Mohon tunggu...
Izatul Laela
Izatul Laela Mohon Tunggu... Guru - Kepala Sekolah di SDN Karangsono Kecamatan Wonorejo Kabupaten Pasuruan

Hobi menulis, membaca, konten yang menarik tentang kisah yang inspiratif

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Benarkah Kualitas Terburuk Guru-Guru di Indonesia di Dunia ? (Refleksi Peringatan Hari Guru Nasional Ke-78)

24 November 2023   16:36 Diperbarui: 24 November 2023   17:26 735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada pernyataan yang menghentak kaum guru di Indonesia oleh youtuber dengan akun guru gembul. Guru gembul mengatakan bahwa guru-guru di Indonesia adalah guru dengan kualitas terburuk di dunia.

Menurut guru gembul pernyataan itu berdasarkan hasil dari PISA dan hasil uji kompetenai guru yang dilaksanakan oleh kementerian pendidikan kebudayaan, riset dan teknologi.

Benarkah demikian ?

Uji Kompetensi Guru (UKG) merupakan uji atau tes untuk menilai kemampuan dan kualifikasi mereka dalam mendidik peserta didik.  Proses ini melibatkan evaluasi keterampilan mengajar, pemahaman kurikulum, dan kemampuan berkomunikasi dengan peserta didik dan orang tua.

Hasil rata-rata UKG yang dilaksanakan oleh kementerian pendidikan pada tahun 2015 memang rendah yaitu 56,69 (di bawah KKM). Dan hanya sepertiga guru yang memperoleh nilai sesuai KKM. Artinya 2/3 dari seluruh guru di Indonesia yang belum mencapai KKM atau standar minimal kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru.

Apakah dengan data ini kemudian dapat dijadikan dasar untuk mengambil kesimpulan bahwa guru-guru di Indonesia adalah guru dengan kualitas terburuk di dunia?

Mari kita refleksi sejenak.

Setelah melakukan proses pembelajaran kemudian guru melaksanakan asesmen. Bila hasil dari asesmen tersebut menyatakan bahwa 2/3 dari peserta didik belum mencapai KKM. Siapakah yang dianggap salah atau paling bertangging jawab dalam hal ini ? Jawabannya tentu guru. Tidak lantas kemudian dikatakan bahwa peserta didik tersebut kualitasnya buruk.

Ada banyak faktor yang menjadi penyebabnya. Strategi pembelajaran yang dilakukan, kondisi peserta didik atau guru kurang memperhatikan tingkat kesulitan materi.

Dasar berikutnya yaitu hasil yang dikeluarkan dari PISA.

PISA (Program for International Student Assessment) adalah sebuah program penilaian yang diadakan oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). PISA mengevaluasi kemampuan siswa remaja dalam membaca, matematika, dan sains. Hasilnya digunakan untuk menyediakan data perbandingan internasional tentang kinerja pendidikan. Program ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang sejauh mana peserta didik dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut PISA kemampuan peserta didik Indonesia dalam hal literasi, sains dan matematika berada pada urutan nomor 5 dari bawah di tingkat dunia (peringkat 74 dari 79 negara).

Pertanyaannya, apakah denhan dua dasar tersebut dapat dijadikan sebagai sebuah dasar untuk mengatakan bahwa kualitas guru-guru di Indonesia adalah yang terburuk di dunia?

Berdasarkan Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005 menyatakan bahwa guru harus memiliki empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi profesional dan kompetensi kepribadian.

Untuk mengukur keempat kompetensi tersebut tidak semata-mata melalui tes atau uji kompetensi.

Untuk kompetensi profesional dan pedagogik bisa diukur mengginakan uji atau tes tertulis. Sedangkan kompetensi sosial dan kepribadian lebih bersifat pada tindakan nyata dari seorang guru.

Oleh karena itu dalam menilai kompetensi guru harus dilakukan secara komprehensif.

Data yang diberikan oleh youtuber guru gembul memang benar tetapi membuat kesimpulan bahwa guru-guru di Indonesia adalah guru dengan kualitas terburuk di dunia dengan dasar dua data itu sangatlah naif.

Akan tetapi di sisi lain, hal ini juga bisa dijadikan sebagai motivasi bagi para guru untuk lebih meningkatkan kompetensinya.

Mari kita berikan apresiasi setinggi-tingginya untuk para pahlawan tanpa tanda jasa ini terutama mereka yang mengabdi di daerah terpencil, daerah terluar, serta daerah tertinggal.

Di daerah terpencil dan terluar sering dihadapkan pada kondisi geografis yang sulit diakses, keterbatasan infrastruktur, serta tantangan dalam memenuhi kebutuhan pendidikan masyarakat setempat.

Guru di daerah tertinggal sering memainkan peran penting dalam upaya meningkatkan taraf pendidikan dan pembangunan di wilayah tersebut. Dukungan dari pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat umumnya diperlukan untuk menciptakan perubahan positif dalam pendidikan di daerah-daerah ini.

Angin bergerak

Perahu laju

Guru bergerak

Indonesia maju

Selamat Hari Guru Nasional Ke 78

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun