Menikah, hamil dan memiliki anak tentu hal yang diinginkan oleh sebagian besar kaum perempuan. Bila Allah sudah mentaqdirkan calon ibu ini hamil maka wajib disyukuri dan harus dibekali dengan berbagai macam ilmu tentang kehamilan dan seterusnya.
Menurut sebagian besar kaum ibu, saat hamil terkadang janin "menendang" sebagai bentuk respon atau protes terhadap apa yang dilakukan oleh ibunya.
Yuk kita intip apa saja yang tidak disukai oleh janin.
Pertama, janin tidak suka bila ibunya menyentuh atau mengelus perutnya secara terus menerus. Nah lo...kenapa ya ? Pada usia trimester ke-tiga sering kita lihat seorang perempuan yang sedang hamil mengelus perutnya. Ini merupakan cara bekomunikasi anatara ibu dengan janin. Perasaan haru dan bahagia inilah yang membuat ibu kerap mengelus perutnya. Akan tetapi kita tidak tahu bagaimana respon janin. Janin juga merespon senang saat ibu mengelus perutnya. Akan tetapi bila dilakukan terlalu sering dikhawatirkan janin mulai jenuh dan tidak meresponnya.
Ke-dua, janin tidak suka bila tiba-tiba terdengar suara keras. Suara yang terdengar oleh janin memang sudah teredam oleh cairan di dalam tubuh sang ibu. Selain itu telinga janin sebenarnya juga belum berfungsi maksimal. Meski demikian bukan berarti paparan suara keras tidak berpengaruh buruk pada janin. Jika paparan terjadi setidaknya 8 jam setiap harinya selama proses kehamilan maka akan berdampak buruk pada perkembangan janin. Salah satunya adalah bayi lahir dengan berat badan rendah.
Menurut KH Fahrur Rozi atau Gus Fahrur dari PBNU lantunan ayat-ayat suci Al Qur'an dan Asmaul Husna bisa memberi efek positif sehingga bisa membuat saraf otak bayi meregang. Dampaknya dapat menghilangkan kegelisahan untuk janin maupun ibu yang sedang hamil.
Ke-tiga, janin tidak suka bila ibunya tertawa terbahak-bahak. Saat ibu tertawa janin juga ikut merasakan kebahagiaan. Namun bila tertawanya cukup keras sampai terbahak-bahak maka perut sang ibu berguncang, janin ikut merasakan guncangannya. Ibarat  mengapung di dalam kantong cairan dan kemudian dilemparkan ke trampolin. Oleh karenanya ibu perlu memegangi perutnya bila tertawa keras atau terbahak-bahak untuk menghindari guncangan. Maka jangan kaget bila setelah tertawa terbahak-bahak ada tendangan dari dalam. Itulah bentuk protes dari sang janin karena merasa terganggu.
Ke-empat, janin tidak suka bila ibunya galau dan depresi. Apapun yang dialami ibu janin ikut merasakan entah bahagia maupun kesedihan. Bagi ibu yang sedang hamil sangat dianjurkan untuk menjaga kestabilan emosi karena sangat berpengaruh terhadap kesehatannya juga terhadap janin yang sedang dikandungnya.Â
Dilansir dari Mom Junction bila sang ibu galau, stres bahkan sampai depresi maka dampaknya bagi janin antara lain bayi yang lahir lebih beresiko terkena depresi, obesitas, massa otot minim, penyakit jantung dan osteoporosis. Selain itu juga bisa terjadi bayi lahir prematur dan beresiko mengalami gangguan pencernaan dan pernapasan, resiko lahir dengan berat badan rendah, daya tahan tubuh lemah serta rentan mengalami gangguan perkembangan saraf dan mengidap autisme, skizoprenia sampai attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) yaitu sulit memfokuskan perhatian.
Ke-lima, janin tidak suka bila ibunya terlalu banyak gerak saat tidur. Sama seperti tertawa terbahak-bahak, janin pun merasa terganggu bila sang ibu terlalu banyak gerak saat tidur. Janin juga perlu waktu istirahat. Bila sang ibu banyak bergerak maka janin merasa istirahatnya terganggu.
Ke-enam, janin tidak suka kalau ibunya kelaparan sampai keroncongan. Rasa lapar yang dirasakan ibu juga akan dirasakan oleh janin. Janin akan merespon dengan menendang. Seandainya dibahasakan,"Ibu, aku lapar. Makan dong." Oleh karena itu jangan sampai sang ibu kelaparan. Bila ibu makan maka janin akan senang meresponnya.