Mohon tunggu...
Izatul Laela
Izatul Laela Mohon Tunggu... Guru - Kepala Sekolah di SDN Karangsono Kecamatan Wonorejo Kabupaten Pasuruan

Hobi menulis, membaca, konten yang menarik tentang kisah yang inspiratif

Selanjutnya

Tutup

Nature

Eco Enzim: Solusi Atasi Polusi

9 Maret 2023   20:25 Diperbarui: 9 Maret 2023   21:45 663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: tabloidsinartani.com

Mengutip dari beritajatim.com : Berdasarkan data DLH Kabupaten Pasuruan, setiap harinya jumlah sampah dari masyarakat mampu mencapai 1330 Ton dari total 1,9 juta penduduk. Tercatat sebanyak 200 ton sampah mencemari perairan laut di Pasuruan. Memang, problem sampah di lautan masih jadi persoalan lingkungan yang belum terselesaikan.

Bila kita cermati dari Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup memberi penjelasan bahwa pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan.

Segala sesuatu yang dapat menimbulkan pencemaran disebut polutan (bahan pencemar). Zat dapat dikatakan sebagai polutan apabila jumlahnya telah melebihi batas normal, yang berada pada waktu dan tempat yang tidak tepat. Zat pencemar dikenal juga dengan istilah limbah (sampah). Limbah merupakan bahan buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi, seperti kegiatan rumah tangga yang kehadirannya dapat berdampak negatif bagi lingkungan. Berdasarkan sifatnya limbah dapat digolongkan menjadi limbah cair, limbah padat, limbah daur ulang, limbah organik, dan limbah bahan berbahaya beracun (B3).

Berbekal dari bentuk keprihatinan dan rasa peduli terhadap lingkungan, siswa SMPN 2 Wonorejo melakukan sebuah upaya untuk mengurangi pencemaran lingkungan yang berasal dari limbah domestic khususnya limbah organic.

Limbah Organik merupakan limbah yang berasal dari jaringan orgnisme atau makhluk hidup dan umumnya mudah diuraikan (biodegradable). Contoh limbah organic adalah serat atau bagian dari tumbuhan (saayur, buah), bangkai hewan, kotoran hewan.

Eco enzim : sebuah solusi

Eco enzim merupakan hasil dari fermentasi limbah dapur organik seperti ampas buah dan sayuran, gula (gula coklat, gula merah atau gula tebu), dan air. Seorang pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailand, Dr. Rosukon Poompanvong memperkenalkan Eco Enzim untuk pertama kalinya. Gagasan proyek ini adalah untuk mengolah enzim dari sampah organik yang biasanya dibuang ke dalam tong sampah menjadi pembersih organik.

Pada pembelajaran IPA kelas VII dengan Kompetensi Dasar Menganalisis terjadinya  pencemaran lingkungan  dan dampaknya bagi ekosistem dan indicator Memberikan contoh cara penanggulangan pencemaran  lingkungan. Cara menanggulangi pencamaran sampah organic terhadap air, tanah dan udara dengan pembuataan ecoenzim dan pemanfaatan ecoenzim dalam kehidupan sehari-hari.

Dokpri
Dokpri

Produk eco enzim merupakan produk ramah lingkungan yang mudah digunakan dan mudah dibuat. Pembuatan eco enzim hanya membutuhkan air, gula sebagai sumber karbon, dan sampah organik sayur dan buah. Pemanfaatan eco enzim dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah sampah rumah tangga terutama sampah organik yang komposisinya masih tinggi.

Pada pembelajaran ini dikelompokkan menjadi 4 dengan pembagian kelompok secara heterogen baik secara kemampuan akademik maupun gender. Tiap kelompok membuat eco enzim dengan bahan yang berbeda. Kelompok 1 menggunakan kulit buah, kelompok 2 menggunakan sisa sayuran, kelompok 3 menggunakan empon-empon (kunyit, jahe, temulawak, kencur, kunci), dan kelompok 4 menggunakan perpaduan bahan kulit buah, sisa sayur dan empon-empon).

Dalam pembuatannya, eco enzim membutuhkan container berupa wadah yang terbuat dari plastik. Dalam hal ini memanfaatkan botol bekas air mineral yang juga dapat mengurangi limbah anorganik. Penggunaan bahan yang terbuat dari kaca sangat dihindari karena dapat menyebabkan wadah pecah akibat aktivitas mikroba fermentasi. Eco enzim tidak memerlukan lahan yang luas untuk proses fermentasi seperti pada pembuatan kompos dan tidak memerlukan bak komposter dengan spesifikasi tertentu.

Cara Pembuatan Eco enzim

Alat dan Bahan

Alat :

Wadah bertutup /toplesf. Kayu Pengaduk

Pisaug. Selotip / Lakban

Talenanh. Alat Tulis : Spidol / Pulpen

Timbangani.  Botol Plastik

Takaran Air

 

Bahan

1 kg Gula merah / Tetes

3 kg Sisa kulit buah-buahan

10 lt air bersih

Langkah Kerja

Buatlah rancangan komposisi perbandingan bahan dalam pembuatan Ecoenzim!

Patokan : 1 kg gula merah : 3 kg kulit buah : 10 liter air

 2. Tuang semua bahan ke dalam botol, bisa juga menggunakan blender untuk mencacah limbah, kemudian campur gula dan air dalam botol.

3. Simpan di tempat yang kering dan sejuk dengan suhu dalam rumah

4. Biarkan selama 3 bulan, dan buka setiap hari di 2 minggu pertama, kemudian 2-3 hari sekali, kemudian seminggu sekali. Di minggu pertama akan ada banyak gas yang dihasilkan.

5. Kadang ada lapisan putih di permukaan larutan. Jika cacing muncul tambahkan gula segenggam, aduk rata kemudian tutup

6. Setelah 3 bulan, saring eco enzyme menggunakan kain kasa atau saringan.

7. Residu dapat digunakan lagi untuk batch baru produksi dengan menambahkan sampah segar. Residu juga bisa dikeringkan, kemudian diblender dan dikubur di dalam tanah sebagai pupuk.

Proses Pembuatan Eco enzim

Fermentasi yang menghasilkan alkohol dan asam asetat yang bersifat disinfektan hanya dapat diaplikasikan pada produk tanaman karena kandungan karbohidrat (gula) di dalamnya. Proses pembusukan dan fermentasi daging berbeda dengan tanaman. Daging akan cepat membusuk dan menghasilkan patogen pada suhu yang tidak teregulasi. Jika ingin membuat eco enzim, atau ingin sampah organik diolah oleh agen sampah, pastikan sampah sisa sayur dan buah terpisah dari sampah organik atau non organik lainnya.

Proses fermentasi akan berlangsung 3 bulan. Bulan pertama, akan dihasilkan alcohol, kemudian pada bulan kedua akan menghasilkan cuka dan pada bulan ketiga menghasilkan enzim. Pada bulan ketiga, eco enzim kita sudah bisa dipanen. Caranya adalah dengan menyaring menggunakan kain yang sudah tidak terpakai atau baju juga bisa digunakan untuk saringan. Sisa atau ampas eco enzim dapat kita gunakan untuk beberapa manfaat seperti:

Sebagai starter (ease) atau untuk membantu mempercepat proses pembuatan eco enzim selanjutnya.

Untuk membantu proses penguaraian di dalam septictank. Untuk itu, ampas ini kita hancurkan dan masukkan ke dalam saluran toilet.

Sebagai kompos dengan cara meletakkannya selapis demi selapis di dalam tanah.

Berikut merupakan beberapa manfaat cairan eco-enzim

1. Sebagai Cairan Pembersih, baik pembersih tangan atau hand sanitizer maupun pembersih kloset.

2. Pupuk tanaman; Eco enzim bermanfaat untuk menyuburkan tanah dan tanaman, menghilangkan hama, dan meningkatkan kualitas dan rasa buah dan sayuran yang kita tanam. Caranya: campurkan 30 ml Eco enzim ke dalam 2 liter air. Masukkan campuran larutan air dan Eco enzim ini ke dalam botol semprot dan semprotkan ke tanah di sekitar tanaman atau langsung ke tanaman kalau tanaman terkontaminasi oleh hama.

Catatan: Jangan gunakan 100% larutan eco enzim ke tanah atau tanaman karena akan membuat tanah asam dan "membakar" tanaman.

3. Pengusir hama; Eco enzim sangat efektif untuk mengusir hama tanaman seperti anggrek dan sayur-sayuran bahkan hama atau hewan yang mengganggu di sekitar rumah, seperti kecoa, semut, lalat, nyamuk, dan serangga lainnya. Caranya: campurkan 15 ml Eco Enzim ke dalam 500 ml air. Masukkan campuran larutan air dan Eco enzim ini kedalam botol semprot dan semprotkan ke area yang ditargetkan untuk bebas hama.

4. Melestarikan lingkungan; Larutan pembersih komersial yang ada sekarang seringkali mengandung berbagai jenis senyawa kimia seperti fosfat, nitrat, amonia, klorin dan senyawa lain yang berpotensi mencemari udara, tanah, air tanah, sungai dan laut. Penggunaan Eco enzm sebagai larutan pembersih alami berkontribusi menjaga lingkungan bumi kita.

Dengan proses yang begitu mudah dan manfaat yang luar biasa, semoga menyadarkan kita untuk mencintai lingkungan. Pengelolaan sampah akan sangat terbantu dan berdampak signifikan untuk pengurangan sampah jika setiap rumah tangga dapat memanfaatkan sampah terutama sampah organic.

Kami sudah memulai. Bagaimana dengan Anda?

Sumber :

https://beritajatim.com/peristiwa/200-ton-sampah-cemari-pesisir-pantai-pasuruan/

https://dlh.cimahikota.go.id/article/detail?id=21

RPP Pencemaran Lingkungan kelas VII SMPN 2 Wonorejo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun