang pernah diharapkan membela rakyat dan akhirnya duduk dikursi empuk Senayan - sekarang lenyap kekritisannya dan kepeduliannya akan nasib rakyat.

Ah, ngomongin rakyat kan tidak ada uangnya. Nipu rakyat baru...... Ini kan DPR : Dewan Penjual Rakyat. Cukup sekian deh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun