Mohon tunggu...
Izatul Laela
Izatul Laela Mohon Tunggu... Guru - Kepala Sekolah di SDN Karangsono Kecamatan Wonorejo Kabupaten Pasuruan

Hobi menulis, membaca, konten yang menarik tentang kisah yang inspiratif

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berkurbanlah Agar Tak Menjadi Korban Kehidupan

24 Juni 2023   07:24 Diperbarui: 28 Juni 2023   12:10 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona


Kata Korban atau kurban berasal dari bahasa Arab "Qariba-Yaqrabu-Qurbanan" yang memiliki makna dekat.
Artinya mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan melaksanakan perintahNya.  

Adapun menurut pengertian syariat kurban adalah menyembelih hewan ternak yang memenuhi syarat tertentu, dilaksanakan pada hari Raya Iedul Adha dan hari tasyrik yaitu pada hari ke 11, 12 dan 13 bulan Dzulhijjah dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Menurut jumhur ulama' hukum kurban adalah sunnah mu'akad, artinya ibadah sunnah yang ditekankan bagi kaum muslimin yang mampu dan memenuhi syarat.

Dalam pandangan Islam, orang yang mampu tapi tidak mau kurban maka termasuk orang yang tercela bahkan Rasulullah SAW sangat membencinya.

Allah SWT berfirman dalam Al Qur'an surat Al Kautsar
"Sesungguhnya Kami telah memberikan nikmat kepadamu yang banyak, maka dirikanlah sholat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membencimu dialah yang terputus."

Merujuk dari ayat tersebut, Ustadz Muhammad Sholeh Drehem, LC kembali mengingatkan kepada kaum muslimin untuk berkurban bagi yang mampu.

Menurut beliau, dengan berkurban maka kita akan terhindar dari "kurban kehidupan".

Pertama, dengan berkurban insya Allah akan terhindar dari anak yang tidak taat kepada orang tua.

Kedua, dengan melaksanakan ibadah kurban insya Allah terhindar dari istri yang berani terhadap suaminya.

Ketiga, dengan berkurban insya Allah akan terhindar dari rumah tangga yang banyak masalah.

Keempat, dengan berkurban insya Allah akan terhindar dari masalah pekerjaan.

Beliau menandaskan agar jangan terlalu banyak pertimbangan untuk berkurban bagi orang yang mampu.

Bila ada orang mampu berkurban kemudian tidak mau berkurban dengan berdalih bahwa bulan Ramadhan kemarin yang baru dua bulan lalu sudah membayar zakat mal, maka sesungguhnya zakat mal itu dalam rangka untuk mensucikan harta.

Atau ada yang berdalih bahwa selama bulan Ramadhan sudah memberikan takjil setiap hari, sesungguhnya akan memperoleh pahala sebanyak orang yang diberi tanpa mengurangi pahala orang yang diberi.

Itu semua berbeda dengan ibadah kurban.

Dalam melaksanakan ibadah yang berkaitan dengan harta benda, jangan terlalu banyak pertimbangan. Jangan main hitung-hitungan dengan Allah. Karena hitungan Allah jauh lebih keras lagi. Demikian lanjut Ust. Drehem.

Sabda Rasulullah SAW ,"Rasulullah Saw. bersabda: "Barangsiapa yang diberi keleluasaan rizqi tidak berkurban, maka janganlah mendekati tempat sholat kami." (HR. Ahmad)

Dari hadits ini maka dapat disimpulkan bahwa bila muslim mampu berkurban tapi tidak mau maka bukan dianggap sebagai ummat Rasulullah SAW. Na'udzubillah mindzalik. Padahal kita sungguh-sungguh mengharapkan syafaat dari beliau SAW.

Idealnya, bagi yang mampu, dalam satu rumah berkurban 1 ekor kambing atas nama diri sendiri dan keluarga. Itulah yang dilaksanakan oleh Nabiyullah Ibrahim 'alaihissalam. Itu juga yang dilakukan oleh Rasulullah SAW.

Pernah suatu ketika musim paceklik, Rasulullah SAW berkurban 1 ekor domba kemudian beliau berdoa ," Yaa Rabb ini kurban  atas namaku, keluargaku dan ummatku."Masya Allah.

Jadi, saat berkurban niatkan untuk diri, keluarga bahkan tetangga. Niatkan saja dalam hati, semoga tetangga kanan kiri yang mampu dan belum berkurban dapat tergerak hatinya untuk berkurban.

Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun