Mohon tunggu...
Izatul Maula Aliyah
Izatul Maula Aliyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hello, nice to meet you! hope you enjoy your life

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Proses dan Metode Penilaian Kinerja

14 Desember 2021   14:08 Diperbarui: 14 Desember 2021   14:16 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: placementindia.com

Kinerja menunjukkan seberapa jauh aktivitas yang dilakukan oleh seorang karyawan dalam menjalankan tugasnya untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Kinerja seorang karyawan tersebut dipengaruhi oleh dua faktor, yakni motivasi kerja dan kemampuan karyawan. Kemampuan karyawan ini meliputi pengetahuan, tingkat pendidikan, dan pengalaman. Dalam mengatur kinerja membutuhkan tindakan penilaian kinerja dengan objektif dan bertahap yang berguna dalam menyediakan informasi tentang produktivitas karyawan.

Penilaian Kinerja

Penilaian kerja adalah langkah evaluasi kerja yang bisa mengembangkan kualitas karyawan untuk keberlangsungan kegiatan yang dilakukan dalam perusahaan. Selain itu, penilaian kinerja juga bisa dimaknai sebagai prosedur yang baik untuk mengontrol para karyawan, menciptakan keputusan-keputusan yang terkait dengan gaji, bonus, promosi, dan hadiah. Oleh karena itu, penilaian kinerja merupakan hal yang sangat penting untuk menilai baik tidaknya kinerja yang dilakukan.

Menurut Werner dalam (Erwin & Prabowo, 2015) mengatakan bahwa penilaian kinerja sangat diperlukan untuk menilai sebuah perusahaan supaya tercipta organisasi yang sukses. Keikutsertaan manajer juga sangat berpengaruh dalam hal ini yang berperan dalam menentukan tujuan yang pasti,  visi masa depan, dan menentukan strategi yang dapat diterapkan dalam mencapai tujuan.

Proses Penilaian Kinerja

Pertama, menyusun rencana kerja. Rencana kerja adalah sebuah langkah dalam mencapai kesepakatan mengenai sasaran kerja yang akan dituju dan perilaku serta sikap yang seharusnya ditunjukkan oleh karyawan dalam masa rentang waktu evaluasi ke depan.

Kedua, pelaksanaan. Setelah menentukan rencana kerja yang akan dilakukan, selanjutnya adalah pelaksanaan dari rencana tersebut yang sudah disusun. Dalam pelaksanaannya, diharapkan para karyawan dapat melakukan tugasnya masing-masing dengan baik sesuai dengan rencana yang telah ditentukan bersama.

Ketiga, pembinaan. Pembinaan adalah langkah selanjutnya yang berfungsi untuk memonitor pencapaian sasaran kerja dalam masa rentang waktu penilaian. Dengan adanya proses ini, pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan akan berjalan dengan baik dan dapat mengetahui dengan segera jika terdapat masalah yang timbul.

Keempat, pengawasan atau peninjauan. Peninjauan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian sasaran dan sikap kerja dari para karyawan. Selain itu, juga untuk memperoleh kesimpulan mengenai apakah pekerjaan yang dilakukan sudah efektif atau belum dari sebelumnya.

Kelima, mengendalikan. Proses yang terakhir ini diperlukan jika saat pelaksanaan penilaian kerja terjadi penyelewengan yang pada akhirnya memerlukan penanganan lebih lanjut.

Metode Penilaian Kinerja

Model Behaviorally Anchor Rating Scale (BARS)

Metode penilaian kerja dengan menggunakan model Model Behaviorally Anchor Rating Scale adalah sebuah metode penilaian yang mengkombinasikan antara pendekatan perilaku karyawan dengan sifat pribadi. Metode ini terdiri dari beberapa seri, yaitu 5 hingga 10 skala perilaku secara vertikal untuk tiap indikator kinerja. Pada setiap dimensi yang ada, disusun 5 sampai 10 anchor. Anchor yang dimaksud yaitu perilaku dari tiap karyawan yang memperlihatkan kinerja pada tiap dimensi. Anchor tersebut akan disusun dengan urutan nilai dari yang paling tinggi hingga paling rendah.

Metode ini biasanya dikembangkan oleh  tim  spesialis sumber daya manusia, manajer, dan karyawan. Tim ini bertanggung jawab untuk mengkarakterisasi dimensi kinerja dan mengidentifikasi 5-10 peristiwa spesifik untuk setiap dimensi. Kemudian insiden tertentu diperiksa dan dievaluasi oleh semua anggota tim. Peristiwa khusus yang dipilih dikategorikan pada skala yang sama Dari skala tertinggi hingga terendah.

Management by Objectives (MBO)

Penilaian kinerja yang dilakukan dengan metode ini mengharuskan karyawan mengatur konsep target jangka pendek yang selanjutnya akan dimusyawarahkan bersama dengan manajer. Jika sudah disetujui oleh manajer, target yang telah disusun tersebut akan menjadi acuan penilaian kinerja karyawan. Pekerjaan dengan output yang bisa dihitung secara kuantitatif bisa menggunakan metode Management by Objectives. 

Dalam metode ini, manajer diwajibkan untuk menentukan tujuan-tujuan dengan perhitungan yang baik dan spesifik pada tiap karyawan yang bersumber dari hasil musyawarah dengan karyawan yang bersangkutan. Kemudian, mendiskusikan mengenai kemajuan dari tujuan-tujuan tersebut secara berkala.

Dengan melakukan penilaian kinerja karyawan dengan metode Management by Objectives yang mengikutsertakan seluruh karyawan dalam menentukan tujuan perusahaan menyebabkan tujuan perusahaan menjadi lebih pragmatis. Selain itu, hubungan antara manajer dengan karyawan akan terjalin dengan baik sehingga mendukung perusahaan untuk bisa meraih tujuan.

360 Degree Feedback

Penilaian kinerja dengan metode ini melibatkan banyak pasrtisipan. Penilaian metode ini tidak hanya melihat dari satu sudut pandang saja, melainkan dari banyak titik. Maknanya, penilaian yang diambil yaitu berasal dari diri sendiri, manajer, rekan kerja, dan dari bawahan jika karyawan tersebut memiliki beberapa orang bawahan. Dengan menilai dari banyak sisi, diharapkan supaya ada gambaran yang lebih faktual terkait segi kinerja dan kompetensi dari karyawan.

Selanjutnya, nilai peringkat dari berbagai sumber tersebut dikumpulkan dan diberi bobot masing-masing. Contohnya, penilaian dari atasan adalah 30%, dari beberapa rekan kerjanya menilai sebanyak 25%, dari bawahan yang dimiliki sebanyak 25%, dan penilaian dari diri sendiri adalah 10%. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa penilaian diri sendiri yang memiliki bobot pling rendah, hal ini didasarkan pada  studi dari berbagai penelitian yang justru menunjukkan penilaian diri  yang paling tidak akurat di antara sumber-sumber lainnya.

Model Paired Comparison 

Penilaian kinerja dengan metode ini dilakukan dengan melakukan perbandingan kinerja antara satu karyawan dengan karyawan lainnya. Landasan yang digunakan sebagai dasar perbandingan yaitu kinerja keseluruhan atau hasil akhir dari kinerja karyawan. Metode ini dapat dilakukan dalam melakukan seleksi karyawan yang akan di PHK.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun