"Ada apa bu?"
"Tenanglah dulu. Coba ceritakan apa yang telah terjadi hingga engkau berkata seperti itu?"
Sambil sesekali mengusap air matanya, sang perempuan janda itu menceritakan perihal kejadian yang telah dialaminya.
Qadarullah, belum lagi Nabi Daud 'alaihissalam menjawab pertanyaan perempuan itu, tiba-tiba datanglah serombongan saudagar.
"Wahai Nabi Daud, terimalah. Ini dari kami uang 1000 dirham. Silakan sedekahkan kepada siapa saja yang engkau kehendaki."
Sejenak Nabi Daud 'alaihissalam heran atas sedekah dari para saudagar tersebut.
Salah satu dari saudagar itu pun bercerita.
"Wahai Nabi Daud. Kami ini adalah rombongan saudagar yang kaya. Saat itu perniagaan kami sukses. Dagangan kami habis. Kami mendapatkan keuntungan yang sangat besar. Saat kapal kami mendekati pantai untuk berlabuh, tiba-tiba kapal kami mengalami kebocoran. Jika tidak segera teratasi kebocoran itu kami semua akan tenggelam.
Maka masing-masing dari kami pun bernadzar "jika Allah menyelamatkan kami maka akan bersedekah sebesar 100 dirham. Kami semua sepuluh orang."
"Allah mendengarkan doa kami. Dia mengirimkan burung gagak dengan membawa benang yang ukurannya pas dengan lubang kapal kami yang bocor."
Burung gagak itupun serta merta melemparkan gulungan benang yang dibawanya. Dengan sigap kami pun menambal kapal yang bocor dengan benang tersebut. Selamatlah kami sampai di daratan.
"Itu benangkuuu," perempuan janda itu tiba-tiba berteriak menyahut cerita para saudagar.
"Lihatlah bu. Mana yang lebih menguntungkan. Engkau yang menjual benang itu ke pasar dapat 100 dirham (sekitar Rp 4.500.000)? Atau Allah yang menjualkannya untukmu dan engkau mendapatkan 1000 dirham (sekitar Rp 4.500.000)?