Mohon tunggu...
Izatul Laela
Izatul Laela Mohon Tunggu... Guru - Kepala Sekolah di SDN Karangsono Kecamatan Wonorejo Kabupaten Pasuruan

Hobi menulis, membaca, konten yang menarik tentang kisah yang inspiratif

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Idulfitri dan Hikmahnya

21 April 2023   00:00 Diperbarui: 21 April 2023   00:05 824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: wallpapercave.com

Iedul Fitri selalu menjadi momen yang menggembirakan bagi  ummat Islam di seluruh dunia. Terlepas dari perbedaan penentuan 1 Syawal, Iedul Fitri selalu dinanti kehadirannya. 

Setelah sebulan lamanya menahan lapar dan dahaga den melaksanakan ibadah-ibadah lainnya seperti tarawih, tadarrus Al Qur’an, menunaikan zakat fitrah, serta ibadah-ibadaha sunnah lainnya.

Iedul Fitri berasal dari kata “ied” dan “fitri”. “Ied dari kata “aada-ya’uudu” yang artinya kembali, sedangkan “fitri” memiliki dua makna yaitu suci dan berbuka. Suci berarti bersih dari segala dosa, kesalahan, keburukan. 

Adapun arti fitri adalah berbuka didasarkan pada hadits Rasulullah SAW:”Dari Anas bin Malik: Nabi Muhammad SAW tidak pernah pergi (untuk sholat) pada hari raya Iedul Fitri tanpa makan beberapa kurma sebelumnya.”

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Iedul Fitri berarti kembalinya seseorang dalam keadaan suci, bebas dari dosa, kesalahan dan keburukan. Bisa dikatakan dalam kesucian atau fitrah. 

Hal ini dikarenakan tarbiyah atau pendidikan yang merupakan kawah “candradimuka” ummat Islam selama bulan Ramadhan diharapkan mampu menggembleng jiwa dan kepribadian ummat Islam menjadi manusia yang bertaqwa sebagaimana tercantum dalam Al Qur’an : “Hai orang-orang yang beriman diwajibkan kepadamu berpuasa sebagaimana diwajibkan pada ummat sebelum kamu agar kamu bertakwa” (QS Al Baqarah “ 183)

Apa sebenarnya makna Iedul Fitri? Apakah memang saatnya “pamer” segala yang serba “baru”? Baju baru, sepatu baru, sandal baru, mukena baru, rumah “tampak baru” (karena beganti cat), dan seterusnya?

Tidak ada yang salah dengan baju baru, karena memang dianjurkan untuk memakai pakaian terbaik, tapi bukan berarti harus baru. "Pada hari Idul Fitri dan Idul Adha, Rasulullah SAW memerintahkan kami untuk menggunakan pakaian terbaik yang kami miliki dan memakai wewangian terbaik yang ada pada kami, serta berkurban dengan binatang yang tergemuk yang kami punyai." (HR Hakim)

Ada banyak hikmah yang dapat kita ambil dari perayaan Iedul Fitri yaitu:

Kembali kepada fitrah. “Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan dengan dengan penuh keimanan dan mengharap (pahala dari Allah) maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lau”. (HR Muttafaqun “Alaih)

Meningkatkan keimanan. Saat menyambut Iedul Fitri disunnahkan bagi ummat Islam untuk mengumandangkan takbir, tahmid, tahlil, tasbih sebagai bentuk penegasan keimanan dan ketauhidan. Mengakui bahwa hanya Allah Yang Maha Besar. Memuji Allah sebagai Rabb pencipta alam semesta. Mendeklarasikan bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah. Mensucikan asma Allah. Kalimat-kalimat thoyyibah itu dikumandangkan sebagai syi’ar agama.

Semangat peduli dan berbagi. Anjuran untuk memperbanyak sedekah melalui infaq, shodaqoh serta kewajiban menunaikan zakat merupakan wujud nyata kepedulian ummat Islam terhadap sesama. 

Dari Ibnu Abbas berkata bahwa RAsulullah SAW adalah manusia yang paling dermawan, lebih-lebih pada bulan Ramadhan. Ketika malaikat Jibril AS akan menemuinya dan malaikat Jibril AS mendatanginya setiap malam di bulan Ramadhan untuk bertadarrus Al Qur’an dengan beliau. Sungguh Rasulullah SAW jauh lebih dermawan dengan kebajikan daripada angin yang bertiup (HR Muttafun ‘Alaih)

Kebersamaan dan persatuan. Ramadhan mengajarkan kebersamaan dalam banyak moment seperti sholat fardhu berjamaah, sholat tarawih berjamaah, tadarrus bersama, berbuka bersama dan seterusnya. 

Kalaupun ada perbedaan penentuan 1 Syawal tetap tidak mengurangi nilai persatuan dan ukhuwah sesama muslim. Semua bisa berlapang dada menerima perbedaan karena masing-masing memiliki dalil atau alasan yang dapat diterima secara syar’i, baik yang menggunakan metode hisab maupun ru’yatul hilal.

Momen berkumpul dengan keluarga. Iedul Fitri merupakan momen yang sangat ditunggu oleh sebagian besar keluarga terutama yang tidak tinggal satu rumah, satu kampung bahkan satu negara. Kesempatan berharga ini menjadi momen sangat penting untuk dapat berkumpul dengan keluarga besar.

Menyambung silaturrahim. Banyak sekali komunitas baik dari keluarga maupun komunitas alumni sekolah dan sebagainya menjadikan Iedul Fitri sebagai momen untuk dapat bersilaturrahim dengan teman, kolega dan sebagainya. 

Di Indonesia tentu tidak asing dengan istilah Halal Bihalal. Halal bihalal ini erat kaitannya dengan tradisi Lebaran yang menonjol pada masyarakat Jawa. Mengutip Ensiklopedi Islam Nusantara Edisi Budaya, Ali Masdar mengatakan bahwa istilah Halal Bihalal dipercaya merupakan istilah yang diciptakan oleh Kiai Abdul Wahab Chasbullah, salah seorang kiai Nahdhatul Ulama.

Apapun makanannya

Minum yang sehat air putih saja

Kapanpun hari rayanya

Kita semua tetaplah bersaudara

Taqabballahu minna waminkum. 

Kullu 'aamin waantum bikhairin. 

Minal 'aidin wal faizin. 

Mohon Maaf Lahir dan Batin. 

Selamat Hari Raya Iedul Fitri 1444 H

Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun