Mohon tunggu...
Izeldin Khalid S
Izeldin Khalid S Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa, Pembelajar

"Gutta cavat lapidem non vi, sed saepe cadendo; sic homo fit sapiens bis non, sed saepe legend". Batu berlubang bukan karena kekuatan yang dahsyat tetapi akibat tetesan air yang berulangkali. Begitu pula manusia menjadi bijak bukan karena satu dua kali tetapi karena kerapkali membaca. Perkenalkan, saya seorang Freshgraduate dari salah satu kampus Swasta di Bogor yang terkenal akan bidang Ekonomi Syariahnya yaitu Institut Agama Islam TAZKIA di bawah naungan Bapak Syafii Antonio(Nio Gwan Chung), dengan capaian IPK 3.8. Insyaallah, pada platform Kompasiana ini saya akan membahas perihal Eknomi Syariah, Filsafat dan sesuatu yang menarik menurut saya yang bisa menjadi bacaan yaang bermanfaat untuk para pembaca sekalian. Terima kasih:)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengenal Indische Partij, Partai Politik Pertama yang Melawan Kolonialisme Belanda

15 Juli 2023   17:52 Diperbarui: 15 Juli 2023   18:18 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

INDISCHE PARTIJ(Partai Politik Pertama Sekaligus Organisasi Pergerakan Melawan Kolonialisme Belanda)

Tanggal 25 Desember 1912, Ernest Douwes Dekker, Tjipto Mangoenkoesoemo, dan Ki Hajar Dewantara mendirikan Indische Partij, sebuah organisasi yang menjadi salah satu yang pertama di Hindia Belanda atau Indonesia. Organisasi ini cukup terkenal pada masa kolonial Hindia Belanda pada awal abad ke-20.

Indische Partij memiliki sikap non-kooperatif terhadap pemerintah kolonial Belanda dan menjadi wadah bagi orang-orang pribumi dan campuran di Hindia Belanda pada saat itu.

Agar lebih faham, mari kita menyelam lebih dalam tentang apa itu Indische Partij tentang sejarah, pendiri, tujuan, strategi dan alasan DIBUBARKAN.

SEJARAH TERBENTUK INDISCHE PARTIJ

Indische Partij didirikan pada tanggal 25 Desember 1912 di Bandung. Organisasi ini terbentuk sebagai respons terhadap keresahan Ernest Douwes Dekker, seorang keturunan Belanda, yang merasakan adanya diskriminasi dari orang Belanda asli. Diskriminasi tersebut mencakup kebijakan politik dan non-politik yang dilakukan oleh pemerintah Belanda pada saat itu ketika penjajahan di Indonesia masih berlangsung.

Awalnya, Ernest Douwes Dekker yang memiliki sikap kritis terhadap situasi sosial-politik saat itu, mendirikan organisasi bernama Indische Bond. Namun, organisasi tersebut tidak bertahan lama karena kurang mendapatkan dukungan dari masyarakat pribumi asli.

Kemudian, Ernest Douwes Dekker bergabung dengan Tjipto Mangoenkoesoemo dan Ki Hajar Dewantara, yang merupakan tokoh pribumi asli, untuk membentuk organisasi Indische Partij. Ketiganya juga dikenal karena kritik mereka terhadap pemerintahan Belanda melalui tulisan-tulisan mereka. Lalu, dari sinilah mereka disebut dan dikenal sebagai 3 serangkai.

Soewardi Soertjaningrat 'Ki Hadjar Dewantara'(Kiri), Ernest Douwes Dekker(tengah), Tjipto Mangoenkoesoemo. voi.id
Soewardi Soertjaningrat 'Ki Hadjar Dewantara'(Kiri), Ernest Douwes Dekker(tengah), Tjipto Mangoenkoesoemo. voi.id

PENDIRI INDISCHE PARTIJ YANG DIKENAL SEBAGAI 3 SERANGKAI

Ketiga tokoh Tiga Serangkai ini membentuk Indische Partij untuk membentuk kerjasama antara keturunan Belanda dan Indonesia asli atau pribumi. Mari kita mengenal tokoh tiga serangkai tersebut :

Ki Hajar Dewantara(Soewardi Soerjaningrat)

Ki Hajar Dewantara, yang memiliki nama asli Raden Mas Soewardi Soeryaningrat atau dikenal juga sebagai Soewardi Soejaningrat, lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889. Ia dikenal sebagai "Bapak Pendidikan" karena kepeduliannya terhadap perkembangan pendidikan di Indonesia. Selain itu, Ki Hajar Dewantara juga aktif sebagai wartawan di beberapa surat kabar, seperti Utusan Hindia, De Express, dan Kaum Muda.

Sebelum mendirikan Indische Partij, Ki Hajar Dewantara bergabung dengan organisasi Budi Utomo pada tahun 1908, yang merupakan awal keterlibatannya dalam dunia politik. Ia terkenal sebagai individu yang sangat kritis, berani, dan tegas dalam membela Indonesia dan menghadapi pemerintahan Belanda. Akibatnya, ia pernah mengalami pengasingan dan dipenjara beberapa kali.

Namun, akhirnya Ki Hajar Dewantara memutuskan untuk memperjuangkan dunia pendidikan dengan mendirikan 'Taman Siswa'. Ia memiliki banyak kontribusi dalam pengembangan pendidikan di Indonesia dan mencetuskan semboyan pendidikan, antara lain:

  • "Ing Ngarsa Sung Tuladha" : Seorang guru harus menjadi pendidik yang memberikan contoh dan menjadi panutan bagi murid-muridnya.
  • "Ing Madya Mangun Karsa" : Seorang pendidik harus selalu berada di tengah-tengah murid-muridnya dan terus membangun semangat mereka untuk berkarya.
  • "Tut Wuri Handayani" : seorang guru adalah pendidik yang terus menuntun, mendukung, dan memberikan arahan yang benar kepada murid-muridnya.

Ernest Douwes Dekker

Ernest Franois Eugne Douwes Dekker atau dikenal juga sebagai Danudirja Setiabudi merupakan penggagas utama berdirinya Indische Partij. Ia adalah keturunan Belanda dan menjadi salah satu pelopor munculnya rasa nasionalisme Indonesia pada awal abad ke-20.

Adapun nama Danurdirja Setiabudi adalah pemberian Soekarno kepadanya.

Ernest lahir di Pasuruan, Jawa Timur pada tanggal 8 Oktober 1879. Ia merupakan anak ke-3 dari pasangan Auguste Henri Eduard Douwes Dekker dan Louisa Margaretha Neumann. Ayah Ernest merupakan broker bursa efek dan agen bank, sedangkan ibunya merupakan putri dari seorang jerman yang menikah dengan perempuan Jawa.

Ernest Douwes Dekker merupakan cucu dari seseorang yang dikenal dengan pena Multatuli, Eduard Douwes Dekker. Eduard atau kakek dari Ernest Douwes Dekker ini terkenal akan karyanya, dalam novel monumental yang berjudul 'Max Havelaar' yang berisi dengan kritik terhadap kekejaman dan kemunafikan kolonialisme Belanda.

Awal terbentuknya organisasi Indische Partij adalah karena Douwes Dekker merasakan perlakuan yang mengecewakan daripada pemerintah Belanda. Ia mengalami diskriminasi dan sulit mendapatkan posisi yang baik dalam pemerintahan karena latar belakang pendidikannya. Oleh karena itu, ia bersama rekannya K. Zaalberg mencetuskan Indische Bond sebagai wadah untuk mengatasi masalah tersebut.

Namun, Indische Bond tidak dapat bertahan lama karena kurang mendapat dukungan dari masyarakat pribumi. Hal ini dikarenakan anggota Indische Bond sebagian besar terdiri dari keturunan Belanda saja, sehingga tidak memiliki cukup kekuatan untuk menyatukan dan memperjuangkan kemerdekaan Hindia Belanda pada saat itu.

Melihat hal itu, Douwes Dekker tidak memutus semangat. Ia mengajak Tjipto Mangunkusumo dan Ki Hajar Dewantara untuk bekerja sama antara keturunan Belanda dengan pribumi asli pada tahun 1912. Perjuangannya ini terpaksa membuat Douwes Dekker ditahan dan di penjara karena dianggap menentang Belanda dan pemerintahannya.

Pada perjuangannya, sejarah menuliskan bahwa ia sempat pernah menjabat sebagai menteri dalam kabinet Sjahrir dan salah satu pencetus yang ikut membentuk organisasi pergerakan Boedi Oetomo

Tjipto Mangunkusumo

Tjipto Mangunkusumo, yang dilahirkan di Desa Pecagakan, Jepara pada tanggal 4 Maret 1886, adalah seorang dokter dan aktivis yang sangat kritis terhadap pemerintahan Kolonial Belanda. Ketika dia diajak untuk bergabung dalam organisasi Indische Partij, bagi Tjipto Mangunkusumo ini adalah langkah yang baik untuk kepentingan seluruh rakyat Indonesia, tanpa memandang suku, golongan, atau agama.

Namun, Tjipto Mangunkusumo menghadapi pengasingan oleh pemerintah kolonial Belanda karena tulisan-tulisannya yang sangat kritis pada saat aktif di Indische Partij. Dia baru dipulangkan oleh Belanda pada tahun 1917.

Tjipto Mangunkusumo meninggal pada tanggal 8 Maret 1943 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Ambarawa, Jawa Tengah. Berkat jasanya, pemerintah Indonesia mengabadikan gambar Tjipto Mangunkusumo pada pecahan uang logam rupiah baru dengan nilai Rp200. Selain itu, nama Tjipto Mangunkusumo juga dijadikan nama untuk rumah sakit besar di Jakarta sebagai penghormatan atas kontribusinya.

TUJUAN & USAHA INDISCHE PARTIJ

Ada beberapa tujuan dan usaha yang diperjuangkan oleh Indische Partij diantaranya :

Tujuan :

1. Meningkatkan patriotisme seluruh rakyat Indonesia terhadap Indonesia sebagai tanah air mereka.

2. Menerapkan kerjasama berdasarkan prinsip persamaan dalam tatanegara.

3. Memajukan tanah air Indonesia.

4. Mempersiapkan kehidupan rakyat Indonesia sebagai bangsa yang merdeka dari penjajah.

Usaha dalam mewujudkan hal tersebut :

1. Mengadopsi cita-cita nasional Hindia (Indonesia).

2. Menghapus ketidakadilan yang terkait dengan stratifikasi sosial di segala bidang.

3. Menghilangkan upaya-upaya yang menyebabkan kebencian antaragama.

4. Meningkatkan pengaruh pro-Hindia dalam pemerintahan.

5. Memperbaiki kondisi Hindia (Indonesia) dan berusaha mendapatkan hak-hak yang selama ini diabaikan oleh pemerintah Belanda.

6. Membangun usaha yang berfokus pada penguatan ekonomi Indonesia dan mengutamakan kepentingan ekonomi bangsa Indonesia.

STRATEGI PERGERAKAN INDISCHE PARTIJ

Berbeda dengan organisasi sebelumnya(Indische Bond), Indische Partij yang didirikan oleh Douwes Dekker dan kedua rekannya berhasil diterima oleh masyarakat dari berbagai latar belakang dan mereka bergabung tanpa mempermasalahkan apapun. Sebagai hasilnya, mereka berhasil mengumpulkan lebih dari 7000 anggota sejak sebelum resmi didirikannya Indische Partij pada Oktober 1912.

Dalam perjalanan organisasi ini, Tiga Serangkai aktif dalam menyebarkan gagasan nasionalisme dan bentuk-bentuk perlawanan terhadap kolonialisme. Salah satu bentuk perlawanan tersebut adalah melalui tulisan-tulisan provokatif yang dipublikasikan dalam surat kabar De Expres yang didirikan oleh Douwes Dekker dan Ki Hajar Dewantara, yang keduanya juga berperan sebagai wartawan.

Beberapa tulisan yang sangat berpengaruh termasuk "Als Nederlander was" atau "Andaikan Aku Seorang Belanda". Selain itu, terdapat juga artikel-artikel menarik dari Tjipto Mangoenkoesoemo seperti "Kracht of Vress" yang berisi kritik terhadap tindakan sewenang-wenang pemerintah Belanda pada masa itu.

PEMBUBARAN INDISCHE PARTIJ

Namun tak lama, pada tanggal 4 Maret 1913, pemerintahan kolonial Belanda membubarkan organisasi Indische Partij. Keputusan ini diambil karena Indische Partij dianggap memiliki pandangan yang berbeda dengan pemerintah Belanda.

Organisasi ini dianggap sebagai gerakan yang radikal dan dianggap mengancam keamanan serta berpotensi membangkitkan semangat nasionalisme di kalangan masyarakat. Oleh karena itu, pemerintah Belanda khawatir bahwa organisasi ini dapat melawan kebijakan kolonial mereka.

Gubernur Jenderal Idenburg, sebagai perwakilan pemerintah kolonial Belanda saat itu, menolak upaya Indische Partij untuk didaftarkan sebagai badan hukum pada tanggal 11 Maret 1913. Setelah pembubaran tersebut, Tiga Serangkai diasingkan ke Belanda.

Meskipun dalam pengasingannya, Douwes Dekker, Ki Hajar Dewantara, dan Tjipto Mangunkusumo tetap aktif dalam perjuangan mereka melalui tulisan-tulisan kritis dan fenomenal terhadap pemerintahan Belanda.

Pada tanggal 13 Juli 1913, Ki Hajar Dewantara menerbitkan tulisan berjudul "Als Ik Een Nederlander" (Jika Aku Seorang Belanda) yang dimuat dalam surat kabar De Expres. Tulisan tersebut mengkritik pemerintahan kolonial Belanda yang saat itu merayakan kemerdekaan di Hindia Belanda.

Tulisan ini juga mengungkapkan ketidakadilan yang dilakukan oleh Belanda, di mana pihak Belanda memaksa rakyat Hindia Belanda untuk menyumbangkan dana dalam rangka perayaan kemerdekaan tersebut.

Tulisan ini memicu reaksi dari pihak Belanda, yang kemudian memerintahkan penangkapan Ki Hajar Dewantara dan kedua rekannya. Ketiganya melakukan perlawanan, tetapi upaya mereka akhirnya gagal dan mereka diasingkan ke Belanda.

Setelah pengasingan tersebut, Indische Partij secara perlahan menghilang dan akhirnya bubar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun