perempuan. Hal ini secara tegas disebutkan di dalam Al Qur'an surat AnNisa' ayat 34. Â Akan tetapi tidak semua laki-laki bisa menjadi sosok suami yang menjadi idaman bagi kaum perempuan.
Laki-laki adalah pemimpin bagi kaumLantas, seperti apakah sosok suami idaman atau suami berkelas itu?
Pertama, selalu terbuka dengan pasangannya.
Komunikasi yang terbuka dan jujur dengan pasangan dianggap sebagai aspek penting dalam hubungan yang sehat.
Suami yang terbuka dengan pasangannya dapat menciptakan dasar kepercayaan yang kuat di antara mereka. Ini mencakup berbicara terbuka tentang perasaan, kekhawatiran, dan harapan masing-masing. Dengan berbagi informasi dan pemikiran secara jujur, keduanya dapat saling memahami lebih baik dan bekerja sama dalam mengatasi tantangan yang mungkin timbul.
Selain itu, suami yang terbuka juga lebih cenderung mendengarkan dengan penuh perhatian dan memberikan dukungan emosional yang diperlukan. Ini dapat membantu menciptakan ikatan yang lebih dalam antara pasangan dan meningkatkan kualitas hubungan.
Kedua, setia dengan satu perempuan
Setia dalam konteks ini bisa berarti tidak terlibat dalam hubungan romantis atau seksual dengan orang lain selain pasangan resmi. Termasuk di dalamnya adalah tidak melakukan perselingkuhan. Ini didasarkan pada keyakinan bahwa kesetiaan adalah fondasi penting dalam sebuah hubungan yang kuat dan berkelas.
Akan tetapi dalam kondisi tertentu sesuai dengan konsep syari'at Islam bahwa laki-laki diperbolehkan menikah dengan lebih dari satu orang perempuan (poligami).
Penting untuk dicatat bahwa meskipun pernikahan poligami diizinkan, hal ini tidak diwajibkan dalam Islam, dan seorang laki-laki yang memilih poligami diharapkan untuk memperlakukan istri-istrinya dengan adil dan penuh tanggung jawab. Keputusan untuk mempraktikkan pernikahan poligami harus diambil dengan penuh pertimbangan, dan dalam konteks norma dan nilai-nilai Islam.
Ketiga, selalu memberikan kabar terlebih dulu.
Hal ini penting terutama saat suami sedang bepergian atau safar. Sebelum pulang sebaiknya suami memberikan kabar agar sang istri dapat mmpersiapkan segala keperluan. Memberikan kejutan atau surprise tentang kedatangan setelah bepergian  sangat tidak dianjurkan menurut syariat Islam.
Pemberian kabar atau informasi saat suami bepergian memiliki beberapa hikmah atau manfaat dalam konteks hubungan pernikahan dalam Islam maupun dalam konteks umum.
Memberikan kabar saat bepergian adalah bentuk kepedulian suami terhadap istri dan keluarganya. Informasi tentang keberadaan dan keadaan suami memberikan rasa aman dan ketenangan kepada istri serta keluarga yang ditinggalkan.
Pemberian kabar saat bepergian menciptakan atmosfer keterbukaan dan kepercayaan dalam hubungan pernikahan. Dengan berbagi informasi, suami menunjukkan bahwa ia dapat dipercaya dan tidak ada yang disembunyikan.
Kabar saat bepergian adalah bagian dari komunikasi yang baik antara suami dan istri. Komunikasi yang efektif dapat menghindari munculnya kesalahpahaman dan ketidakpastian di antara pasangan.
Dengan memberikan kabar sebelum bepergian, suami membantu istri dan keluarganya untuk mempersiapkan diri secara mental dan emosional menghadapi ketidakhadiran suami. Ini dapat mengurangi kecemasan dan stres yang mungkin muncul.
Memberikan kabar juga dapat dihubungkan dengan nilai-nilai persaudaraan dan silaturahmi dalam Islam. Memberikan informasi tentang perjalanan adalah bentuk kebaikan dan perhatian terhadap orang yang ditinggalkan.
Dalam Islam, Nabi Muhammad SAW juga menekankan pentingnya memberikan kabar saat bepergian. Beliau menyarankan agar seseorang memberikan informasi tentang perjalanan, tujuan, dan perkiraan waktu kembali. Hal ini sebagai bentuk etika dan adab dalam berkomunikasi, serta sebagai wujud kepedulian terhadap orang yang ditinggalkan.
Dengan memberikan kabar saat bepergian, suami dapat membangun dan memelihara hubungan pernikahan yang sehat, penuh kepercayaan, dan penuh dengan nilai-nilai moral.
Keempat, tidak kasar terhadap istrinya.
Sikap tidak kasar mencerminkan penghargaan terhadap pasangan, kebijaksanaan dalam berkomunikasi, dan kesadaran akan kepentingan membangun hubungan yang sehat.
Suami berkelas diharapkan menghormati dan menghargai istrinya sebagai mitra hidupnya. Sikap tidak kasar mencerminkan pengakuan akan nilai dan martabat pasangan.
Suami yang berkelas cenderung berkomunikasi dengan keterbukaan dan kelembutan. Mereka dapat menyampaikan pendapat atau keinginan tanpa menggunakan kata-kata kasar atau merendahkan.
Suami yang berkelas memiliki kesadaran akan dampak kata-kata kasar terhadap suasana hati dan kepercayaan pasangan. Oleh karena itu, mereka berusaha untuk menyampaikan pesan dengan cara yang menghormati dan membangun.
Suami berkelas cenderung memiliki kemampuan untuk mengendalikan emosi mereka, sehingga tidak mudah terpancing untuk berbicara dengan kasar dalam situasi yang menegangkan.
Sikap tidak kasar merupakan salah satu kunci dalam membangun hubungan yang sehat dan harmonis. Melalui komunikasi yang penuh penghargaan, pasangan dapat saling memahami dan tumbuh bersama.
Kelima, sering memberikan kejutan indah dan hadiah kecil.
Rasulullah SAW dalam salah satu hadits mengatakan,"Saling memberi hadiahlah diantara kalian niscaya kalian akan saling mencintai."
Ini mencerminkan perhatian, kepedulian, dan upaya untuk membuat pasangan merasa dihargai dan dicintai.
Kejutan indah dan hadiah kecil dapat menjadi cara ekspresif untuk menunjukkan kasih sayang dan perhatian suami terhadap istrinya. Ini menciptakan momen-momen berkesan dalam hubungan.
Memberikan hadiah kecil menunjukkan bahwa suami menghargai pasangannya. Ini adalah bentuk perhatian yang dapat menguatkan ikatan emosional dalam pernikahan.
Suami berkelas dapat menciptakan kejutan yang disesuaikan dengan keinginan, hobi, atau minat pasangannya. Hal ini menunjukkan penghargaan terhadap kepribadian dan preferensi unik pasangan.
Kejutan indah dan hadiah kecil dapat menciptakan momen kejutan positif dalam kehidupan sehari-hari. Ini dapat membantu memecah rutinitas dan menambahkan semangat baru dalam hubungan.
Upaya untuk memberikan kejutan indah menunjukkan kreativitas dan perhatian terhadap detail. Suami berkelas mungkin berusaha untuk membuat setiap kejutan khusus dan unik.
Keenam, tidak mudah akrab atau merespon perempuan lain.
Ini menunjukkan kesetiaan dan batasan dalam interaksi dengan orang lain, terutama dengan perempuan selain istri.
Suami berkelas cenderung menempatkan kesetiaan terhadap pasangan sebagai prioritas utama. Dengan tidak mudah akrab atau merespon perempuan lain secara intim, suami menunjukkan komitmen pada hubungan pernikahan.
Islam menetapkan batasan-batasan dalam interaksi antara pria dan perempuan yang bukan mahram. Dengan tidak mudah akrab atau merespon perempuan lain, suami mematuhi prinsip-prinsip Islam yang menekankan penghormatan terhadap batasan-batasan ini.
Tidak mudah akrab dengan perempuan lain adalah tindakan untuk menjaga kehormatan dan martabat istri. Ini menunjukkan bahwa suami menghargai dan memprioritaskan perasaan istri, serta tidak ingin membuatnya cemas atau khawatir.
Tidak mudah akrab dengan perempuan lain juga dapat membantu menghindari potensi kesalahpahaman atau gosip yang dapat merugikan hubungan pernikahan. Suami berkelas mungkin memahami pentingnya menjaga citra dan reputasi keluarga.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H