Ada beberapa faktor yang mempengaruhi komitmen seorang karyawan terhadap organisasi, yaitu faktor individual yang meliputi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan kepribadian.Â
Kedua, karakteristik pekerjaan, seperti lingkup jabatan, tantangan dalam pekerjaan, dan tingkat kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaan.Â
Ketiga, karakteristik struktur, yaitu besar atau kecilnya suatu organisasi, adanya serikat pekerja dalam organisasi, dan tingkat pengendalian yang dilaksanakan oleh organisasi.Â
Keempat, pengalaman kerja yang dimiliki karyawan, karyawan lama dan karyawan baru memiliki tingkat komitmen yang berbeda karena perbedaan pengalaman yang dimiliki.
Komitmen organisasi adalah sejauh mana seorang karyawan mengidentifikasi dirinya dan organisasinya dengan mencerminkan keyakinan bahwa karyawan menunjukkan loyalitas, memiliki keinginan untuk bekerja keras, berkorban, dan peduli dengan kelangsungan hidup organisasi. Komitmen organisasi ini memiliki macam-macam bentuk, diantaranya yaitu:
- Komitmen berkesinambungan (continuance commitment), merupakan komitmen yang berhubungan dengan kontribusi tiap individu dalam meneruskan kelangsungan hidup organisasi dan menghasilkan orang-orang yang bersedia berkorban dan berinvestasi dalam organisasi.
- Komitmen terpadu (cohesion commitment), merupakan komitmen individu pada organisasi yang disebabkan oleh adanya hubungan sosial dengan individu lainnya dalam suatu organisasi. Hal seperti ini dapat muncul karena kepercayaan para karyawan terhadap norma-norma yang berlaku dan merupakan norma yang sangat berguna.
- Komitmen terkontrol (control commitment), merupakan komitmen individu terhadap norma organisasi yang mengarah pada perilaku ke arah yang diinginkan. Karena norma-norma tersebut dapat dan sesuai untuk berkontribusi pada perilaku yang diinginkan.
Hubungan Kepuasan Kerja Dengan Komitmen Organisasi
Kepuasan kerja dan komitmen organisasi ini saling berkaitan, akan tetapi keduanya merupakan sikap yang masih bisa dibedakan. Kepuasan kerja berkaitan dengan respon efektif terhadap lingkungan kerja, sementara komitmen organisasi lebih stabil dan langgeng.Â
Para karyawan bisa saja tidak menyukai pekerjaannya untuk sementara waktu, Â tetapi tetap memiliki komitmen pada organisasinya. Kepuasan kerja ini merupakan pertanda awal dari terciptanya komitmen organisasi pada diri seseorang.
Jika seorang karyawan sudah merasa terpenuhi semua keinginan dan kebutuhannnya dalam organisasi, dengan kata lain telah merasa puas, maka tingkat komitmen akan naik secara impulsif dan dengan kesadarannya sendiri. Harapan atau keinginan yang dibuat oleh karyawan  dapat menciptakan  kepuasan kerja bagi karyawan itu sendiri. Hal ini merupakan faktor positif untuk meningkatkan komitmen organisasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H