Zaman Nabi Daud 'alaihissalam terdapat seorang perempuan yang baru saja ditinggal wafat oleh suaminya.
Dia memiliki empat anak yatim yang masih kecil-kecil. Untuk menyambung kehidupan dia dan keempat anak yatimnya, sang perempuan janda ini bekerja menjadi pemintal kapas.
Kapas dipintal menjadi benang. Setelah jadi, dia menjualnya ke pasar. Dari hasil penjualannya, dia mendapatkan 100 dirham (sekitar Rp 450.000)
Uang 100 dirham itu digunakannya untuk biaya kehidupan bersama keempat anaknya selama satu pekan ke depan.
Begitulah hari-hari dilalui oleh perempuan janda dengan empat anak yatim tersebut.
Sampai suatu ketika sang janda ini menjemur benang hasil pintalannya di atas atap rumahnya dengan harapan agar lebih cepat kering.
Untung tak dapat diraih malang takndapat ditolak. Tiba-tiba hinggap seekor burung gagak yang sangat besar membawa terbang benang hasil pintalannya.
"Benangkuuuu...." demikian teriak perempuan janda saat melihat benang hasil pintalannya dibawa sang gagak.
Perempuan janda itupun menangis. Dia membayangkan bagaimana nasib keempat anaknya nanti.
Maka perempuan janda itupun mendatangi Nabi Daud 'alaihissalam.
"Wahai Daud Nabi Allah. Jawab pertanyaanku. Apakah Allah itu adil ataukah dzalim?" Sang perempuan janda itu mendatangi Nabi Daud 'alaihissalam sambil berurai air mata.