Beliau berpendapat bahwa terlalu banyak bicara dapat membuka pintu bagi berbagai keburukan, seperti ghibah (menggosip), fitnah (menuduh tanpa bukti), dan perkataan yang menyakitkan hati orang lain.
Banyak bicara tanda kurang ilmu. Orang yang banyak bicara cenderung lebih banyak berbicara tentang hal-hal yang tidak ia ketahui dengan pasti.
Perkataan yang tidak terkendali dapat merusak hubungan dengan orang lain. Oleh karena itu, Umar bin Khattab sangat menganjurkan untuk berhati-hati dalam berbicara agar tidak menyakiti hati orang lain.
Terkadang, diam adalah pilihan yang lebih bijaksana daripada berbicara panjang lebar tanpa tujuan yang jelas.
Rasulullah SAW sangat menganjurkan umatnya untuk berhati-hati dalam berbicara dan tidak banyak bicara tanpa tujuan yang jelas. Beliau bersabda, "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam." (HR. Bukhari dan Muslim).
Ketiga, banyak tidur.
Tidur adalah kebutuhan dasar manusia yang sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh dan pikiran. Selama tidur, tubuh melakukan berbagai proses regenerasi dan perbaikan.
Meskipun tidur itu penting, namun terlalu banyak tidur juga bisa berdampak negatif bagi kesehatan.
Tidur terlalu banyak dapat mengganggu metabolisme tubuh, meningkatkan risiko obesitas dan diabetes, memicu sakit kepala, dapat menyebabkan otot dan sendi menjadi kaku dan nyeri.
Bukan hanya fisik, bila tidur berlebihan juga berdampak tidak baik bagi kesehatan mental yaitu depresi, cemas berlebihan, perubahan suasana hati serta sulit konsentrasi.
Mengapa tiga hal itu dianggap membinasakan?