Mohon tunggu...
Izatul Laela
Izatul Laela Mohon Tunggu... Guru - Kepala Sekolah di SDN Karangsono Kecamatan Wonorejo Kabupaten Pasuruan

Hobi menulis, membaca, konten yang menarik tentang kisah yang inspiratif

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Pentingnya Mengajarkan Anak Tentang Seksualitas Sejak Dini

18 Juni 2023   13:19 Diperbarui: 18 Juni 2023   16:39 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ke-empat : Melakukan pendampingan. Membesarkan anak-anak di era digital harus memiliki bekal ilmu agama dan selalu update informasi.Beberapa waktu yang lalu merupakan hari AIDS internasional.  Hasil riset yang ditunjukkan oleh UN menyatakan bahwa Jakarta-Bangkok-Hanoi itu merupakan segitiga  dimana anak-anak menggunakan sosial media dan gadget untuk pacaran dan mudah melakukan seks, sendiri atau berkelompok.

Hasil riset itu menunjukkan bahwa anak-anak itu berada pada kisaran usia 10-14 tahun.

Tragisnya lagi, tidak sedikit dari anak-anak itu yang kemudian "menawarkan diri" melalui gadget itu.

Ini harus betul-betul diwaspadai oleh oara oang tua. Jangan sampai ada anggapan bahwa pacaran anak-anak jaman sekarang masih sama dengan mereka saat masih muda dulu.

Ini sebuah kesalahan besar. Ini fatalitas. Orang tua tidak boleh abai. Pun demikian dengan pemerintah.

Bila kita cermati latar belakang pendidikan orang tua di Indonesia. 60% lulusan SD. Apakah hal ini mutlak tanggung jawab orang tua? Tidak. Pemerintah juga harus ikut bertanggung jawab mencerdaskan para orang tua. Sebab orang tua belum memiliki bekal yang cukup untuk berbicara kepada anak-anaknya, tahapan-tahapannya bagaimana dan seterusnya.

Apabila pemerintah tidak turun tangan maka komunitas-komunitas yang sekarang ini sedang berlangsung di perguruan tinggi disosialisasikan, ditawarkan sebuah kurikulum yang komprehensif untuk pendidikan seks tapi membuat anak sangat bebas, membuat anak duharapkan membuat pilihan padahal anak belum mampu melakukannya dan guru sebagai fasilitator. Hal ini bisa mengarah kepada Lesbian Gay Biseksual and Transgender (LGBT).

Sebagai orang tua, apa yang mesti kita lakukan saat anak mengatakan "Ma, aku jatuh cinta"?

Menurut Elly Risman, bila kita mendapati anak "curhat" dan mengatakan sedang jatuh cinta, maka sebagai orang tua  hal yang harus kita lakukan adalah

Pertama, kita dengarkan, kita menerima dulu, kita katakan "alhamdulillah ada yang naksir".

Lanjutkan dengan pertanyaan, "siapa ya? "Karena apa ya?"
"Kira-kira sampai berapa lama ya?"
"Apa saja ya yang boleh dilakukan dan yang nggak boleh?"
"Apa saja yang dilakukan teman-temanmu saat pacaran?"
"Kamu tahu nggak itu boleh apa nggak?"
Jadi harus rileks dulu. Karena konsekuensinya masih panjang. Bila sejak awal sudah "kenceng" dikhawatirkan nantinya anak tidak mau lagi untuk curhat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun