Selain itu, terdapat juga koleksi foto-foto sejarah Mekkah yang menggambarkan perubahan kota suci ini dari masa ke masa.
Salah satu daya tarik utama dari Museum Alamoudi adalah interaksi yang ditawarkannya, di mana pengunjung bisa mencoba berpakaian ala suku Badui atau raja-raja Arab dan berfoto di berbagai spot yang telah disediakan.
Ada juga spot foto unik seperti replika tiga dimensi Hajar Aswad yang memungkinkan pengunjung untuk berpose seolah-olah mencium batu suci tersebut. Kami pun bergantian jeprat jepret mengabadikannya.
Kami berfoto dengan membawa pedang bermata dua. Tak ketinggalan pula kami berfoto dengan akting mengangkat senapan.
Ada juga yang unik yaitu mereka memfasilitasi kami dengan pakaian ala pengantin Arab tempo dulu. Bagi jamaah yang datang bersama pasangannya maka bisa berfoto bersama pasangannya. Sedangkan jamaah yang sendiri diarahkan untuk memakai pakaian ala pengantin sendiri. Sayangnya pihak museum ala kadarnya saat mengambil foto. Ya maklum saja karena pengunjungnya memang banyak sekali.
Museum ini dikelola oleh lembaga swasta dan dibangun oleh Abu Bakar Al Amoudi sekitar 20 tahun sebelum jalan Jeddah-Makkah yang ada saat ini diresmikan.
Dengan arsitektur bangunan yang menyerupai benteng masa perang, Museum Alamoudi menawarkan pengalaman yang otentik dan mendalam tentang warisan budaya Arab.
Hanya sekitar satu jam saja kami mengunjungi museum Al Amoudi ini kemudian lanjut ke kota Jeddah.
Bagi kami, kunjungan ke Museum Al Amoudi dapat memperkaya pengetahuan sejarah, meningkatkan apresiasi terhadap warisan budaya, dan memberikan wawasan tentang nilai-nilai yang penting dalam kehidupan masyarakat Arab kuno atau tempo dulu.
Semoga bermanfaat.