Mohon tunggu...
izatul laela
izatul laela Mohon Tunggu... Guru - Seorang Kepala Sekolah di SDN Karangsono Wonorejo Kab. Pasuruan Propinsi Jawa Timur,.

Seorang Kepala Sekolah di SDN Karangsono Kecamatan Wonorejo KAb. Pasuruan Propinsi Jawa Timur, seorang ibu rumah tangga dengan 3 orang putri dan 1 orang putra, hoby menulis.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

7 X 3 Rumus Mendidik Anak

22 Mei 2024   13:52 Diperbarui: 22 Mei 2024   13:56 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak adalah amanah dari Allah SWt yang harus kita jaga, kita rawat, kita didik sesuai dengan tumbuh kembang mereka. Amanah ini nanti akan kita pertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT di yaumil akhir. Sebagai orang tua muslim, kita berkewajiban mendidik mereka sesuai dengan tuntunan syariat  Islam.

Orang tua memiliki tanggung jawab untuk memberikan pendidikan agama kepada anak-anak mereka. Ini meliputi pengajaran tentang aqidah (keyakinan), ibadah, moralitas, dan etika Islam. Selain itu, orang tua harus menjadi contoh teladan dalam perilaku dan akhlak mereka sehingga anak-anak dapat mengikuti jejak mereka dalam hal moralitas dan etika yang baik.

Orang tua harus mendukung pendidikan formal anak-anak mereka. Ini mencakup memberikan dukungan finansial, motivasi, dan bimbingan dalam hal pendidikan.  Dalam hal kasih saying, orang tua harus memberikan perhatian dan kasih sayang kepada anak-anak mereka. Hal ini meliputi memberikan perhatian fisik, emosional, dan psikologis yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang sehat.

Orang tua bertanggung jawab untuk mendidik anak-anak mereka dengan disiplin yang bijaksana sesuai dengan ajaran Islam. Dalam hal kedisiplinan,  harus dilakukan dengan penuh kasih sayang dan tanpa menyebabkan trauma atau kekerasan. Orang tua harus memberikan perlindungan, sandaran, dan pemenuhan kebutuhan materi anak-anak mereka, seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, dan pendidikan.

Orang tua harus terus mendoakan anak-anak mereka dan memberikan dukungan rohani dalam menjalani kehidupan sehari-hari serta menghadapi cobaan dan tantangan.

Sayyidina Ali bin Abi Thalib RA memberikan formula dalam mendidik anak yaitu 7 X 3.

7 tahun pertama orang tua hendaknya mendidik dengan kelemahlembutan. Sayyidina Ali menekankan pentingnya pendidikan pada usia dini. Ia mengatakan bahwa anak-anak pada usia muda adalah seperti kertas kosong yang siap menerima tulisan. Oleh karena itu, pendidikan yang baik dan benar pada masa ini akan membentuk dasar yang kuat untuk perkembangan anak di masa mendatang. Pola pendidikan untuk anak usia 0-7 tahun adalah sangat penting karena masa ini merupakan periode emas dalam perkembangan anak. Pendidikan pada tahap ini berfokus pada pengembangan aspek kognitif, sosial, emosional, dan fisik secara holistik.

Pendekatan yang dapat dilakukan orang tua terhadap anak usia 0-7 tahum antara lain menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, dan mendukung perkembangan anak secara holistik. Melibatkan orang tua dalam proses pendidikan dan memberikan mereka panduan tentang cara mendukung perkembangan anak di rumah. Memantau perkembangan anak secara berkala dan menyesuaikan pendekatan pendidikan sesuai dengan kebutuhan individu mereka. Dengan menerapkan pola pendidikan yang komprehensif dan berfokus pada kebutuhan serta potensi anak, pendidikan untuk usia 0-7 tahun dapat menjadi fondasi yang kuat untuk perkembangan mereka di masa depan.

7 tahun kedua yaitu usia 8-14 tahun. Mendidik anak pada fase usia ini dengan menjadikan anak sebagai "tawanan". Anak mulai diperkenalkan dengan hukum agama karena pada fase ini anak sudah mulai memasuki masa baligh. Anak dididik untuk mengenal baik-buruk, benar-salah, yang boleh dan tidak boleh dilakukan sesuai norma yang ada, baik agama maupun masyarakat dan Negara.

Akan tetapi orangtua juga tidak boleh memberlakukan "tawanan" ini dengan kaku. Anak pada fase usia tersebut sudah bisa diajak untuk berkomuniukasi, menyampaikan pendapat. Anak dilatih untuk bertanggung jawab dan siap menerima konsekuensi terhadap pilihan sikap ataupun tindakannya. Di sisi lain orang tua juga perlu memberikan apresiasi atas pencapaian anak, tidak harus berupa materi namun bisa berupa pujian.

Pendekatan yang lebih inklusif, demokratis, dan memberdayakan dapat membantu anak berkembang secara holistik dan menjadi individu yang mandiri, kreatif, dan berpikir kritis.

7 tahun ketiga yaitu usia 15-21 tahun. Orang tua memperlakukan anak sebagai sahabat. Pada fase usia ini anak mulai berpikir dewasa. Pendidikan untuk anak usia 15-21 tahun harus holistik dan berfokus pada pengembangan akademis, vokasional, karakter, kemandirian, serta kesehatan sosial dan emosional. Pendekatan yang seimbang dan suportif dari orang tua, guru, dan lingkungan sekitar akan membantu remaja berkembang menjadi individu yang mandiri, bertanggung jawab, dan siap menghadapi tantangan masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun