Beliau menandaskan agar jangan terlalu banyak pertimbangan untuk berkurban bagi orang yang mampu.
Bila ada orang mampu berkurban kemudian tidak mau berkurban dengan berdalih bahwa bulan Ramadhan kemarin yang baru dua bulan lalu sudah membayar zakat mal, maka sesungguhnya zakat mal itu dalam rangka untuk mensucikan harta.
Atau ada yang berdalih bahwa selama bulan Ramadhan sudah memberikan takjil setiap hari, sesungguhnya akan memperoleh pahala sebanyak orang yang diberi tanpa mengurangi pahala orang yang diberi.
Itu semua berbeda dengan ibadah kurban.
Dalam melaksanakan ibadah yang berkaitan dengan harta benda, jangan terlalu banyak pertimbangan. Jangan main hitung-hitungan dengan Allah. Karena hitungan Allah jauh lebih keras lagi. Demikian lanjut Ust. Drehem.
Sabda Rasulullah SAW ,"Rasulullah Saw. bersabda: "Barangsiapa yang diberi keleluasaan rizqi tidak berkurban, maka janganlah mendekati tempat sholat kami." (HR. Ahmad)
Dari hadits ini maka dapat disimpulkan bahwa bila muslim mampu berkurban tapi tidak mau maka bukan dianggap sebagai ummat Rasulullah SAW. Na'udzubillah mindzalik. Padahal kita sungguh-sungguh mengharapkan syafaat dari beliau SAW.
Idealnya, bagi yang mampu, dalam satu rumah berkurban 1 ekor kambing atas nama diri sendiri dan keluarga. Itulah yang dilaksanakan oleh Nabiyullah Ibrahim 'alaihissalam. Itu juga yang dilakukan oleh Rasulullah SAW.
Pernah suatu ketika musim paceklik, Rasulullah SAW berkurban 1 ekor domba kemudian beliau berdoa ," Yaa Rabb ini kurban  atas namaku, keluargaku dan ummatku."Masya Allah.
Jadi, saat berkurban niatkan untuk diri, keluarga bahkan tetangga. Niatkan saja dalam hati, semoga tetangga kanan kiri yang mampu dan belum berkurban dapat tergerak hatinya untuk berkurban.
Semoga bermanfaat.