Dalam hidup ini seringkali kita dihadapkan pada kejadian yang bisa kita ambil sebagai sebuah pelajaran.
Pelajaran berharga bisa kita peroleh dari siapa saja, dari mana saja dan apa pun itu.
Termasuk tiga hal berikut ini yang bisa menjadi guru terbaik atau memiliki nilai pelajaran yang berharga.
Dompet yang kosong bisa menjadi guru terbaik karena keadaan tersebut mengajarkan nilai-nilai penting seperti kesabaran, kreativitas, dan disiplin.Â
Ketika seseorang memiliki sedikit uang, mereka belajar untuk mengelola sumber daya dengan bijak dan mencari cara untuk memaksimalkan apa yang mereka miliki. Hal ini dapat mengembangkan keterampilan finansial yang kuat dan membangun kebiasaan yang baik dalam mengelola keuangan.
Dompet yang kosong juga mengajarkan kepada kita bahwa seharusnya kita hanya bergantung kepada Allah SWT setelah ikhtiar maksimal. Bahwa Allahlah Yang Maha Mencukupi kebutuhan kita. Bisa jadi dompet kita kosong tetapi Allah mengirimkan orang lain untuk mengirimkan jatah rizqi kita.
Allahlah Sang Maha Pemberi Rizqi, bukan seberapa tebal isi dompet kita. Berapa banyak orang yang berkantong tebal namun harus habis untuk biaya pengobatan.
Kedua, hati yang patah
Hati yang patah menyadarkan kepada kita agar tidak salah menaruh harapan.Â
Ketika kita berharap kepada manusia seringkali melahirkan kekecewaan. Benar sekali apa yang disampaikan Sayyidina Ali RA : "Aku sudah seringkali mengalami kepahitan hidup namun yang paling menyakitkan adalah saat berharap pada manusia."
Benar pula kata bijak : "Berharap kepada manusia ibarat menggenggam pasir, semakin digenggam akan semakin lepas."
Ketiga, usaha yang gagal.
Usaha yang gagal memberikan pelajaran berharga tentang kesalahan yang dilakukan, tantangan yang dihadapi, dan area di mana kita dapat memperbaiki diri.Â
Kegagalan memberikan kesempatan untuk belajar, tumbuh, dan berkembang. Dari kegagalan, seseorang dapat mengevaluasi strategi mereka, menemukan kelemahan, dan menemukan cara baru untuk mencapai tujuan mereka.Â
Hal ini membantu seseorang menjadi lebih kuat, lebih bijaksana, dan lebih siap menghadapi tantangan di masa depan.
Usaha yang gagal juga mengajarkan kita untuk belajar menerima, belajar pasrah. Bahwa boleh jadi apa yang menurut kita baik namun bagi Allah itu tidak baik. Begitu pula sebalkknya. Tugas kita hanya berusaha sepenuh raga, berdoa sepenuh cinta, berpasrah sepenuh jiwa.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H